Apa Itu Depresi dan Kenali Gejalanya! - Ashefa Griya Pusaka

Apa Itu Depresi dan Kenali Gejalanya!

Apa Itu Depresi dan Kenali Gejalanya!
Share on:

Udah tau belum apa itu depresi? Depresi adalah suasana hati yang amat tertekan, biasanya terjadi karena pengalaman buruk atau hal yang tidak menyenangkan dalam hidupnya. Banyak orang yang mengalami depresi menggunakan narkoba untuk mengatasi hal tersebut. Padahal penyalahgunaan narkoba bukan menjadi solusi melainkan bisa memperparah depresi yang sedang kamu alami lho!

Depresi artinya gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati merasakan sedih, bahkan merasa tertekan sehingga untuk melakukan aktivitas pun kurang bersemangat yang berakibat menurunnya kualitas hidup sehari-hari.

Seseorang yang mengalami depresi dipicu karena permasalahan yang bertubi-tubi datang dan tak bisa dibendung lagi oleh perasaan. Sehingga menimbulkan permasalahan emosional dan fisik. Saat seseorang depresi biasanya akan kurang nyaman untuk istirahat, nafsu makan menurun, merasa lelah dan sulit konsentrasi. Lalu apa saja jenis, gejala dan pengobatan depresi? Simak yuk ulasannya!

Penyalahgunaan Narkoba Bisa Memperparah Depresi

penyalahgunaan

Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Pada tahun 2019, kurang lebih ada 3,6 juta orang dengan kasus penyalahguna narkoba di Negeri kita. Dari data tersebut 24% diantaranya merupakan kalangan pelajar dan mahasiswa, dengan alasan yang beraneka ragam mulai dari coba-coba, pengalaman emosionoal seperti depresi, stress, kesepian, dan lainnya.

Apa
Apa Itu Depresi dan Kenali Gejalanya!

Penyalahgunaan narkoba untuk mengatasi depresi dan stress bukanlah solusi, akibatnya malah akan memperparah kondisi dan menyebabkan gangguan kejiwaan bagi penggunanya.

Hal ini akibat didalam narkoba terdapat zat adiktif yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun non sintetis yang memiliki efek menurunkan kesadaran, menghilangkan rasa nyeri dan membuat seseorang menjadi ketergantungan.

Efek dari kecanduan ini bisa menimbulkan gelisah, cemas berlebihan, dan halusinasi. Sehingga jika dibiarkan malah akan berakibat fatal bagi penyalahgunanya, misalnya akan menimbulkan gejala bipolar disorder atau menyebabkan kematian. Segera konsultasikan masalah penyalahgunaan NAPZA Anda ke tempat rehabilitasi narkoba Ashefa Griya Pusaka sekarang juga.

Apa itu Depresi?

Lalu sebenarnya apa itu depresi? Depresi adalah gangguan suasana hati yang bisa menyebabkan seseorang terus menerus merasa sedih dan kehilangan selera maupun minat dalam berbagai aktivitas. Keadaan seperti ini lebih dari sekedar perasaan sedih pada orang normal dengan keadaan mental yang sehat. Kemudian perasaan sedih sangat sulit dihilangkan sehingga terus menghantui.

Seseorang saat mengalami depresi memiliki permasalahan yang berbeda. Seperti yang dikutip dari Mayo Clinic dan National Institute of Mental Health, ada beberapa jenis depresi yang lebih spesifik yakni:

  • Gangguan kecemasan

Gangguan mental ini berkaitan dengan perasaan gelisah atau kekhawatiran yang tidak biasa tentang kemungkinan kejadian.

  • Depresi bentuk campuran adalah depresi yang terjadi karena adanya peningkatan harga diri, energi dan banyak bicara.
  • Melankolis adalah gangguan perasaan yang amat berat sehingga tidak tertarik pada hal yang menyenangkan. Mengalami suasana hati buruk di pagi hari, nafsu makan menurun dan rasa bersalah.
  • Atipikal merupakan saat kamu merasa bahagia dalam merespon hal menyenangkan namun hanya sementara 
  • Depresi Psikosis Disorder adalah keadaan seseorang yang merasakan delusi atau halusinasi yang mungkin melibatkan pemikiran negatif pada dirinya sendiri.
  • Catatonia adalah gangguan suasana hati yang meliputi aktivitas motorik yang melibatkan geray tak terkendali tanpa tujuan.
  • Onset Peripartum yakni gangguan suasana hati saat hamil atau setelah melahirkan. 
  • Bipolar disorder adalah gangguan suasana hati yang menyebabkan seseorang mengalami hipomania, depresia dan mania 

Tanda dan Gejala Depresi dari Rentang Usia

Walaupun gangguan mental ini hanya terjadi sesekali selama hidup, biasanya yang mengidap depresi akan mengalami gejala depresi yang muncul hampir setiap hari seperti berikut ini:

  • Merasakan sedih, menangis, hampa 
  • Mudah tersinggung, marah frustasi karena hal kecil.
  • Kehilangan minat dalam menjalankan aktivitas.
  • Mengalami gangguan tidur
  • Merasa lelah dan tidak berenergi
  • Berkurangnya nafsu makan dan berat badan menurun
  • Merasa cemas dan gelisah
  • Kemampuan berpikir yang melambat, berbicara atau gerakan tubuh
  • Perasaan tidak berguna dan bersalah
  • Menyalahkan diri sendiri.
  • Sulit berkonsentrasi
  • Berpikiran untuk bunuh diri
  • Merasa sakit kepala dan punggung

Gejala Depresi pada Anak Kecil

Gejala depresi yang terjadi pada anak kecil tidak begitu jauh dengan orang dewasa, tetapi ada beberapa perbedaannya yakni:

  • Kesedihan
  • Mudah tersinggung
  • Susah berpisah
  • Khawatir
  • Menolak pergi ke sekolah
  • Sakit dan nyeri
  • Menurunnya berat badan 

Gejala Depresi pada Anak Remaja

  • Mudah tersinggung
  • Merasa tidak berharga
  • Kemarahan
  • Nilai yang buruk 
  • Sensitif
  • Menyalagunakan narkoba atau alkohol
  • Menyakiti diri sendiri
  • Menghindari interaksi sosial
  • Kehilangan minat

Gejala Depresi pada Lansia

Depresi bukan hal yang normal seiring bertambahnya usia dan tak dianggap sepele. Namun, gangguan suasana hatisering tidak terdeteksi dan tak diobati untuk mencari bantuan. Berikut gejala depresi pada lansia:

  • Kesulitan dalam mengingat
  • Sakit
  • Merasa lelah dan kehilangan nafsu makan
  • Lebih memilih tinggal di rumah daripada keluar
  • Mempunyai perasaan bunuh diri
  • Gangguan pola tidur
  • Kehilangan minat pada seks

Kapan Harus Melakukan Pemeriksaan ke Dokter?

Apabila kamu sudah merasakan gejala seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahkan gejalanya ingin bunuh diri dan menyalahgunakan narkoba, alkohol segera berkonsultasi dengan dokter. 

Untuk melakukan terapi. Jika tidak mau melakukan terapi, bicaralah pada keluarga, pasangan, pelayan kesehatan atau orang yang dapat dipercaya. Kemudian, jangan pernah malu untuk meminta bantuan dari dokter. Lebih cepat lebih baik untuk ditangani. 

Selain itu, ada yang harus diperhatikan jika muncul keinginan untuk bunuh diri:

  • Meminta bantuan pada dokter atau pelayanan kesehatan.
  • Berbicara pada orang terdekat.
  • Pastikan ada orang yang menemani atau menjaga
  • Bawa ke tempat rehabilitasi

Faktor Penyebab Depresi

Penyebab depresi belum diketahui. Namun ada beberapa penyebab yang membuat seseorang bisa mengalami depresi yakni:

  • Faktor Genetik

Faktor genetik ternyata bisa mempengaruhi juga seseorang mengalami depresi. Apabila kamu mempunyai orangtua yang sedang mengalami keadaan seperti ini, maka kamu akan berpeluang mengalami juga.

  • Zat Kimiawi pada Otak

Seseorang mengalami depresi bisa juga karena ketidakseimbangan kadar senyawa kimia pada otak yang mengganggu suasana hati. Jadi bisa menimbulkan gejala depresi klinis.

  • Faktor lingkungan

Depresi juga bisa disebabkan karena hal yang ditemui sehari-hari seperti pekerjaan. Seperti mempunyai permasalahan dilingkungan kerja yang tidak nyaman, pekerjaan menumpuk hingga rekan atau bos bisa memicu mengalami depresi. Karena tidak bisa mengatasi permasalahan tersebut.

  • Stress berat dan kronis

Kehilangan orang yang sangat disayangi, masalah hubungan, atau tekanan yang tak pernah berhenti, bisa jadi penyebab depresi. Kadar hormon kortisol yang semakin meningkat bisa menekan kadar serotonin dan memicu gejala depresi.

  • Trauma masa kecil

Trauma atau sakit hati yang pernah dialami saat masih kecil sangat berpengaruh pada perkembangan psikologis seorang anak saat dewasa. Peristiwa yang membuat trauma anak seperti kehilangan orangtua, pelecehan seksual, perceraian.

Cara Pengobatan Depresi

Secara umum dokter akan mendiagnosis dari gejala dan riwayat kesehatanmu. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menentukan kondisi penderita depresi seperti berikut ini:

  • Melakukan pemeriksaan fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bertanya perihal kondisi kesehatanmu. 

  • Tes laboratorium

Dokter akan melakukan tes darah dan menguji tiroidmu dan memastikan berfungsi baik.

  • Evaluasi kejiwaan

Dokter spesialis kejiwaan akab bertanya menganai gajala, perasaan, pikiran dan pola perilaku. 

  • DSM-5. Tenaga medis bisa memakai kriteria dalam menentukan hasil Depresi dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.
  • Tim medis menggunakan PPDGJ (Pedoman Praktis Diagnosis Gangguan Jiwa)

Tindakan Pengobatan Lebih Lanjut

Untuk mengobati orang yang mengalami depresi bisa menggunakan obat-obatan, psikoterapi dan terapi Elektrokonvulsif. Kemudian, dokter akan meninjau keadaan kamu dan mempertimbangkan terapi yang paling cocok untuk proses pemulihanmu. Jangan pernah malu untuk berkonsultasi dengan dokter.

  • Obat-obatan

Obat yang digunakan untuk mengatasi depresi yaitu Anti-depresan. Obat Anti-depresan tidak menyebabkan kecanduan. Saat kamu berhenti minum obat ini, tubuh tidak mengao Ketergantungan. Namun, harus tetap pengawasan dokter dan terus melakukan konsultasi dengan dokter mengenai penggunaan obat tersebut.

  • Psikoterapi

Melakukan psikoterapi untuk belajar dalam berpikir, berprilaku, dan mengubah kebiasaan yang mengarah pada kondisi ini. Terapi ini bisa membantu kamu untuk melewati hubungan yang penuh masalah 

  • Terapi Elektrokonvulsif

Bagi yang mengalami depresi berat dan sulit untuk terapi, maka harus melakukan terapi Elektrokonvulsif dengan pengaruh bius. Terapi ini bisa memulihkan kondisi seperti semula. Efek samping pada terapi ini seperti bingung dan kehilangan memori sementara.

Pengobatan Depresi Di Rumah

Selain melakukan pengobatan dari dokter, perubahan gaya hidup pada penderita juga perlu dilakukan seperti:

  • Ubah ekspektasi sehingga tak membuat kamu merasa kecewa, sedih dan putus harapan
  • Mengikuti aktivitas yang positif
  • Cukup tidur dan rutin berolahraga
  • Mengonsumsi makanan yang sehat

Pencegahan Depresi

Untuk mencegah penyakit depresi kamu bisa melakukan bebey langkah yang bisa membantu menurunkan risiko seperti berikut ini:

  • Ketika kamu mengalami stress carilah cara untuk meredakannya. Jangan berlarut dalam masalah dan mendapatkan solusi yang mudah 
  • Jangan memendam rasa stress sendiri. Cobalah untuk curhat dan membuka diri dengan keluarga atau sahabat. Jika perlu konsultasi dengan dokter atau psikolog.

Demikianlah penjelasan terkait apa itudepresi, cara pengobatannya, dan pencegahan depresi. Jika kamu perlu melakukan Psikoterapi bisa berkonsultasi di pusat rehabilitasi Ashefa Griya Pusaka. 

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top