Apakah Relapse Bagian dari Proses Pemulihan Rehabilitasi Narkoba? - Ashefa Griya Pusaka

Apakah Relapse Bagian dari Proses Pemulihan Rehabilitasi Narkoba?

relapse selama pemulihan 1
Share on:

Memulai perjalanan pemulihan dalam rehabilitasi narkoba bisa menjadi tantangan sekaligus bermanfaat. Penting memiliki pemahaman yang jelas tentang apa saja yang diperlukan dan hambatan yang mungkin timbul selama prosesnya. Relapse atau kekambuhan adalah hal yang kerap dialami oleh pecandu narkoba dalam masa rehabilitasi. Apakah selalu demikian?

Apa itu Proses Pemulihan?

Pemulihan, dalam konteks kecanduan narkoba atau kesehatan mental, mengacu pada proses mendapatkan kembali kendali atas hidup seseorang dan mencapai keadaan sehat fisik, mental, dan emosional. Hal ini mencakup mengatasi penyalahgunaan zat, perilaku destruktif, atau gangguan kesehatan mental dan menerapkan pola hidup yang lebih sehat.

Pemulihan adalah perjalanan yang sangat individual dan pribadi. Ini bukanlah pendekatan yang bisa diterapkan untuk semua orang, melainkan sebuah proses unik yang bervariasi dari orang ke orang. Ini sering kali melibatkan kombinasi terapi, kelompok pendukung, manajemen pengobatan, dan perubahan gaya hidup. Tujuan pemulihan adalah untuk mencapai dan mempertahankan kehidupan yang bahagia dan bermakna, bebas dari dampak negatif kecanduan atau tantangan kesehatan mental.

Berbagai Tantangan dalam Proses Pemulihan

Meskipun pemulihan merupakan pengalaman yang transformatif dan memberdayakan, hal ini bukannya tanpa tantangan. Para pecandu narkoba dalam masa pemulihan menghadapi berbagai kendala yang dapat menguji komitmen dan ketahanannya. Beberapa tantangan umum yang biasanya muncul meliputi:

  • Gejala putus obat: Selama tahap awal pemulihan, individu mungkin mengalami gejala putus obat atau sakau saat tubuh mereka menyesuaikan diri dengan kekurangan zat terlarang yang biasanya dikonsumsi. Gejala-gejala ini mungkin tidak nyaman dan mungkin memerlukan dukungan medis.
  • Mengidam: Mengidam zat-zat atau perilaku adiktif bisa menjadi kuat dan terus-menerus, terutama pada saat-saat stres atau terpapar pada pemicunya. Pemicunya dapat berupa orang, tempat, atau situasi yang mengingatkan individu akan penggunaan narkoba atau perilaku tidak sehat di masa lalu.
  • Perjuangan emosional dan psikologis: Pemulihan sering kali melibatkan penanganan masalah emosional dan psikologis mendasar yang berkontribusi terhadap perilaku adiktif atau gangguan kesehatan mental. Hal ini dapat dilakukan dengan menghadapi trauma masa lalu, menangani gangguan yang terjadi bersamaan, dan mengembangkan mekanisme penanggulangan yang lebih sehat.
  • Risiko kambuh: relapse, kembalinya penggunaan narkoba atau perilaku bermasalah sebelumnya, merupakan kekhawatiran umum dalam pemulihan. Kekambuhan tidak berarti kegagalan, melainkan peluang untuk bertumbuh dan belajar.

Realitas Relapse dalam Masa Pemulihan

Ketika individu memulai proses pemulihan, konsep kekambuhan menjadi pertimbangan penting. Memahami realitas kekambuhan sangat penting bagi individu yang ingin mempertahankan ketenangan jangka panjang dan mengatasi kecanduan.

Relapse, dalam konteks pemulihan, mengacu pada terulangnya penggunaan narkoba atau terlibat dalam perilaku destruktif setelah periode pantang atau kemajuan. Penting untuk dicatat bahwa kekambuhan bukanlah tanda kegagalan, melainkan bagian dari proses pemulihan. Kekambuhan dapat terjadi pada setiap tahap pemulihan, dan sangat penting untuk melakukan pendekatan dengan kasih sayang dan pengertian.

Ada beberapa kesalahpahaman seputar relapse yang dapat melanggengkan stigma dan menghambat proses pemulihan. Penting untuk menghilangkan prasangka kesalahpahaman ini untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi individu dalam pemulihan.

  • “Kambuh menandakan kegagalan” Fakta : Kekambuhan bukanlah suatu kegagalan, melainkan suatu kemunduran yang dapat dijadikan peluang untuk bertumbuh dan belajar. Hal ini tidak mengurangi kemajuan yang dicapai dalam pemulihan.
  • “Kekambuhan tidak bisa dihindari” Fakta : Meskipun kekambuhan adalah kejadian umum dalam proses pemulihan, hal ini dapat dihindari. Dengan sistem pendukung yang tepat dan strategi penanggulangan yang tepat, individu dapat mengurangi risiko kambuh.
  • “Kambuh, berarti mulai lagi dari awal” Fakta : Kekambuhan tidak menghapus kemajuan yang dicapai dalam pemulihan. Ini adalah kesempatan untuk menilai kembali dan memperkuat komitmen seseorang terhadap ketenangan. Mencari bantuan dan menyesuaikan rencana pemulihan dapat membantu individu kembali ke jalur yang benar.
  • “Kambuh adalah sebuah moral kegagalan” Fakta : relapse bukan cerminan karakter atau moralitas seseorang. Kecanduan adalah penyakit kompleks yang mempengaruhi otak, dan kekambuhan merupakan manifestasi dari tantangan yang terkait dengan kecanduan. Hal ini membutuhkan pengertian dan dukungan, bukan penilaian.

Faktor-Faktor yang Berkontribusi pada Relapse Ketika Rehabilitasi

Meskipun pemulihan dari kecanduan adalah sebuah perjalanan menuju penyembuhan dan transformasi, kemungkinan kambuh adalah kenyataan yang dihadapi banyak orang. Memahami faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kekambuhan dapat membantu individu mengantisipasi dan menavigasi potensi tantangan dalam perjalanan menuju pemulihan.  Dua faktor penting yang dapat menyebabkan kekambuhan adalah : pemicu dan situasi berisiko tinggi, serta masalah mendasar dan kelainan yang terjadi bersamaan.

Pemicu adalah isyarat eksternal atau internal yang dapat membangkitkan keinginan dan godaan, yang berpotensi menyebabkan kekambuhan. Pemicu ini dapat bervariasi dari orang ke orang dan mungkin mencakup faktor lingkungan, situasi sosial, keadaan emosi, atau bahkan individu tertentu. Penting untuk mengidentifikasi dan mengenali pemicu diri sendiri untuk mengembangkan strategi penanggulangan yang efektif.

Beberapa faktor pemicu umum :

  • ‍Peristiwa yang menegangkan Orang atau tempat tertentu
  • Keadaan emosional (misalnya, kesedihan, kemarahan)
  • Keinginan yang kuat
  • Paparan zat atau perlengkapan

Sementara situasi berisiko tinggi mengacu pada keadaan yang meningkatkan kemungkinan kambuh. Situasi ini dapat menguji tekad seseorang dan menimbulkan tantangan terhadap komitmennya terhadap pemulihan. Contoh situasi berisiko tinggi dapat mencakup pesta atau pertemuan sosial yang melibatkan zat-zat terlarang, bertemu dengan teman lama yang menggunakan narkoba, atau mengalami stresor kehidupan yang signifikan.

Situasi umum berisiko tinggi meliputi :

  • ‍Acara sosial yang melibatkan penggunaan narkoba
  • Berada di lingkungan yang terkait dengan penyalahgunaan zat di masa lalu
  • Tekanan emosional atau trauma
  • Kurangnya dukungan atau akuntabilitas
  • Kebosanan atau kemalasan

Adapun masalah yang mendasari dan gangguan yang terjadi bersamaan dapat berdampak signifikan pada kerentanan seseorang untuk kambuh. Banyak orang yang berjuang melawan kecanduan juga menghadapi tantangan kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan terkait trauma. Masalah-masalah mendasar ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatasi keinginan mengidam dan pemicu stres, sehingga membuat mereka lebih rentan untuk kambuh.

Masalah umum yang mendasari dan gangguan yang terjadi bersamaan meliputi :

  • depresi
  • Gangguan kecemasan
  • Gangguan stres pasca trauma (PTSD)
  • Gangguan bipolar
  • Gangguan kepribadian

Apakah Relapse Tidak Bisa Dihindari?

Dalam proses rehabilitasi, pertanyaan di atas sering kali muncul. Meskipun kekambuhan dapat menjadi bagian dari proses pemulihan bagi sebagian individu, penting untuk memahami sifat kompleks dari pemulihan dan peran tanggung jawab pribadi serta sistem pendukung dalam mencegah kekambuhan.

  • Sifat Pemulihan yang Kompleks

Pemulihan dari segala bentuk kecanduan atau masalah kesehatan perilaku adalah proses yang kompleks dan memiliki banyak aspek. Hal ini tidak hanya melibatkan penanganan aspek fisik tetapi juga faktor psikologis dan emosional yang berkontribusi terhadap perkembangan dan pemeliharaan kecanduan.

  • Tanggung Jawab Pribadi dan Sistem Pendukung

Meskipun relapse dapat terjadi, hal ini bukanlah bagian dari pemulihan yang tidak bisa dihindari. Tanggung jawab pribadi memainkan peran penting dalam mencegah kekambuhan. Mengambil rasa kepemilikan atas tindakan seseorang, membuat pilihan yang lebih sehat, dan secara aktif mencari dukungan adalah faktor kunci dalam mempertahankan pemulihan.

Strategi Pencegahan Relapse Selama Proses Pemulihan

Dalam hal pemulihan, pencegahan kekambuhan memainkan peran penting dalam mempertahankan kemajuan dan menghindari kemunduran. Meskipun kekambuhan merupakan kekhawatiran umum bagi individu yang sedang dalam perjalanan menuju pemulihan, ada beberapa strategi yang dapat membantu mengurangi risiko tersebut. Berikut adalah tiga strategi utama untuk pencegahan kekambuhan:

  • Mengembangkan Keterampilan Mengatasi

Mengembangkan keterampilan mengatasi masalah yang efektif sangat penting dalam mencegah kekambuhan. Penting untuk mengidentifikasi cara sehat untuk mengelola stres, keinginan mengidam, dan pemicu yang mungkin timbul selama perjalanan pemulihan. Dengan mempelajari dan mempraktikkan teknik mengatasi masalah, individu dapat menavigasi situasi yang menantang dengan lebih baik tanpa menggunakan narkoba atau perilaku berbahaya lainnya.

Beberapa keterampilan mengatasi masalah yang dapat bermanfaat meliputi: Teknik mindfulness dan meditasi untuk meningkatkan kesadaran diri dan mengurangi stres; Melakukan aktivitas fisik secara teratur untuk melepaskan endorfin dan meningkatkan suasana hati; Membuat jurnal untuk mengekspresikan emosi dan mendapatkan kejelasan; Mencari dukungan dari terapis atau konselor untuk mengembangkan strategi penanggulangan yang dipersonalisasi.

  • Membangun Jaringan Dukungan yang Kuat

Memiliki jaringan dukungan yang kuat sangat penting dalam pencegahan kekambuhan. Mengelilingi diri dengan individu yang pengertian dan suportif dapat memberikan dorongan, akuntabilitas, dan bimbingan yang diperlukan sepanjang perjalanan pemulihan. Jaringan ini dapat mencakup anggota keluarga, teman, kelompok pendukung, dan profesional.

  • Mencari Bantuan Profesional

Bantuan profesional sangat berharga dalam pencegahan relapse. Pusat Rehabilitasi Narkoba, terapis, dan tenaga ahli medis lainnya dapat memberikan intervensi, panduan, dan strategi yang dipersonalisasi berdasarkan bukti untuk memenuhi kebutuhan unik individu dalam pemulihan.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top