Penyakit tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC biasanya lebih umum terjadi pada orang dewasa daripada pada anak-anak. Namun anak pun tetap rentan terkena TBC.
Gejala dan Diagnosis TBC
TBC biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ lain dalam tubuh seperti tulang, ginjal, kulit, dan sistem saraf. Penyakit TBC ditularkan melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau bicara, sehingga mengeluarkan bakteri TBC ke dalam udara. Orang lain yang menghirup udara yang terkontaminasi dengan bakteri TBC dapat terinfeksi.
Gejala TBC paru yang utama adalah batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, sering kali disertai dengan dahak berdarah atau berwarna kekuningan. Gejala lainnya termasuk demam, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan, berkeringat di malam hari, dan nyeri dada. Pada kasus TBC ekstraparu (yang melibatkan organ lain), gejala tergantung pada organ yang terinfeksi.
Diagnosis TBC melibatkan serangkaian tes yang meliputi tes kulit (tes Mantoux), tes darah, dan pemeriksaan dahak untuk mendeteksi bakteri TBC. Jika hasil tes menunjukkan keberadaan bakteri TBC, pengobatan segera perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran infeksi dan mencegah kemungkinan komplikasi yang lebih serius.
Sementara pengobatan TBC akan melibatkan kombinasi antibiotik yang kuat dan teratur selama periode yang cukup lama (biasanya 6 hingga 9 bulan) untuk menghancurkan bakteri TBC yang ada dalam tubuh. Penting untuk menjalani pengobatan TBC secara lengkap dan sesuai dengan petunjuk dokter untuk memastikan penyakit benar-benar sembuh dan mencegah resistensi terhadap antibiotik.
TBC merupakan masalah kesehatan global yang signifikan, tetapi penyakit ini dapat diobati dan dikendalikan dengan pengobatan yang tepat dan pencegahan yang baik, seperti vaksinasi BCG pada bayi dan tindakan kebersihan yang baik.
TBC Lebih Sering Diderita Orang Dewasa
Beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa TBC lebih sering diderita oleh orang dewasa adalah sebagai berikut:
- Paparan jangka panjang: TBC biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berkembang setelah terinfeksi bakteri TBC. Orang dewasa memiliki paparan yang lebih lama terhadap bakteri TBC dibandingkan anak-anak. Mereka mungkin telah terpapar bakteri tersebut dalam waktu yang lebih lama melalui interaksi dengan orang-orang yang terinfeksi atau melalui lingkungan di mana mereka tinggal atau bekerja.
- Sistem kekebalan tubuh yang menurun: Orang dewasa sering kali memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah atau menurun dibandingkan dengan anak-anak. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kekebalan tubuh meliputi usia lanjut, kondisi medis kronis, penyakit yang mengganggu kekebalan tubuh (seperti HIV/AIDS), kebiasaan merokok, dan penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan. Kekebalan yang rendah meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi tuberkulosis dan mengembangkan penyakit yang aktif.
- Kontak dengan individu yang terinfeksi: Orang dewasa seringkali memiliki lebih banyak kontak dengan individu lain, termasuk mereka yang mungkin terinfeksi TBC. Kontak dekat dengan orang yang terinfeksi TBC meningkatkan risiko terkena infeksi.
- Faktor gaya hidup: Beberapa faktor gaya hidup, seperti merokok dan penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan, dapat meningkatkan risiko terkena infeksi tuberkulosis dan mengembangkan penyakit yang aktif. Orang dewasa lebih cenderung terlibat dalam perilaku tersebut dibandingkan anak-anak.
- Riwayat vaksinasi BCG: Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guérin) umumnya diberikan pada bayi dan anak-anak untuk melindungi mereka dari bentuk parah TBC. Vaksin BCG memiliki tingkat perlindungan yang lebih baik terhadap TBC pada anak-anak daripada pada orang dewasa. Oleh karena itu, anak-anak yang divaksinasi BCG memiliki risiko lebih rendah untuk mengembangkan penyakit TBC yang aktif.
Meskipun TBC lebih umum terjadi pada orang dewasa, perlu diingat bahwa siapa pun, termasuk anak-anak, dapat terinfeksi dan mengembangkan penyakit TBC. Penting untuk menjaga kesadaran tentang TBC, melakukan tindakan pencegahan yang tepat, seperti vaksinasi dan pemeriksaan rutin, serta memperhatikan gejala yang mungkin timbul untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan dini.
Mengapa Anak Bisa Terkena TBC
Anak-anak bisa terkena penyakit tuberkulosis (TBC) karena mereka rentan terhadap infeksi tuberkulosis, terutama pada sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang. Beberapa faktor yang berperan dalam rentan anak terhadap TBC adalah sebagai berikut:
- Paparan infeksi: Anak-anak dapat terinfeksi Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab TBC, melalui paparan langsung dengan orang yang sudah terinfeksi TBC, terutama jika mereka tinggal dalam kondisi lingkungan yang padat atau memiliki kontak dekat dengan orang yang terinfeksi TBC.
- Sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang: Sistem kekebalan tubuh anak-anak belum sepenuhnya matang dan kuat seperti orang dewasa. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi tuberkulosis. Sistem kekebalan yang lemah tidak mampu dengan efektif melawan dan mengendalikan pertumbuhan bakteri TBC dalam tubuh.
- Nutrisi yang buruk: Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi atau menderita malnutrisi memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah. Kondisi ini dapat membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi TBC dan lebih sulit untuk pulih dari penyakit tersebut.
- Kontak dengan individu yang terinfeksi: Anak-anak sering memiliki kontak dekat dengan anggota keluarga atau teman sebaya yang menderita TBC. Paparan terus-menerus terhadap individu yang terinfeksi meningkatkan risiko anak-anak untuk terinfeksi.
- Vaksinasi BCG yang tidak sepenuhnya efektif: Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) digunakan untuk mencegah bentuk yang parah dari TBC pada anak-anak. Namun, vaksin BCG tidak memberikan perlindungan yang lengkap terhadap infeksi TBC. Beberapa anak masih dapat terinfeksi meskipun telah menerima vaksin tersebut.
- Faktor sosial dan ekonomi: Anak-anak yang tinggal dalam kondisi sosial atau ekonomi yang buruk, seperti kemiskinan, kekurangan akses ke perawatan kesehatan yang memadai, atau hidup dalam komunitas yang terinfeksi TBC, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit tersebut.
Dalam rangka mencegah dan mengendalikan TBC pada anak-anak, penting untuk memberikan vaksinasi BCG pada usia yang tepat, meningkatkan akses ke perawatan kesehatan yang memadai, mempromosikan pola makan yang sehat, dan meningkatkan kesadaran tentang gejala TBC pada anak-anak sehingga diagnosis dan pengobatan dapat dilakukan secara dini.
Pencegahan TBC Pada Anak
Pencegahan TBC pada anak melibatkan beberapa tindakan penting. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah TBC pada anak:
- Vaksinasi BCG: Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guérin) adalah langkah pencegahan utama untuk TBC pada anak-anak. Vaksin BCG diberikan pada bayi baru lahir atau dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Vaksin ini dapat membantu melindungi anak dari bentuk parah TBC dan mengurangi risiko terinfeksi.
- Menjaga kebersihan dan kebiasaan hidup sehat: Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kebiasaan hidup sehat juga merupakan langkah penting dalam pencegahan TBC. Anak-anak harus diajarkan untuk mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air bersih, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet. Selain itu, penting untuk menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi TBC dan mengajarkan anak-anak untuk tidak berbagi peralatan makan, gelas, atau barang pribadi dengan orang lain.
- Mendeteksi dan mengobati TBC pada kontak terdekat: Jika ada anggota keluarga atau kontak dekat anak yang didiagnosis dengan TBC, penting untuk segera mendeteksinya dan mengobatinya. Dengan mengobati orang yang terinfeksi segera, risiko penularan kepada anak dapat dikurangi.
- Pemeriksaan rutin: Anak-anak yang memiliki risiko tinggi terkena TBC, seperti kontak dekat dengan orang yang terinfeksi atau tinggal di daerah dengan tingkat TBC yang tinggi, sebaiknya menjalani pemeriksaan rutin untuk mendeteksi infeksi TBC. Tes tuberkulin (Mantoux) atau tes darah dapat dilakukan untuk mendeteksi paparan atau infeksi TBC pada anak.
- Pemberian profilaksis: Jika anak telah terpapar dengan seseorang yang memiliki TBC aktif, dokter dapat merekomendasikan pemberian profilaksis, yaitu pemberian antibiotik secara teratur untuk mencegah perkembangan infeksi TBC.
- Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan: Anak-anak yang terinfeksi TBC atau telah menjalani pengobatan TBC sebaiknya dipantau secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan mereka. Pengawasan ini akan membantu dalam mendeteksi komplikasi atau efek samping pengobatan TBC.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis yang berwenang untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang pencegahan TBC pada anak, terutama jika anak memiliki risiko tinggi atau ada kekhawatiran tentang paparan TBC.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka