Tak Mudah Berhenti Pakai Ganja Apabila Sudah Kecanduan, simak penjelasannya berikut ini supaya tidak terus-terusan menyalahgunakan.
Ganja merupakan bagian dari tanaman Cannabis Sativa yang dikeringkan termasuk bung, biji, daun dan batangnya. Nama lain dari ganja yaitu mariyuana, hash, pot, weed dan lainnya. Ganja tidak hanya dikonsumsi seperti merokok saja. Namun bisa dikonsumsi sebagai bahan makanan, teh dan sebagai obat medis.
Cara menggunakan ganja yang berbeda akan memberikan efek yang berbeda juga pada tubuh. Misalnya, ketika menghisap ganja maka akan langsung ke paru-paru, kemudian akan terlepas cepat ke aliran darah dan langsung ke otak serta organ yang lain. Ganja membutuhkan waktu yang lama untuk memberikan efek ketika seseorang mengonsumsi ganja.
Efek yang dimbulkan saat mengonsumsi ganja seperti cemas berlebihan, dan ingat memburuk dan sulit mengendalikan emosi. Tak hanya itu, ganja bisa menganggu hubungan keluarga, pekerjaan, sekolah. Paling parahnya lagi jika di konsumsi dalam jangka waktu panjang ganja bisa menimbulkan efek kecanduan dan kesehatan.
Menurut dr. Ardian Ganda Sefri Ardiato, dampak buruk ganja pada memori bisa berlangsung lama, mulai berhari-hari hingga berminggu-minggu setelah efek akut ganja hilang.
Fakta Lain Mengenai Ganja “Tidak Mudah Berhenti”
Fakta lain pada ganja kerap kali di sebut sebagai obat gateway atau pintu gerbang yang memungkinkan pengguna mencoba materi mematikan yang lainnya. Seseorang yang sudah kecanduan ganja akan lebih rentan menyalagunakan obat-obatan berbahaya yang lainnya misalnya, heroin, kokain, Halusinogen, atau Metamfetamin.
Dengan kata lain, jika seseorang mencoba mengonsumsi ganja berarti mereka masuk ke jalan yang salah. Karena banyak sekali kisah mengenai pengguna ganja yang berusaha untuk berhenti mengganja. Berhenti mengonsumsi ganja tidak semudah yang dibayangkan. Pengguna akan mengalami berbagai gejala yang menyakitkan dan mengganggu aktivitas.
Seringkali pengguna ganja ingin berhenti mengonsumsi ganja, malah kembali mengonsumsi ganja karena sulit untuk mengendalikan amarah, sulit tidur, makan tidak teratur dan gelisah. Jika sudah seperti itu, dorongan untuk mengonsumsi ganja muncul kembali.
Pada umumnya ganja di konsumsi dengan cara dihisap seperti rokok. Sama halnya seperti rokok, ganja juga dapat membangkitkan sel kanker di tubuh pemakainya. Misalnya penyakit yang ditimbulkan pada pengguna ganja yaitu kanker paru-paru. Penyakit in idi picu karena aswpa ganja yang tidak difilter dan mempunyai lebih banyak karsinogen dibandingkan rokok. Karsinogen merupakan zat yang bisa menimbulkan kanker dalam jaringan hidup
Bagaimana Cara Berhenti dari Kecanduan Ganja?
Pengguna ganja bisa berhenti dari kecanduan harus mempunyai rasa ingin dan niat untuk berubah. Terkadang, pengguna yang sudah kecanduan akan mengalami sulit berhenti. Hal tersebut terjadi karena susunan Neurotransmitter atau zat kimia yang bekerja dalam proses pesan di otak mengalami perubahan, sehingga tidak mudah untuk berhenti mengonsumsi ganja.
Jadi, untuk berhenti dari kecanduan ganja diperlukan pengobatan khusu dari dokter yang salah satunya ada di tempat rehabilitasi narkoba dan pengguna ganja harus didukung oleh pihak keluarga maupun orang terdekat, agar proses rehabilitasi dapat berjalan dengan optimal, lancar dan berkesinambungan.
Di lansir dari Alodokter, Dr. Radius Kusuma memberikan tips dalam membantu seseorang yang mengalami kecanduan ganja seperti berikut ini:
- Lakukanlah aktivitas atau kegiatan yang positif, seperti olahraga, hobi atau mengikuti kegiatan bakti sosial.
- Perbanyak makan buah-buahan dan sayuran
- Gunakanlah waktu untuk pekerjaan atau mengerjakan sesuatu yang lebih bermanfaat.
Sementara itu menurut dokter jiwa dr. Triwibowo Tuahta Ginting mengatakan bahwa ada dua cara untuk mengatasi seseorang yang mengalami kecanduan obat-obatan terlarang yaitu dua modalitas (Psikofarmaka dan Psikoterapi).
Psikofarmaka yaitu memberikan obat yang bisa membantu dalam mengatasi kecanduan atau disebut dengan subtitusi. Selain subtitusi, akan diberikan obat dalam mengatasi gejala putus zat(withdrawal syndrome) atau ganja, jika pasien berhenti memakai zat terlarang tersebut
Kemudian cara yang lainnya dengan melakukan Psikoterapi. Hal ini dilakukan untuk membantu pasien dalam memperkuat motivasi dan pertahanan diri. Supaya terhindar dari pikiran yang mendorong pengguna mengonsumsi ganja kembali.
Bagaimana Kondisi Tubuh Setelah Berhenti Mengonsumsi Ganja?
Seseorang yang pada awalnya rutin mengonsumsi ganja kemudian berhenti mengonsumsi ganja maka akan muncul gejala putus dari zat ganja (Withdrawal Symptoms).
Withdrawal Symptoms akan memuncak dalam seminggu pertama berhenti dan bertahan hingga Minggu kedua. Gejala yang ditimbulkan seperti lekas marah, emosional, nafsu makan menurun, sulit tidur, gelisah, mengidam ganja dan sakit perut.
Kemudian akan merasakan kesulitan dan ketidaknyamanan fisik saat puncak Withdrawal Symptoms berhenti pada Minggu pertama atau kedua. Walaupun efek fisik yang di rasakan dari Withdrawal Symptoms berhenti setelah berhenti mengonsumsi ganja, tegapu gejala psikologis bisa lama.
Bagaimana Cara Menangani Muncul Gejala Putus Ganja?
Dalam mengatasi gejala putus ganja itu tergantung pada kondisi pasien. Apakah pasien mempunyai permasalahan kejiwaan atau kecanduan zat lain. Berikut ini beberapa cara untuk memulihkan gejala putus zat:
- Seseorang yang mengalami gejala putus zat atau obat cinderung mengalami fungsi sosial yang buruk atau masalah kejiwaan. Oleh karena itu, perlu sekali mendapatkan penanganan yang tepat yaitu di pusat rehabilitasi narkoba.
- Progam rehablitasi dengan cara radar jalan juga melibatkan psikoterapi atau penyediaan kesehatan mental serta sesi terapu yang konsisten.
- Seseorang yang mungkin bisa menemukan kelompok pendukung lokal maupun online supaya bisa terhubung dengan orang lain yang sama mengalami permasalahan akibat dari penggunaan ganja.
Demikianlah penjelasan tentang sulitnya seseorang untuk berhenti dari kecanduan ganja dan solusi yang paling tepat untuk berhenti mengonsumsi ganja. Sebelum terlambat, jangan pernah mencoba menghisap ganja. Karena banyak resiko yang didapatkan baik itu kesehatan, finansial, dan psikologis. Apabila sudah terjerumus, secepatnya untuk konsultasi dengan dokter atau Psikiater di tempat rehabilitasi narkoba. Ada beberapa tempat rehabilitasi narkoba yang bisa kamu kunjungi, salah satunya pusat rehabilitasi narkoba Ashefa Griya Pusaka.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka