Beberapa tahun lalu, daun yang dikenal sebagai Kratom menjadi berita utama dan sering disebut-sebut sebagai obat alami untuk berbagai penyakit. Namun, ada sisi lain Kratom yang jarang dibahas namun sangat penting untuk dipahami, itu adalah kecanduan Kratom. Kratom, meskipun berasal dari tumbuhan, bukannya tanpa risiko dan potensi kecanduan.
Apa itu Daun Kratom?
Kratom, yang secara ilmiah dikenal sebagai Mitragyna speciosa, adalah jenis pohon tropis asli Asia Tenggara, terutama di negara-negara seperti Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Daun dari pohon ini telah digunakan selama berabad-abad dalam pengobatan tradisional oleh masyarakat lokal. Dan belakangan ini, daun kratom pun telah menyebar ke pasar Barat, yang sering kali diiklankan sebagai obat atau suplemen alami.
Pohon Kratom termasuk dalam keluarga kopi dan tumbuh subur di daerah beriklim tropis. Daunnya adalah sumber utama zat yang membuat Kratom populer. Daun kratom ini dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk, antara lain dalam bentuk bubuk, kapsul, atau diseduh sebagai teh. Beberapa orang juga mengunyah daun mentahnya.
Daun kratom mengandung beberapa senyawa aktif, namun yang paling menonjol adalah mitragynine dan 7-hydroxymitragynine. Senyawa ini bila masuk ke dalam tubuh maka akan berinteraksi dengan reseptor opioid di otak. Itulah sebabnya Kratom dapat memberikan efek pereda nyeri. Namun, interaksi dengan reseptor opioid inilah yang juga membuat Kratom berpotensi membuat ketagihan.
Daun kratom hadir dalam berbagai jenis dan warna, yang sering digunakan untuk memasarkan produk dalam berbagai bentuk. Warna merah, hijau, dan putih mengacu pada warna urat pada daun. Beberapa orang percaya bahwa warna dan jenis yang berbeda memiliki efek yang berbeda, namun klaim tersebut sering kali tidak didukung oleh bukti ilmiah.
Bangkitnya Penggunaan Kratom
Pada awal tahun 2000-an, Kratom mulai mendapat perhatian di Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Popularitasnya berkembang melalui forum internet, tempat dunia maya dimana banyak pengguna saling berbagi pengalaman. Penjual online pun mulai menjual Kratom yang sering kali memasarkannya sebagai obat alami untuk mengatasi rasa sakit, kecemasan, dan depresi. Kemudahan akses melalui platform online berkontribusi besar terhadap penyebarannya.
Salah satu nilai jual utama daun Kratom adalah asal usulnya yang alami. Banyak penjual dan pendukung Kratom menekankan bahwa ini adalah bahan nabati, yang mereka sarankan menjadikannya alternatif yang lebih aman dibandingkan obat resep.
Meskipun Kratom berasal dari tumbuhan, pengaruhnya terhadap tubuh manusia bisa sangat kompleks dan berpotensi membahayakan. Senyawa aktif dalam Kratom berinteraksi dengan reseptor opioid di otak, mirip dengan opioid seperti morfin. Interaksi ini dapat menimbulkan ketergantungan dan kecanduan.
Efek Kratom
Efek Kratom dapat bervariasi tergantung pada dosis, jenis obat, dan juga stamina pengguna. Beberapa pengguna melaporkan merasa terbebas dari rasa sakit atau kecemasan, namun Kratom juga dapat menimbulkan efek buruk, terutama jika digunakan dalam jangka waktu lama.
Dalam dosis kecil, Kratom sering bertindak sebagai stimulan, dan pengguna melaporkan peningkatan energi, kewaspadaan, dan kemampuan bersosialisasi. Namun, dalam dosis yang lebih besar, senyawa di dalam daun kratom dapat menimbulkan efek sedatif, mirip dengan opioid. Beberapa efek jangka pendek kratom antara lain:
- Euforia
- Peningkatan energi dan fokus
- Pereda sakit
- Kantuk
- Mengurangi kecemasan
Sementara penggunaan Kratom dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai efek buruk, termasuk:
- Penurunan berat badan
- Insomnia
- Kelelahan
- Sembelit
- Penggelapan kulit
- Kehilangan selera makan
- Potensi Kecanduan dan Ketergantungan Kratom
Seperti disebutkan sebelumnya, senyawa aktif dalam daun Kratom berinteraksi dengan reseptor opioid di otak. Interaksi ini dapat menimbulkan ketergantungan fisik, dimana tubuh beradaptasi terhadap senyawa dan memerlukannya agar dapat berfungsi normal. Selain itu, pengguna dapat mengembangkan kecanduan psikologis, menginginkan obat tersebut karena efeknya.
Gejala putus obat atau sakau pun dapat terjadi bila pemakaian kratom dikurangi atau dihentikan, antara lain:
- Nyeri otot
- Insomnia
- Sifat lekas marah
- Agresi
- Perubahan emosional
Resiko dan Bahaya Kesehatan Kratom
Meskipun Kratom sering dipasarkan sebagai alternatif alami untuk mengatasi rasa sakit dan kecemasan, penting untuk mengenali risiko dan bahaya yang terkait dengan penggunaannya. Interaksi Kratom dengan reseptor opioid dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan, termasuk:
- Depresi pernafasan
- Peningkatan denyut jantung dan tekanan darah
- Toksisitas hati
- Kejang
- Peningkatan risiko gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan
Kratom dapat berdampak nyata pada kesehatan mental penggunanya. Meskipun beberapa pengguna melaporkan adanya kelegaan sementara dari kecemasan atau depresi, namun yang lain malah mengalami gejala yang memburuk seiring berjalannya waktu. Ketergantungan pada Kratom juga dapat menyebabkan isolasi sosial, masalah keuangan, dan kesulitan dalam hubungan, yang selanjutnya memperburuk masalah kesehatan mental.
Menggabungkan Kratom dengan zat lain, terutama opioid, alkohol, atau obat penenang, bisa sangat berbahaya. Kombinasi ini dapat menyebabkan depresi pernafasan, dimana pernafasan menjadi dangkal atau berhenti sama sekali, yang dapat berakibat fatal.
Mengenali Tanda-Tanda Kecanduan Kratom dan Penanganan
Beberapa tanda yang mungkin menunjukkan seseorang mengalami kecanduan Kratom antara lain:
- Peningkatan toleransi, membutuhkan lebih banyak Kratom untuk mencapai efek yang diinginkan
- Mengalami gejala putus obat saat tidak menggunakan Kratom
- Menggunakan Kratom meskipun menimbulkan konsekuensi negatif terhadap kesehatan, hubungan, atau keuangan
- Ketidakmampuan untuk mengurangi atau mengendalikan penggunaan Kratom
- Menghabiskan banyak waktu untuk mendapatkan, menggunakan, atau memulihkan Kratom
Kecanduan kratom, seperti halnya kecanduan zat apa pun, adalah hal yang sulit untuk diatasi sendirian. Karena itu mendapatkan bantuan dari layanan rehabilitasi adalah solusi yang tepat. Layanan rehabilitasi narkoba profesional dapat memberikan dukungan, sumber daya, dan pengobatan yang diperlukan untuk mengatasi masalah mendasar yang terkait dengan kecanduan.
Ada berbagai pilihan pengobatan untuk mereka yang kecanduan kratom seperti :
- Detoksifikasi Medis: Untuk mengelola dan meringankan gejala sakau.
- Konseling Individu: Untuk mengatasi masalah psikologis yang mendasarinya dan mengembangkan strategi penanggulangan.
- Terapi Kelompok: Membangun sistem pendukung dan belajar dari pengalaman orang lain dalam pemulihan.
- Terapi Keluarga: Melibatkan orang yang dicintai dalam proses pemulihan.
- Perencanaan Perawatan Setelah Perawatan: Untuk mempersiapkan kehidupan setelah perawatan dan mengurangi risiko kambuh.
Kratom, suatu zat yang sering kali dikelilingi oleh informasi yang salah. Seperti yang telah kita bahas dalam artikel ini, interaksi Kratom dengan reseptor opioid dapat menyebabkan ketergantungan dan kecanduan, dengan berbagai efek buruk pada kesehatan fisik dan mental.
Kecanduan kratom adalah masalah yang kompleks, namun dengan dukungan, pengobatan, dan tekad yang tepat, pemulihan akan dapat dicapai. Pusat rehabilitasi narkoba profesional menawarkan teknik, strategi dan dukungan yang diperlukan untuk hidup lebih sehat dan bebas narkoba.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka