Buprenorfin: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping - Ashefa Griya Pusaka

Buprenorfin: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Buprenorfin: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping
Share on:

Kenali apa itu Buprenorfin manfaat, dosis, dan efek samping. Obat ini sering digunakan untuk membantu penyalahguna obat golongan opioid.

Terjadinya nyeri tidak hanya dihadapi oleh orang dewasa dan lansia. Cukup sering dijumpai sebagian dari para remaja juga menderita nyeri, seperti nyeri pinggang yang bisa dikategorikan sebagai gejala nyeri yang ringan. Buprenorfin menjadi salah satu obat yang bisa menangani sakit ini.

Pengertian Buprenorfin

Mari mengenal lebih jelas terkait buprenorfin. Ini adalah obat yang digunakan untuk mengatasi atau pereda nyeri sedang hingga berat. Tak hanya itu, obat ini sering kali dipakai saat pengobatan ketergantungan dan penyalahgunaan obat golongan opioid dan dapat di kombinasikan dengan naloxone.

Disisi lain, ada yang mengatakan bahwa buprenorfin bukanlah penyembuh bagi pencandu opiat. Namun, selama pemakaian buprenorfin penggunanya akan tetap bergantung pada opiat secara fisik. Namun, obat ini menawarkan perubahan agar bisa menjadi lebih stabil dari sebelumnya.

Manfaat Penggunaan Buprenorfin

Setiap hal diciptakan dengan tujuan tertentu, begitu pula dengan buprenorfin . Ia dibuat untuk membantu mereka yang memiliki kecanduan terhadap heroin agar berhenti mengonsumsinya. Selain itu obat ini juga memiliki manfaat utama bagi setiap penggunanya. Antara lain;

  • Meredakan nyeri

Terdapat beberapa macam jenis nyeri, dari sedang hingga berat. Tidak jarang pula nyeri muncul kepada para remaja. Terlebih pada remaja perempuan yang hampir setiap bulan ketika mereka haid. Dan itu bisa dikategorikan sebagai nyeri dengan sifat ringan.

Namun, ketika rasa nyeri yang muncul pasca operasi dapat digolongkan ke dalam nyeri dengan sifat berat. Untuk itu, pasien pasca melakukan operasi sering kali dianjurkan untuk mengonsumsi buprenorfin guna meredakan rasa nyeri yang menyerang mereka.

  • Obat penawar ketergantungan opioid

Tidak hanya sebagai pereda nyeri, obat buprenorfin juga berguna untuk membantu seseorang agar bisa terlepas dari ketergantungannya terhadap opioid. Karena terlalu banyak mengonsumsi opioid dapat menimbul efek samping yang buruk pada tubuh penggunanya.

Oleh karena itu, penggunaan buprenorfin dianggap bisa membantu mereka untuk pulih dari ketergantungan terhadapat opioid. Namun, dengan pemantauan dan konseling melalui dokter dapat memberikan pengguna untuk merubah gaya hidupnya menjadi  stabil serta lebih baik.

Selain itu, buprenorfin yang merupakan agonis-antagonis opioid campuran ini juga bisa mengurangi dampak buruk akibat penyalahgunaan heroin atau narkoba melalui suntikan, terapi rumatan, dan pemberian obat sesuai takaran agar terhindar dari gejala putus zat (sakau), kata lain dari sedasi.

Aturan Pemakaian Serta Dosis Buprenorfin

Dikarenakan buprenorfin adalah jenis obat yang digunakan untuk mengatasi ketergantungan. Maka, penggunaan atau pemaikannya tidak boleh sembarangan, harus sesuai dengan resep dokter. Oleh karena itu, pemakaiannya dibagi menjadi dua (2) bagian utama, yakni bagi anak-anak dan dewasa.

  • Dosis Buprenorfin Untuk Orang Dewasa

Pasien ketergantungan opioid dewasa sublingual dianjurkan untuk mengonsumsi 0,8-4 mg sekali dalam sehari yang mana dapat ditingkatkan dosisnya sesuai kebutuhan mereka. Sedangkan pemeliharaannya, diperbolehkan untuk menggunakan obat ini ≤ 32mg setiap harinya.

Sedangkan, untuk mereka penderita nyeri sedang sampai berat (Parenteral) dianjurkan mengonsumsi buprenorfin dengan dosis 300-600 mg setiap 6-8 jam. Selain itu, bagi yang menderita nyeri sedang hingga parah diharapkan memakai 200-400 mg setiap 6-8 jam sesuai kebutuhannya.

  • Dosis Buprenorfin Untuk Anak-Anak (Remaja)

Bagi pasien yang memiliki ketergantungan terhadap opioid sublingual berusia lebih dari 16 tahun. Maka, dianjurkan untuk mengonsumsi buprenorfin setara dengan dosis orang dewasa. Yakni, 0,8 hingga 4 mg sekali dalam sehari dan peningkatan dosis dilakukan sesuai kebutuhan mereka.

Berbeda dengan sebelumnya, penderita nyeri sedang sampai berat (parenteral) berusia 6 bulan hingga 12 tahun dianjurkan dengan dosis 3-6 mcg/kg setiap 6-8 jam. Sedangkan bagi penderita nyeri sedang hingga parah (sublingual) disarankan untuk mengonsumsinya sesuai berat badan dengan rentang waktu 6-8 jam.

Efek Samping Buprenorfin

Buprenorfin

Saat anda mengonsumsi obat-obatan, akibatnya pasti menimbulkan efek samping. Begitu juga pada pemakaian obat buprenorfin ini. Penggunaan berlebihan dan menyalahgunakan bisa menimbulkan efek samping yang buruk. Berikut pembahasannya!

  • Efek Samping yang Sering Kali Dilaporkan

Efek samping yang cukup sering dilaporkan bisa tergolong sedang, karena resiko dari itu tidaklah terlalu serius. Selain itu, pasien juga bisa menanganinya menggunakan cara alternatif atau mengikuti saran (anjuran) dari masing-masing dokter.

Berikut ini merupakan efek samping yang sering kali dilaporkan, sembelit, mual, muntah, sakit kepala, peningkatan keringat, masalah tidur (insomnia), rasa sakit di segala anggota tubuh. Untuk mengatasi masalah tidur, pasien dapat dianjurkan untuk meneguk susu hangat sebelum tidur agar merasa rileks.

  • Efek Samping yang Jarang Terjadi

Efek samping yang jarang muncul,  namun masih memungkinkan untuk terjadi. Apabila memang mengalaminya diharapkan segera menghubungi dokter supaya bisa mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

Detak jantung atau denyut nadi lemah, napas tidak beraturan, pusing dan ingin pingsan, tingkat kortisol menurun, hilangnya nafsu makan, tinja berwarna seperti tanah liat, penyakit kuning, dan masalah hati merupakan efek samping yang jarang sekali dialami oleh pasien pengguna buprenorfin.

Selain dari efek samping yang sudah dijelaskan sebelumnya, penggunaan buprenorfin secara berlebihan dapat menyebabkan penyakit liver. Hal ini bisa ditandai dengan rasa sakit pada perut yang berat, mual dan muntah terus menerus, atau juga munculnya penyakit kuning.

Peringatan Sebelum Menggunakan Buprenorfin

Seperti yang diketahui bahwa penggunaan buprenorfin dapat menyebabkan efek samping yang sangat buruk bagi penggunanya. Oleh karena itu, pemakaian obat tersebut tidak boleh sembarangan. Jangan lupa mengikuti anjuran dokter dan memerhatikan beberapa hal sebelum menggunakannya, antara lain;

  • Alergi

Hal yang pertama yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan buprenorfin , seperti jangan menggunakan obat ini saat anda memiliki alergi terhadapnya. Karena jika anda tetap berusaha untuk menggunakannya tanpa resep dokter dapat berakibat fatal.

Akibat yang bisa muncul sebab alergi terhadap obat bisa menyerang ke seluruh tubuh pasien, seperti pada kulit, bibir, lidah, telinga, dan tenggorokan. Tidak hanya itu, alergi obat juga berpotensi mengalami komplikasi atau bahkan kematian.

  • Rasa Kantuk dan Pusing

Kedua, ketika anda masih dalam proses pengobatan buprenorfin, tidak diperkenankan untuk mengemudikan kendaraan karena dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas dan merugikan pengguna jalan raya lain. Hal ini dikarenakan obat tersebut membuat seseorang pusing dan mengantuk.

Saat anda memaksa untuk mengemudikan kendaraan ketika masih dalam proses pengobatan dengan obat ini. Kemudian, muncul rasa kantuk dan pusing secara tiba-tiba mengakibatkan anda kehilangan kesadaran dan kewaspadaan yang menyebabkan kecelakaan.

  • Pertimbangan Bagi Ibu Hamil, Menyusui, atau yang Merencakan Kehamilan

Bagi seorang wanita yang sedang hamil, menyusui, dan merencakan kehamilan akan lebih baik jika kalian memberi tahu dokter terkait hal tersebut sebelum melanjutkan proses pengobatan menggunakan buprenorfin.

Karena jika para ibu (istri) tidak mengatakan para dokter tekait kondisi kehamilan, menyusui, atau program kehamilan mereka sebelum melakukan pengobatan buprenorfin. Bisa saja terjadi hal diluar yang direncakan seperti komplikasi selama kehamilan.

Risiko Penyalahgunaan

Risiko penyalahgunaan narkoba suntikan (penasun) dengan cara menggerus tablet buprenorfin. Melarutkannya dengan air kemudian biasanya disalahgunakan dengan cara disuntik. Ketika hal ini dilakukan, akibatnya bisa menimbulkan buprenorfin tidak larut. Cairan yang mengandung gumpalan obat ini bisa menyebabkan pembuluh darah mampat, mengalami risiko penyumbatan, dan bisa mematikan. Selain itu juga bisa menyebabkan infeksi.

Penyalahgunaan buprenorfin bisa terjadi Ketika pengguna obat mengonsumsinya dalam jumlah melebihi dosis yang dianjurkan. Kondisi seperti ini akan mengakibatkan mereka mengalami gejala lebih parah lagi baik mulai dari ringan hingga serius memerlukan pemeriksaan lanjutan.

Beberapa efek penyalahgunaan ringan seperti pusing,  mudah mengantuk, mual, konstipasi dan mulut kering. Namun ada juga gejala yang sudah menandakan keadaan serius seperti pusing sangat berat. kejang, sulit bangun, susah bernafas, pingsan, denyut jantung tidak teratur hingga halusinasi.

Meski jarang terjadi, penyalahgunaan dari buprenorfin bisa menyebabkan penyakit liver yang dapat ditandai dengan sakit perut sangat berat. Cara mengatasinya adalah untuk sementara tidak mengonsumsi obat di luar anjuran dokter dan lakukan pemeriksaan lanjutan.

Mengatasi Penyalahgunaan Obat

Ketika Anda mengonsumsi obat-obatan yang memiliki sifat sedatif, akibatnya akan menimbulkan efek ketergantungan jika penggunaannya tidak sesuai dengan resep dokter. Hal yang bisa Anda lakukan selanjutnya ialah menghubungi tempat rehabilitasi narkoba dan berkonsultasi mengenai penyalahgunaan obat yang sedang dialami. Salah satu contohnya ada Ashefa Griya Pusaka yang siap membantu Anda 24 jam, segera konsultasikan penyalahgunaan obat Anda.

Demikianlah ulasan singkat mengenai obat buprenorfin yang digunakan untuk meredakan nyeri sedang hingga berat dan juga membantu seseorang untuk lepas dari ketergantungannya terhadap opioid akibat adanya penyalahgunaan obat yang tidak sesuai dengan dosis pemberian dokter.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top