Penyalahgunaan narkoba yang makin mengkhawatirkan akhir-akhir ini perlu mendapat perhatians serius. Ada akibat mengerikan jika penyalahgunaan narkoba dibiarkan begitu saja. Tahukah Anda bahwa ada hubungan yang kuat antara penyalahgunaan narkoba dengan keinginan bunuh diri? Itu hanya salah satu, masih ada banyak akibat mengerikan dari konsumsi barang haram itu.
Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba telah menjadi isu penting dalam masyarakat saat ini dan berdampak pada jutaan orang di seluruh dunia. Gangguan Penggunaan Zat (Substance Use Disorder) adalah sekelompok kondisi di mana seseorang terus menggunakan zat tertentu meskipun mengalami konsekuensi negatif dari penggunaan zat tersebut. Gangguan ini mempengaruhi otak dan menyebabkan perubahan kimiawi, menyebabkan keinginan yang kuat terhadap zat tersebut dan kesulitan dalam mengontrol penggunaannya.
Penyalahgunaan zat terjadi dengan mengganggu fungsi normal sistem penghargaan otak. Biasanya, aktivitas menyenangkan seperti makan atau bersosialisasi menyebabkan pelepasan hormon dopamin yaitu neurotransmitter yang bertanggung jawab atas perasaan senang dan penghargaan. Namun, penyalahgunaan narkoba akan menyebabkan otak melepaskan dopamin dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan aktivitas alami apa pun. Hal ini mengarah pada perasaan “high” yang semakin sulit ditiru tanpa terus menggunakan narkoba.
Gangguan Penggunaan Narkoba dapat muncul karena berbagai faktor seperti genetika, pengaruh lingkungan, trauma, masalah kesehatan mental, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa gen tertentu dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap gangguan penggunaan zat.
Tahukah Anda bahwa Gangguan Penggunaan Narkoba disebut juga dengan adiksi atau ketergantungan? Meskipun istilah-istilah ini tidak dapat dipertukarkan secara medis, istilah-istilah ini sering digunakan dalam bahasa sehari-hari.
Menurut Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba (NIDA), kecanduan didefinisikan sebagai penyakit kronis yang ditandai dengan pencarian dan penggunaan narkoba meskipun memiliki konsekuensi yang merugikan. Penelitian menunjukkan bahwa hingga setengah dari orang dengan Gangguan Penggunaan Narkoba juga mempunyai penyakit mental yang terjadi bersamaan.
Faktor yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Narkoba
Beberapa faktor tersebut antara lain genetika, trauma, kemiskinan, tekanan teman sebaya, ketersediaan narkoba, dan masalah kesehatan mental. Mengidentifikasi faktor risiko dimulai dengan memahami interaksi kompleks antara berbagai faktor tersebut. Misalnya, faktor genetik dapat membuat seseorang rentan terhadap kecanduan, namun belum tentu menyebabkan kecanduan tanpa adanya pemicu lingkungan seperti paparan obat-obatan atau peristiwa kehidupan yang penuh tekanan. Demikian pula, kemiskinan dan kurangnya akses terhadap sumber daya dapat berkontribusi terhadap penyalahgunaan narkoba sebagai cara untuk mengatasi pemicu stres.
Jika dibiarkan, dampak penyalahgunaan narkoba bisa sangat buruk, tidak hanya berdampak pada pengguna namun juga seluruh masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami faktor risiko yang terkait dengan kecanduan sehingga kita dapat mengambil tindakan tepat waktu untuk mencegahnya terjadi.
Hubungan Antara Penyalahgunaan Narkoba dan Bunuh Diri
Banyak orang tidak menyadari prevalensi bunuh diri pada mereka yang menyalahgunakan narkoba. Penyalahgunaan dan kecanduan narkoba dapat meningkatkan risiko munculnya keinginan bunuh diri dan upaya bunuh diri. Penyalahgunaan narkoba dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, menyebabkan depresi, kecemasan, dan kondisi lain yang meningkatkan risiko bunuh diri. Selain itu, obat-obatan dan alkohol dapat mengganggu penilaian dan meningkatkan impulsif, sehingga menyebabkan keputusan terburu-buru yang mungkin mencakup tindakan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang menyalahgunakan narkoba mempunyai risiko lebih tinggi untuk melakukan perilaku bunuh diri dibandingkan mereka yang tidak menggunakan narkoba. Faktanya, sebuah penelitian menemukan bahwa hingga 45% orang yang menjalani pengobatan penyalahgunaan narkoba melaporkan riwayat pemikiran atau upaya bunuh diri.
Selain itu, gangguan penggunaan narkoba dapat menyebabkan perasaan putus asa dan tidak berdaya dalam menjalani pemulihan, sehingga menambah rasa putus asa terhadap kehidupan secara keseluruhan. Laporan terbaru dari Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba menyoroti bahwa kematian akibat overdosis obat yang melibatkan opioid sintetis meningkat sebesar 38,4% dari tahun 2019 hingga 2020 saja.
Penyalahgunaan narkoba dapat berdampak parah pada kesehatan mental seseorang, menyebabkan perasaan putus asa yang dapat berujung pada bunuh diri. Penggunaan narkoba memperburuk kecenderungan bunuh diri karena kecanduan narkoba dapat menyebabkan gangguan pada bahan kimia otak yang mengatur suasana hati dan emosi. Narkoba jalanan seperti kokain, sabu, ekstasi, atau bahkan obat resep dapat memiliki efek samping negatif yang dapat menyebabkan seorang pecandu mengalami depresi, kecemasan, atau penyakit mental lainnya yang berkontribusi terhadap munculnya pikiran untuk bunuh diri.
Depresi adalah salah satu faktor psikologis yang berperan penting dalam peningkatan risiko di antara mereka yang berjuang melawan ketergantungan zat. Manfaat sampingan jangka pendek dari zat peningkat suasana hati tidak lebih besar daripada konsekuensi jangka panjangnya.
Ketika efek narkoba mulai menurun maka akan mempertinggi episode depresi yang mengarah ke keputusasaan akut yang mengakibatkan kecenderungan merusak diri sendiri. Penelitian menunjukkan bahwa gangguan kesehatan mental seperti gangguan bipolar dapat diperburuk oleh penggunaan narkoba yang akhirnya mengarah pada keinginan untuk bunuh diri.
Strategi Mencegah dan Mengobati Gangguan Penggunaan Narkoba
Kecanduan itu seperti pasir hisap; semakin keras seseorang berusaha keluar darinya, semakin dalam ia akan terjatuh ke dalamnya. Ada beberapa strategi yang dapat membantu mencegah dan mengobati penyalahgunaan narkoba. Strategi-strategi ini telah diteliti secara cermat dan terbukti efektif dalam mengatasi kecanduan.
Berbagai jenis kecanduan termasuk kecanduan zat, kecanduan perilaku, dan kecanduan proses. Kecanduan zat sering kali dikaitkan dengan obat-obatan dan alkohol, sedangkan kecanduan perilaku berkisar pada perilaku kompulsif seperti perjudian atau seks. Kecanduan proses mengacu pada kecanduan yang terkait dengan aktivitas tertentu seperti makan atau berbelanja.
Setiap jenis kecanduan memerlukan pendekatan pengobatan yang berbeda. Penyalahgunaan zat mungkin memerlukan intervensi medis dan detoksifikasi, sementara kecanduan perilaku mungkin mendapat manfaat dari terapi yang mengatasi masalah psikologis yang mendasarinya. Kecanduan proses mungkin memerlukan terapi perilaku kognitif dan mengembangkan mekanisme penanggulangan yang lebih sehat untuk menghadapi stres dan pemicunya.
Seseorang dapat saja mengalami kecanduan yang terjadi secara bersamaan atau beberapa jenis perilaku adiktif sekaligus, sehingga memerlukan pendekatan pengobatan yang disesuaikan. Meskipun beberapa prinsip umum masih berlaku dalam mengatasi berbagai kecanduan secara bersamaan, menyesuaikan strategi pengobatan menjadi lebih penting dalam menciptakan solusi jangka panjang. Dan semua itu tak bisa dilakukan sendiri, namun dengan bantuan profesional medis dalam hal ini adalah pusat rehabilitasi narkoba.
Pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah hal penting lainnya yang mesti diambil. Salah satu cara untuk mencegah penyalahgunaan narkoba adalah memberikan pengetahuan yang benar tentang bahaya narkoba kepada generasi muda. Dengan mengedukasi generasi muda tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, mereka dapat membuat pilihan yang lebih baik sebelum hal tersebut menjadi masalah.
Strategi Pencegahan yang Efektif bekerja dengan mengatasi faktor risiko seperti riwayat kecanduan dalam keluarga, trauma atau stres, dan masalah kesehatan mental. Strategi ini bertujuan untuk membangun ketahanan generasi muda dengan membekali mereka dengan keterampilan mengatasi masalah, jaringan dukungan sosial, dan alternatif penggunaan narkoba yang sehat. Pendekatan ini berfokus pada penguatan faktor-faktor pelindung yang mengurangi kemungkinan berkembangnya gangguan penggunaan narkoba.
Strategi Pencegahan yang Efektif juga menargetkan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi penggunaan narkoba, seperti tekanan teman sebaya dan iklan. Dengan menciptakan komunitas yang suportif dan mendorong norma-norma sosial yang positif seputar kehidupan bebas narkoba, program pencegahan bertujuan untuk mengurangi prevalensi konsumsi minuman beralkohol dan penggunaan narkoba di bawah umur.
Penelitian telah menunjukkan bahwa program pencegahan yang efektif tadi dapat mengurangi jumlah remaja yang terlibat dalam perilaku penyalahgunaan zat berbahaya hingga 50%. Program-program ini telah berhasil di berbagai lingkungan termasuk sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Kegagalan untuk bertindak akan menempatkan generasi muda pada risiko yang lebih besar terhadap kecanduan narkoba dan akhirnya meningkatkan keinginan bunuh diri. Jangan menunggu sampai hal itu menjadi masalah.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka