HIV sampai saat ini merupakan penyakit yang bisa mengancam jiwa sebab belum ada obat yang dapat menyembuhkannya. Oleh karena itu kita harus paham apa saja ciri HIV terutama pada wanita. Beberapa ciri HIV pada wanita antara lain keluhan flu, infeksi vagina yang terus menerus, sampai siklus menstruasi yang kacau. Ayo ketahui lebih mendetil penjelasan ciri ciri HIV pada wanita sehingga kita bisa mengambil langkah dini sebelum penyakitnya berkembang parah.
Mengapa Wanita Berisiko Tinggi Terkena HIV?
Dari hasil penelitian, satu dari empat orang yang hidup dengan HIV di Amerika Serikat adalah wanita. Wanita dari segala usia, ras, dan etnis dapat tertular HIV, tetapi beberapa wanita lebih berisiko daripada yang lain. Semua wanita dapat tertular HIV, tetapi risiko tertular HIV lebih tinggi jika :
- Melakukan hubungan seks tanpa kondom
- Menyuntikkan obat-obatan terlarang, baik sekarang maupun di masa lalu
- Melakukan hubungan seks dengan seseorang untuk mendapatkan uang atau obat-obatan sebagai balasannya atau dengan seseorang yang telah menukar seks untuk mendapatkan uang atau obat-obatan
- Melakukan hubungan seks dengan seseorang yang mengidap HIV
- Melakukan hubungan seks dengan pria dan wanita
- Memiliki infeksi menular seksual (IMS) lainnya
- Melakukan transfusi darah antara tahun 1978 dan 1985
Wanita lebih mungkin tertular HIV daripada pria selama hubungan seks vaginal karena:
- Vagina memiliki permukaan yang lebih luas (dibandingkan dengan penis) yang dapat terpapar air mani yang terinfeksi HIV.
- Air mani dapat bertahan di dalam vagina selama beberapa hari setelah berhubungan seks. Ini berarti wanita terpapar virus lebih lama.
- Infeksi jamur vagina, vaginosis bakteri, atau infeksi menular seksual (IMS) yang tidak diobati meningkatkan kemungkinan penularan HIV. Hal ini karena infeksi jamur atau bakteri atau IMS membawa sel darah putih (dan sel CD4 yang dapat terinfeksi HIV) ke area vagina. Luka kecil pada kulit vagina (umum terjadi pada ulkus genital akibat herpes atau sifilis) sulit terlihat tetapi dapat memungkinkan HIV masuk ke tubuh Anda.
Sebagai seorang wanita, Anda lebih mungkin tertular HIV selama hubungan seks vaginal ketika:
- Anda tidak menyadari faktor risiko pasangan Anda untuk HIV. Beberapa pria, misalnya, berhubungan seks dengan pria dan wanita tetapi tidak memberi tahu pasangan wanita mereka.
- Pasangan pria Anda baru saja terinfeksi. Selama waktu ini, jumlah HIV dalam air maninya lebih tinggi.
- Pasangan Anda tidak menggunakan kondom lateks pria atau Anda tidak menggunakan kondom wanita dengan benar setiap kali berhubungan seks. Anda memiliki riwayat pelecehan seksual, yang dapat menyebabkan perilaku berisiko di masa mendatang.
- Anda berhubungan seks dengan banyak pasangan atau berhubungan seks dengan seseorang yang berhubungan seks dengan banyak pasangan.
- Anda berhubungan seks dengan imbalan uang atau narkoba.
- Anda menyalahgunakan narkoba atau alkohol sebelum atau selama berhubungan seks.
- Wanita yang menggunakan narkoba suntik atau berbagi jarum suntik dan peralatan suntik lainnya berisiko tinggi tertular HIV. Faktanya, berbagi jarum suntik adalah cara penyebaran HIV kedua yang paling umum. (Seks adalah cara penyebaran HIV yang paling umum.) Penggunaan narkoba suntik juga meningkatkan risiko perilaku berisiko, seperti tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks.
Ciri Ciri HIV pada Wanita
HIV dan AIDS adalah penyakit yang berhubungan, hanya saja tak sama. AIDS adalah komplikasi lanjutan karena infeksi HIV yang masuk tubuh kemudian merusak sel CD4. CD4 adalah komponen sel darah putih, dengan tugas melawan infeksi. Makin sedikit jumlah sel CD4, itu artinya sistem imunitas tubuh pun melemah. Berikut ciri ciri HIV pada wanita yang perlu diwaspadai :
- Menderita Gejala menyerupai Flu
Ditemukan sejumlah ciri HIV pada wanita yang hendaknya tak disepelekan misalnya demam, sakit kepala, capai, kelenjar getah bening membengkak, sampai keluarnya ruam di kulit. Umumnya, kondisi tersebut bisa pulih namun hanya sementara waktu. Sesudah itu, gejala lanjutan muncul lagi dalam hitungan hari, bulan, sampai tahun. Karena itu bila wanita mengalami gejala tersebut, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
- Infeksi Vagina Berkali-kali
Ciri HIV pada wanita pun identik dengan infeksi vagina. Infeksi HIV tersebut mengakibatkan tubuh kesulitan mengendalikan bakteri, yang akhirnya mengakibatkan infeksi. Kondisi tersebut biasanya menyebabkan wanita cenderung lebih gampang terkena infeksi jamur di vagina. Infeksi tersebut malah dapat terjadi berkali-kali. Ada sejumlah gejala yang harus dicermati mengenai kondisi tersebut. Itu misalnya sensasi panas ataupun terbakar di area vagina maupun vulva, sakit ketika berhubungan intim, dan keputihan.
- Siklus Menstruasi Tak Teratur
Ciri HIV pada wanita berikutnya yaitu gangguan siklus haid. Wanita yang mengidap HIV cenderung lebih gampang menderita gangguan siklus menstruasi, apabila dibandingkan wanita normal. Kondisi itu dalam istilah medis dinamakan oligomenorea. Gejalanya adalah siklus haid tak teratur, biasanya melebihi siklus normal menjadi 35 hari atau lebih. Di samping disebabkan aspek hormonal, kondisi tersebut pun diakibatkan jumlah sel CD4 yang kian berkurang disebabkan infeksi virus HIV.
- Sakit Panggul Kronis
Wanita penderita HIV pun akan makin beresiko terkena bakteri, diantaranya gonore dan klamidia. Kondisi tersebut mengakibatkan pengidap HIV bisa menderita radang panggul kronis. Diindikasikan terjadinya nyeri area perut bawah serta panggul, keputihan dengan aroma tak sedap, nyeri ketika berhubungan intim, demam menggigil, sakit ketika kencing, ataupun pendarahan ketika berhubungan intim.
- Masalah Kesuburan
Virus HIV bisa menurunkan mekanisme imunitas tubuh, dengan begitu pengobatan yang diambil untuk nyeri panggul kronis ataupun radang panggul juga tak bisa maksimal. Apabila kondisi tersebut terjadi, akibatnya sakit radang panggul tadi dapat menimbulkan gangguan kesehatan lainnya. Termasuk yaitu masalah kesuburan, sebab munculnya infeksi di rahim, ovarium, maupun saluran tuba fallopi. Seperti diketahui, ketiga organ tadi berperan vital untuk kesuburan ataupun terjadinya kehamilan.
- Menopause Dini
Ini adalah keadaan berhentinya siklus haid, yang dialami sebelum wanita berusia 40 tahun. Wanita penderita HIV bisa beresiko menderita menopause dini manakala penyakit itu dibarengi dengan kebiasaan tidak sehat semisal merokok, aktivitas fisik rendah, ditambah jumlah sel CD4 yang sedikit.
- Ruam dan Luka
Ciri HIV pada wanita pun bisa identik dengan gangguan kulit. Dari sejumlah kejadian, HIV dapat memicu terjadinya ruam dan luka pada tubuh. Keadaan tersebut dikarenakan sistem imunitas tubuh lemah, yang berpotensi meningkatkan terjadinya infeksi kulit, tak terkecuali yang dipicu karena jamur, bakteri dan juga virus. Luka serta ruam biasanya terlihat di beberapa area tubuh khususnya kulit, mulut, kemaluan, sampai anus.
Itu tadi penjelasan berbagai ciri HIV pada wanita yang harus diperhatikan. Gejala maupun ciri awal HIV seringnya akan terlihat sesudah 1–2 bulan dari terinfeksi. Pada saat itu, umumnya penderita HIV belum menyadari jika dirinya terinfeksi.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka