Antikonvulsan: Jenis dan Penggunaan, dan Efek Sampingnya - Ashefa Griya Pusaka

Antikonvulsan: Jenis dan Penggunaan, dan Efek Sampingnya

Antikonvulsan
Share on:

Antikonvulsan adalah salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan epilepsi. Kandungan di dalam obat ini dapat mengontrol kejang yang dialami oleh orang epilepsi 

Anda mungkin pernah mendengar istilah “antikonvulsan” sebelumnya, tetapi apa yang sebenarnya dilakukan oleh obat ini? Apakah obat ini membantu mencegah kejang? Apakah obat ini aman? Di bawah ini, kami akan menjawab semua pertanyaan tentang obat ini.

Apa yang Dimaksud dengan Antikonvulsan?

Antikonvulsan adalah jenis obat yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi serangan epilepsi. Serangan epilepsi biasanya terjadi karena adanya gelombang abnormal di otak. Penggunaan obat antikonvulsan akan membantu memperlambat atau mengatasi gejala serangan epilepsi.

Berbagai Jenis Obat Antikonvulsan

Ada banyak jenis obat antikonvulsan yang berbeda, dan masing-masing diresepkan untuk tujuan tertentu. Sebagian digunakan untuk mengobati kejang, sedangkan yang lainnya digunakan untuk mengobati kondisi medis lainnya. Dokter akan meresepkan obat yang terbaik untuk Anda berdasarkan kebutuhan dan riwayat kesehatan secara individual.

Beberapa jenis antikonvulsan, diantaranya adalah sebagai berikut.

  1. Benzodiazepine: Lorazepam, Diazepam, Clonazepam, dan Clobazam.
  2. Antagonis Reseptor AMPA: Arampanel.
  3. Triazine: Lamotrigine.
  4. Penghambat Karbonik Anhidrase: Acetazolamide, Zonisamide, dan Topiramate.
  5. Barbiturat: Phenobarbital.
  6. Dibenzazepine: Rufinamide, Oxcarbazepine, dan Carbamazepine.
  7. Pyrrolidine: Levetiracetam.

Penggunaan Antikonvulsan dan Indikasi Penggunaannya

Penggunaan Antikonvulsan adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi kejang. Kepandaian dalam menggunakannya membuatnya sangat efektif dalam menyembuhkan beberapa penyakit. Berikut ini adalah indikasi penggunaannya:

  1. Epilepsi
  2. Migrain
  3. Kejang demam
  4. Kesuburan
  5. Gangguan tidur

Dosis, Pemberian dan Efek Samping Antikonvulsan

Mengetahui dosis yang tepat, metode pemberian, dan potensi efek samping obat antikonvulsan akan membantu Anda membuat keputusan yang tepat tentang perawatan nantinya. Dosis dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi Anda, jadi pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Cara yang paling umum untuk memberikan antikonvulsan adalah melalui tablet oral atau injeksi intravena, meskipun beberapa dapat diberikan sebagai supositoria dan suntikan intramuskular. Pastikan untuk mendiskusikan metode mana yang terbaik untuk Anda dan bagaimana obat harus dikonsumsi dengan penyedia layanan kesehatan.

Beberapa efek samping umum yang terkait dengan penggunaan antikonvulsan adalah mengantuk, kelelahan, sakit kepala, pusing, penglihatan kabur, dan penambahan berat badan. Dalam kasus yang jarang terjadi, efek samping yang lebih serius dapat mencakup reaksi alergi atau kerusakan hati. Bicaralah dengan dokter jika Anda mengalami gejala apa pun yang mengkhawatirkan Anda saat mengonsumsi obat antikonvulsan.

Pemantauan dan Tes Laboratorium untuk Terapi Antikonvulsan

Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa tes dan pemantauan darah secara teratur sangat penting saat menggunakan obat antikonvulsan. Alasan utamanya adalah, karena obat ini dapat memiliki serangkaian efek samping, termasuk perubahan fungsi hati atau ginjal Anda, serta perubahan jumlah sel darah putih Anda.

Untuk mengawasi setiap masalah potensial dan mengesampingkannya, dokter mungkin ingin memesan tes laboratorium rutin. Hal ini terutama penting, jika obat antikonvulsan yang Anda gunakan digunakan untuk mengobati kondisi lain, seperti penyakit jantung atau diabetes.

Dokter mungkin akan merekomendasikan agar Anda melakukan tes darah sebelum dan selama pengobatan dengan obat antikonvulsan. Jika ada kelainan yang muncul, mereka dapat menyesuaikan obat Anda atau merekomendasikan perawatan lain yang sesuai.

Jadi begitulah ulasan komprehensif tentang obat antikonvulsan. Obat-obatan ini dapat digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, tetapi semuanya bekerja dengan menghambat penyebaran aktivitas listrik di otak. Jika Anda berpikir antikonvulsan mungkin tepat untuk Anda, konsultasi dengan dokter untuk melihat apakah itu pilihan yang baik untuk situasi khusus Anda.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top