Metamfetamin, yang biasa dikenal dengan sabu, adalah obat yang sangat membuat ketagihan dan berbahaya. Berhenti mengonsumsi sabu memang sangat sulit, namun hal ini dapat dilakukan dengan berbagai langkah dan dukungan yang tepat. 12 Langkah berikut akan mengajari Anda cara berhenti menggunakan sabu dan memulai perjalanan menuju pemulihan.
Memahami Kecanduan Sabu
Berhenti menggunakan sabu ibarat mendekati lampu lalu lintas. Pada awalnya, melaju kencang, merasa tak terkalahkan dan mengabaikan tanda-tanda peringatan. Namun semakin dekat, mulai melihat perubahan cahaya dari hijau menjadi kuning. Ini adalah cara tubuh memberitahu untuk memperlambat, beristirahat, dan mempertimbangkan kembali pilihan tersebut. Namun pengguna mengabaikannya, karena yakin bisa terus maju dan mengalahkan rintangan. Dan tiba-tiba lampunya berubah menjadi merah. Rem diinjak, tapi sudah terlambat. Pengguna telah melewati batas, dan sekarang tinggal menghadapi konsekuensinya
Sabu adalah narkoba dari golongan stimulan kuat yang berkerja dengan mempengaruhi sistem saraf pusat. Sabu yang dikonsumsi akan menghasilkan lonjakan dopamin, yaitu neurotransmitter yang terkait dengan kesenangan dan penghargaan, yang menyebabkan perasaan euforia yang intens. Seiring berjalannya waktu, penggunaan sabu dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis, sehingga sulit untuk berhenti.
Kecanduan sabu dapat menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental. Penggunaan sabu dalam jangka panjang dapat mengakibatkan hilangnya ingatan, perilaku agresi, perilaku psikotik, kerusakan jantung dan otak, malnutrisi, masalah kerusakan gigi parah, dan peningkatan risiko penyakit menular. Dalam beberapa tahun terakhir, kombinasi sabu dan fentanil telah menjadi penyebab utama overdosis fatal di Amerika Serikat.
Sabu sangat membuat ketagihan karena mengubah sistem penghargaan otak. Ketika sabu digunakan, senyawa ini akan membanjiri otak dengan produksi dopamin, menciptakan sensasi yang menyenangkan. Dengan penggunaan yang terus-menerus, otak menjadi toleran terhadap obat tersebut, sehingga membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama. Ketika penggunaan sabu dihentikan, maka gejala penarikan diri (sakau) seperti kesedihan, kelelahan, kecemasan, dan keinginan mengidam yang intens akan terjadi.
12 Langkah Berhenti dari Kecanduan Sabu
Berhenti menggunakan sabu bisa menjadi keinginan yang sangat sulit dan berpotensi berbahaya. Bantuan dari dokter atau profesional medis sangat penting untuk memastikan proses pemulihan yang aman dan sukses. Setidaknya ada 12 langkah yang harus dilakukan untuk berhenti dari kecanduan sabu yaitu :
Kenali Masalah dan Ambil Keputusan untuk Berubah
Langkah pertama untuk berhenti menggunakan sabu adalah mengakui masalahnya dan mengambil keputusan tegas untuk berhenti. Hal ini memerlukan kejujuran terhadap diri sendiri dan komitmen terhadap kehidupan yang lebih sehat dan bebas narkoba. Akan sangat membantu jika menuliskan alasan berhenti dan tujuan yang ingin dicapai.
Carilah Perawatan Profesional
Perawatan profesional sangat penting untuk mengatasi kecanduan sabu. Program pengobatan rawat jalan yang ditawarkan pusat rehabilitasi narkoba misalnya, menawarkan pendekatan unik yang dirancang khusus untuk mereka yang berjuang melawan kecanduan narkoba stimulan seperti sabu. Program tersebut mencoba menggabungkan ilmu saraf, gamifikasi, dan penghargaan untuk menstimulasi otak dan membantu seseorang berhenti menggunakan sabu.
Ciptakan Lingkungan yang Mendukung
Mengelilingi diri dengan lingkungan yang mendukung dan pengertian dapat meningkatkan peluang pecandu bisa berhasil berhenti menggunakan sabu. Carilah dukungan dari teman, keluarga, atau kelompok dukungan yang dapat memberikan dorongan, akuntabilitas, dan bimbingan sepanjang proses pemulihan yang sedang dilakukan.
Mengembangkan Mekanisme Mengatasi Rasa Mengidam dan Pemicunya
Keinginan dan pemicu akan sabu bisa sangat kuat dan sulit ditolak. Karena itu penting bagi pecandu untuk mengembangkan mekanisme penanggulangan yang sehat untuk mengelola keinginan mengidam itu secara efektif. Terlibat dalam aktivitas seperti olahraga, pernapasan dalam, atau melakukan hobi dapat membantu mengalihkan perhatian dari nafsu makan dan mengurangi intensitasnya.
Menerapkan Strategi Pengurangan Dampak Buruk
Penelitian menunjukkan bahwa pengurangan penggunaan sabu secara bertahap dari waktu ke waktu bisa lebih efektif dalam mengatasi kecanduan narkoba jenis stimulan. Strategi pengurangan dampak buruk melibatkan minimalisasi risiko yang terkait dengan penggunaan narkoba sambil berupaya untuk tidak mengonsumsi narkoba. Pendekatan ini dapat membantu pecandu secara bertahap mengurangi ketergantungan mereka pada sabu dan mengembangkan kebiasaan yang lebih sehat.
Pemulihan dengan Pemberian Obat
Meskipun tidak ada obat khusus untuk kecanduan sabu, beberapa jenis obat tertentu dapat membantu mengatasi gejala putus obat, mengidam, dan masalah kesehatan mental yang terjadi bersamaan. Tim dokter yang menangani dapat meresepkan obat yang tepat untuk mengurangi depresi, kecemasan, dan keinginan mengidam berdasarkan kebutuhan spesifik pecandu.
Terlibat dalam Terapi dan Konseling
Terapi dan konseling memainkan peran penting dalam menghentikan penggunaan sabu. Terapi individu dapat membantu mengatasi masalah mendasar yang berkontribusi terhadap kecanduan, sementara terapi kelompok memberikan komunitas yang suportif dan pengertian. Perilaku kognitifterapi oral (CBT) dan terapi perilaku dialektis (DBT) terbukti menunjukkan efektivitas dalam mengobati kecanduan sabu.
Bangun Jaringan Dukungan Baru
Pemulihan dari kecanduan sabu dapat dilakukan dengan menjauhkan diri dari teman-teman yang menggunakan narkoba untuk kemudian membangun hubungan baru yang sehat. Bergabung dengan kelompok pendukung, menghadiri pertemuan pemulihan, dan terlibat dalam aktivitas sehat dapat membantu pecandu tetap terhubung dengan orang-orang yang berpikiran sama yang juga berkomitmen pada gaya hidup bebas narkoba.
Jaga Kesehatan Fisik
Kecanduan sabu dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik pecandu, jadi penting untuk memprioritaskan perawatan diri. Fokus pada menjaga pola makan seimbang, berolahraga teratur, dan tidur cukup. Terlibat dalam aktivitas yang meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, seperti yoga atau meditasi, juga bermanfaat.
Latih Perhatian dan Manajemen Stres
Stres dan emosi negatif bisa menjadi pemicu penyalahgunaan sabu. Mempelajari teknik mindfulness dan strategi manajemen stres dapat membantu pecandu dalam mengatasi kendala ini. Latihan pernapasan dalam, meditasi, dan melatih rasa mencintai diri sendiri dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan emosional.
Tetapkan Tujuan yang Realistis dan Rayakan Pencapaian
Pemulihan adalah sebuah perjalanan, dan penting untuk menetapkan tujuan yang realistis dan merayakan setiap pencapaian yang dicapai. Memutuskan siklus kecanduan membutuhkan waktu, usaha, dan ketekunan. Kenali dan hargai diri sendiri untuk setiap langkah maju, baik itu sehari, seminggu, atau sebulan.
Tetap Berkomitmen pada Pemulihan Jangka Panjang
Berhenti menggunakan sabu hanyalah awal dari proses pemulihan. Penting untuk tetap berkomitmen terhadap pemulihan jangka panjang dengan terus terlibat dalam pengobatan, terapi, dan kelompok dukungan. Mengembangkan rencana pencegahan kekambuhan dan secara teratur menilai kembali kemajuan dan dapat membantu mempertahankan kehidupan bebas narkoba.
Cara berhenti menggunakan sabu bisa menjadi langkah yang sulit, namun dapat dicapai dengan strategi dan dukungan yang tepat. Dengan mengenali masalahnya, mencari pengobatan profesional, menciptakan lingkungan yang mendukung, dan menerapkan mekanisme penanggulangan, pecandu dapat mengatasi kecanduan sabu dan memulai hidup yang lebih sehat dan bebas narkoba.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka