4 Penyebab Depresi & Akibatnya Jika Tak Diobati, yuk simak pembahasan lengkapnya disini untuk mendapatkan informasi yang beramanfaat!
Pada umumnya depresi merupakan gangguan suasana hati atau mood yang membuat cara berpikir dan perilaku seseorang berubah menjadi lebih murung dan tidak semangat dalam menjalani hidup, bahkan dapat menimbulkan pemikiran untuk mengakhiri hidup atau bunuh diri.
Selain berdampak negatif pada kondisi psikologis atau kesehatan mental, depresi juga dapat menyebabkan kerusakan otak pada penderitanya.
Gejala depresi ini berbeda dengan perasaan sedih atau duka biasa yang akan membaik dengan sendirinya. Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, depresi yang merupakan sebuah masalah kejiwaaan serius dapat membuat fungsi otak terganggu dan merusak jaringan otak.
BAGAIMANA DEPRESI DAPAT MENIMBULKAN KERUSAKAN OTAK?
Dikutip dari Healthline, bahwa depresi yang berangsur lama atau depresi klinis melibatkan gangguan pada tiga bagian utama otak yang meliputi hippocampus, amygdala, dan korteks prefrontal. Berikut penjelasan mengenai kerusakan pada tiga bagian otak tersebut akibat dari depresi berat atau klinis:
1. Hippocampus
Hippocampus terletak di dekat pusat otak, bagian otak ini berfungsi untuk menyimpan kenangan dan mengatur produksi kortisol. Kortisol itu sendiri merupakan hormone yang akan dikeluarkan ketika sedang mengalami stress, baik secara fisik maupun mental. Kortisol yang dilepaskan dengan jumlah berlebihan, akan dapat menyusutkan sel saraf (neuron) di dalam hippocampus otak. Serta, kadar kortisol berlebih juga akan memperlambat produksi sel-sel neuron baru.
Kerusakan yang akan timbul akibat depresi pada bagian otak ini adalah adanya gangguan ingatan jangka panjang. Hippocampus juga merupakan bagian dari sistem limbik. Dimana sistem limbik ini merupakan bagian otak yang terlibat dalam respons perilaku dan emosi saat dihadapkan oleh situasi negatif atau pemicu stress. Oleh karena itu, ketika bagian otak ini mengalami kerusakan akibat depresi, kemungkinan tidak lagi adanya hasrat untuk sekedar makan atau berinteraksi dengan orang lain.
2. Amygdala
Amygdala merupakan bagian otak yang berfungsi untuk mengendalikan respons emosional dan pengenalan isyarat emosional pada orang lain. Amigdala bertugas untuk mengendalikan respons fisik dan psikis yang terkait dengan ketakutan dan gairah.
Pada penderita depresi klinis, amigdala akan membesar dan menjadi lebih aktif dikarenakan paparan konstan terhadap kortisol yang jumlahnya berlebih. Amigdala yang terlalu aktif pada penderita depresi telah dikaitkan dengan kemunculan gejala gangguan kecemasan dan fobia sosial. Bersamaan dengan aktivitas abnormal pada bagian otak lainnya, kerusakan amigdala yang terjadi akibat depresi akan menyebabkan gangguan tidur dan perubahan aktivitas, bahkan dapat membuat penderitanya menyakiti diri hingga muncul keinginan untuk bunuh diri
3. Korteks prefontal
Korteks prefontal ini terletak di bagian paling depan otak. Bagian otak ini bertanggung jawab untuk mengatur emosi, membuat keputusan, dan menyusun memori. Ketika otak memproduksi jumlah kortisol secara berlebihan, korteks prefrontal menjadi menyusut. Pada kondisi ini berdampak pada penurunan empati. Efek ini juga biasa muncul pada perempuan penderita depresi pasca persalinan.
Penyabab Depresi yang Merusak Otak
Pada umumnya depresi dapat dialami oleh siapa saja, baik anak-anak, remaja ataupun orang dewasa. Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab munculnya depresi, seperti:
- Mengalami peristiwa hidup yang traumatis (kekerasan berupa fisik, seksual, bullying atau kematian keluarga dan lainnya)
- Ketergantungan obat-obatan dan minuman beralkohol
- Memiliki riwayat gangguan mental, seperti gangguan bipolar, gangguan kepribadian, dan gangguan kecemasan
- Adanya gangguan pada fungsi otak, seperti pada kasus demensia atau stroke
Akibat Depresi Yang Terlalu Lama Tak Diobati
Orang yang sedang depresi akan semakin parah kondisinya jika tidak segera diobatI, hal ini akan tampak pada kesehatan fisik dan mentalnya yang lama-kelamaan semakin memburuk. Akibat depresi yang mungkin saja terjadi antara lain:
1. Penyakit Jantung
Depresi membuat seseorang lebih rentan terserang penyakit jantung dikarenakan adanya ketidakseimbangan hormon dalam darah. Saat depresi, otak akan terus menerima sinyal ancaman sehingga otak melepaskan hormone stress yaitu adrenalin dan kortisol ke dalam darah. Tinggi kadar kedua hormon tersebut dapat meningkatkan tekanan darah dan membuat detak jantung tidak teratur sehingga lama kelamaan merusak pembuluh darah
2. Kerusakan Otak
Dampak depresi dapat mengakibatkan turunnya fungsi kognitif otak berupa berpikir, berkomunikasi, mengambil keputusan, dan mengingat segala sesuatu. Depresi kronis yang tidak ditangani juga dapat memicu gangguan jiwa seperti skizofrenia, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan bipolar.
3. Sulit menjalin hubungan dengan orang lain
Selain berdampak pada kesehatan, depresi membuat hubungan penderita dengan orang-orang terdekat akan terganggu. Depresi membuat penderita menjadi lebih susah untuk bersosialisasi dan menjalin hubungan dengan orang-orang terdekat seperti keluarga, sahabat, pasangan sehingga akan lebih memilih untuk menyendiri dan menjauhi dari banyak orang.
4. Kecanduan
Seseorang yang mengalami depresi kemungkinan akan mencoba berbagai cara untuk menghilangkan rasa depresi tersebut, baik dengan meminum alkohol sampai minum obat-obatan seperti narkoba. Dengan melakukan hal tersebut secara jangka lama, penderita akan berisiko mengalami kecanduan. Padahal, hal tersebut akan semakin menyebabkan kerusakan pada pusat otak dan sistem tubuh. Sehingga akan menyebabkan suasana hati semakin kacau dan sulit dikendalikan, rasa putus asa dalam menjalani hidup semakin tinggi.
Sebaiknya jika sudah mengalami kecanduan dalam penyalahgunaan narkoba, penderita segera berkonsultasi dan melakukan rehabilitasi untuk penanganan yang tepat. Dapat hubungi langsung ke pusat rehabilitasi narkoba Ashefa Griya Pusaka maupun tenaga professional lainnya.
5. Bunuh Diri
Banyak dari penderita depresi merasa ingin mengakhiri hidupnya, dikarenakan adanya gangguan jiwa serius yang dialaminya sehingga membuat otak kehilangan kemampuan kognitif untuk berpikir jernih. Ketidakseimbangan zat kimia dalam otak juga semakin memicu rasa putus asa, seolah tidak ada gunanya untuk menjalani hidup. Segera meminta bantuan orang terdekat serta tenaga ahli jika merasakan dorongan untuk mengakhiri hidup.
Dampak buruk dari depresi tersebut sering terjadi dan masih banyak pula orang yang tidak terlalu peduli dengan penyakit mental ini. Masih banyak yang berpikir bahwa depresi bukanlah suatu penyakit dan akan sembuh dengan sendirinya. Padahal, depresi merupakan menyakit mental yang berbahaya jika tidak ditangani segera.
Oleh karena itu, yuk mulai sekarang untuk lebih peduli lagi dengan kesehatan mental.
Referensi:
https://hellosehat.com/mental/gangguan-mood/5-akibat-depresi-tidak-diobati/
https://www.alodokter.com/efek-depresi-merusak-otak#:~:text=Depresi%20juga%20menyebabkan%20peradangan%20otak,masih%20dibutuhkan%20penelitian%20lebih%20lanjut.
https://www.healthline.com/health/depression/effects-brain#brain-changes
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka