Apa Itu Terapi Insulin pada Penderita Diabetes? - Ashefa Griya Pusaka

Apa Itu Terapi Insulin pada Penderita Diabetes?

terapi insulin
Share on:

Terapi insulin adalah penggunaan hormon insulin yang dipasok dari luar tubuh untuk mengatasi masalah produksi atau penggunaan insulin yang kurang dalam tubuh seseorang. Apa dan bagaimana sebenarnya terapi insulin itu? Simak penjelasannya berikut.

Mengapa Hormon Insulin Penting untuk Tubuh

Hormon insulin sangat penting untuk tubuh manusia karena berperan dalam mengatur kadar gula darah dan memastikan berbagai proses biokimia yang penting berjalan dengan baik. Berikut beberapa alasan mengapa hormon insulin itu sangat penting:

  • Pengaturan Kadar Glukosa Darah: Insulin diproduksi oleh sel beta di pankreas dan berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan cara memungkinkan sel-sel tubuh untuk mengambil glukosa dari darah. Ini membantu menjaga kadar glukosa darah dalam kisaran yang normal, yang sangat penting untuk kesehatan.
  • Penyimpanan Energi: Insulin juga mempromosikan penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen di hati dan otot. Glikogen adalah cadangan glukosa yang dapat digunakan tubuh saat kebutuhan energi meningkat, seperti saat berolahraga atau dalam situasi darurat.
  • Pengaturan Metabolisme: Insulin memiliki peran penting dalam mengatur metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Zat kimia yang satu ini akan membantu tubuh untuk mengubah nutrisi dari makanan menjadi energi yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh yang beragam.
  • Pertumbuhan dan Perbaikan Jaringan: Insulin juga mendukung pertumbuhan sel dan jaringan tubuh. Ini membantu dalam pemeliharaan dan perbaikan jaringan tubuh yang rusak, seperti luka atau kerusakan sel.

Ketika seseorang mengalami masalah dengan produksi insulin (seperti pada diabetes tipe 1) atau resistensi insulin (seperti pada diabetes tipe 2), maka kemampuan tubuh untuk mengatur kadar glukosa darah dan menjalankan proses-proses metabolik menjadi terganggu.

Hal tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti hiperglikemia (tingginya kadar gula darah) atau diabetes, yang jika tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan komplikasi kesehatan jangka panjang. Oleh karena itu, insulin adalah hormon yang sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan mengatur metabolisme nutrisi.

Mengapa Seseorang Mengalami Masalah Produksi Insulin

Seseorang dapat mengalami masalah dengan produksi atau penggunaan hormon insulin dalam tubuhnya karena berbagai faktor yang berperan dalam perkembangan kondisi ini. Diabetes adalah penyakit kronis yang memengaruhi cara tubuh mengatur kadar gula darah.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes, dan faktor-faktor ini dapat berinteraksi satu sama lain. Berikut beberapa faktor risiko yang terkait dengan diabetes:

  • Faktor Genetik: Riwayat keluarga dapat memainkan peran penting dalam risiko seseorang terkena diabetes. Jika ada anggota keluarga dekat yang menderita diabetes, risiko seseorang untuk mengembangkan diabetes meningkat.
  • Kegemukan atau Obesitas: Orang yang memiliki berat badan berlebih, terutama lemak yang terkonsentrasi di sekitar perut, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2. Kegemukan dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan salah satu tahap awal dalam perkembangan diabetes tipe 2.
  • Kurang Aktif secara Fisik: Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan resistensi insulin. Orang yang memiliki gaya hidup yang kurang aktif memiliki risiko lebih tinggi untuk diabetes.
  • Pola Makan yang Tidak Sehat: Konsumsi makanan tinggi gula, makanan tinggi lemak jenuh, dan makanan yang kurang serat dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Makanan ini dapat memengaruhi kadar gula darah dan berkontribusi pada resistensi insulin.
  • Usia: Risiko diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia. Kebanyakan orang yang mengembangkan diabetes tipe 2 adalah orang dewasa, meskipun semakin banyak kasus terjadi pada anak-anak dan remaja karena faktor gaya hidup yang tidak sehat.
  • Gestasional Diabetes: Beberapa wanita mengalami diabetes gestasional selama kehamilan. Ini meningkatkan risiko mereka untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di kemudian hari.
  • Sindrom Metabolik: Sindrom metabolik adalah kombinasi faktor risiko, termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, kadar trigliserida tinggi, kadar kolesterol HDL rendah, dan resistensi insulin. Ini meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
  • Faktor Etnisitas: Beberapa kelompok etnis memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes. Misalnya, orang Hispanik, Afrika-Amerika, Asli Amerika, dan Asia-Amerika memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan populasi kulit putih.
  • Stres dan Ketegangan Emosional: Stres kronis atau ketegangan emosional dapat memengaruhi kadar gula darah dan memicu perkembangan diabetes tipe 2 pada beberapa orang.

Terapi Insulin untuk Penderita Diabetes

Terapi insulin umumnya diterapkan kepada orang dengan diabetes, khususnya pada kasus diabetes tipe 1 dan beberapa kasus diabetes tipe 2 yang lebih parah. Terapi insulin adalah kebutuhan utama bagi pasien dengan diabetes tipe 1. Pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin. Oleh karena itu, penderita diabetes tipe 1, tubuhnya tidak bisa memproduksi insulin sendiri dan memerlukan suntikan insulin secara rutin untuk mengatur kadar gula darah mereka.

Sementara pada beberapa kasus diabetes tipe 2 yang lebih parah, terapi insulin juga dapat direkomendasikan. Biasanya, terapi insulin tipe 2 diberikan ketika pengobatan oral dimana perubahan gaya hidup ternyata tidak cukup efektif dalam mengontrol kadar gula darah yang dideritanya.

Pada terapi insulin, hormon tersebut dapat diberikan melalui suntikan, baik dengan menggunakan jarum suntik konvensional atau dengan bantuan alat suntik otomatis. Beberapa orang juga menggunakan pompa insulin yang akan memasukkan insulin dalam dosis yang tepat secara terus menerus.

Tujuan utama terapi insulin adalah mengontrol kadar gula darah agar tetap dalam rentang normal. Hal ini akan membantu mencegah komplikasi jangka panjang dari diabetes seperti masalah jantung, kerusakan saraf, masalah mata, dan masalah ginjal.

Dalam terapi ini, dosis insulin harus disesuaikan dengan kebutuhan individu. Ini bisa berbeda dari satu orang ke orang lain dan bahkan bisa berubah pada satu orang sepanjang waktu berjalan. Dosis insulin memang harus dikoordinasikan dengan makanan yang dikonsumsi dan tingkat aktivitas fisik.

Dan juga penting untuk secara teratur memantau kadar gula darah agar dapat mengukur efektivitas terapi insulin. Hasil pemantauan ini akan membantu dalam menyesuaikan dosis insulin dan rencana perawatan selanjutnya.

Efek Samping dan Risiko Terapi insulin

Terapi insulin dapat memiliki beberapa efek samping merugikan bagi pasien. Tentu saja akan penting untuk memahami dan mengelola risiko ini bersama dengan dokter yang menangani.

Meskipun insulin adalah obat yang sangat efektif untuk mengendalikan kadar gula darah, seperti semua obat, terapi insulin juga dapat menyebabkan efek samping. Efek samping terapi insulin dapat bervariasi antara individu dan tergantung pada berbagai faktor, termasuk dosis insulin, jenis insulin yang digunakan, dan bagaimana insulin digunakan.

Berikut beberapa efek samping umum yang dapat terjadi akibat terapi insulin:

  • Hipoglikemia (Gula darah rendah): Ini adalah efek samping paling umum dari terapi insulin. Terlalu banyak insulin atau dosis yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dapat menyebabkan penurunan tajam kadar gula darah, yang dapat mengakibatkan gejala seperti keringat dingin, gemetar, pusing, kebingungan, dan bahkan kehilangan kesadaran jika tidak diatasi dengan cepat.
  • Reaksi alergi: Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap insulin, yang dapat menyebabkan gatal-gatal, ruam kulit, pembengkakan, atau kesulitan bernapas.
  • Peningkatan berat badan: Beberapa orang mungkin mengalami peningkatan berat badan saat menggunakan insulin. Hal ini terutama terjadi pada mereka yang mengalami peningkatan nafsu makan setelah mulai menggunakan insulin.
  • Masalah di tempat suntikan: Terkadang, suntikan insulin dapat menyebabkan masalah kulit seperti benjolan, kemerahan, atau rasa sakit di tempat suntikan. Ini dapat mengganggu kenyamanan dan patut diperhatikan.
  • Perubahan dalam profil gula darah: Terkadang, insulin dapat menyebabkan fluktuasi gula darah yang sulit diatur dengan baik. Peningkatan kadar gula darah yang tidak diinginkan (hiperglikemia) juga dapat terjadi.
  • Reaksi lokal: Beberapa orang mungkin mengalami reaksi lokal di tempat suntikan, seperti iritasi atau bengkak. Ini umumnya tidak serius, tetapi bisa mengganggu.

Terapi insulin adalah bagian penting dari manajemen diabetes untuk banyak orang. Pemantauan yang baik, pemahaman tentang pengaturan dosis, dan kerja sama dengan dokter adalah kunci kesuksesan dalam penggunaan terapi insulin untuk mengendalikan diabetes.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top