Dormicum adalah obat golongan sedatif atau penenang yang digunakan pada prosedur sebelum menjalani operasi ringan. Obat ini tersedia dalam bentuk ampul 1mg/ml dan 5 mg/ml. Termasuk dalam obat keras, sehingga penggunaannya harus diawasi oleh dokter. Dosis yang diberikan akan berbeda sesuai kondisi pasien.
Sebelum menggunakan obat dormicum, pasien harus berkonsultasi dahulu dengan ahli medis, untuk mengetahui pasien mempunyai riwayat penyakit sebelumnya, atau mempunyai alergi obat. Jika pasien sedang mengkonsumsi obat-obatan, sebaiknya beritahu dokter. Untuk mengetahui lebih jelas obat dormicum, baca artikel ini hingga selesai.
Kegunaan obat Dormicum
Obat dormicum adalah obat yang mengandung midazolam masuk dalam obat sedatif atau penenang. Kegunaan obat dormicum diantaranya :
- Pembiusan pada berbagai operasi ringan
- Pramedikasi pasien yang akan menjalani endoskopi atau pemeriksaan untuk melihat kondisi organ tubuh.
- Pramedikasi pasien yang akan menjalani gastroskopi, yaitu tindakan diagnostik untuk mencari tahu masalah yang terjadi pada sistem pencernaan bagian atas.
- Operasi gigi
- pembiusan pasien selama perawatan intensif.
- Memberikan efek menenangkan pada pasien perawatan intensif (ICU)
Kontraindikasi obat dormicum
Jangan berikan dormicum pada kondisi pasien seperti :
- Pasien yang memiliki hipersensitif terhadap obat yang mengandung midazolam
- Pasien yang memilki riwayat penyakit jantung, penyumbatan paru-paru, dan hipoventilasi atau pernafasan lambat.
Dosis penggunaan dormicum
Dosis untuk anestesi ringan
Dewasa : dosis awal 2 mg diberikan secara intravena sekali pada tingkat tidak melebihi 1 mg/ menit segera sebelum prosedur. Dosis tambahan 0,5-2 mg bisa diberikan setelah 2 menit agar mencapai tingkat sedasi yang diinginkan.
Dosis untuk gangguan kecemasan pasien ICU
Dewasa : dosis awal 0,01-0,08 mg /kg berat badan pasien. Melalui intravena biasanya 1-5 mg selama lebih dari 2 hingga 3 menit setiap 5 sampai 15 menit untuk mengendalikan kecemasan akut.
Dosis pemeliharaan 0,02- 0,2 mg kg/berat badan/ jam dengan infus continue. Pasien diawasi dengan teratur dan laju infus disesuaikan untuk mempertahankan tingkat sedasi yang diinginkan.
Interaksi obat dormicum
Penggunaan dormicum tidak boleh bersamaan dengan beberapa jenis obat yaitu :
- Obat anti jamur seperti ketolonazole, vorikonazol, itrakonazol, posaconazol
- Obat jantung seperti nicardipine, quinidine
- Antibiotik seperti eritromisin, telitromisin, klaritimisin
- Obat Hepatitis c yaitu boceprevir atau telaprevir
- Nefazodone
- Bosentan
- Imatinib
- Hindari penggunaan alkohol
Efek samping penggunaan obat dormicum
Efek samping yang terjadi akan bervariasi pada setiap orang tergantung pada kondisi penyakit, usia, jenis kelamin, berat badan maupun kondisi kesehatannya.
Efek samping yang mungkin terjadi saat menggunakan dormicum diantaranya :
- Pusing
- Hipotensi
- Mual muntah
- Mulut kering
- Kebingungan
- Gangguan koordinasi tubuh
- Konstipasi atau susah buang air besar
- Angioedema atau bengkak karena alergi
Adapun efek samping yang lebih serius, namun jarang terjadi diantaranya :
- Perubahan tekanan darah
- Perubahan denyut nadi dan pernafasan
- Gagal pernafasan atau gagal jantung tiba-tiba
- Reaksi paradoksial
- Amnesia anterograd jangka pendek
Kesimpulan
Obat dormicum adalah obat injeksi yang mengandung bahan aktif midazolam. Masuk dalam obat sedatif atau penenang yang biasa digunakan untuk anestesi operasi ringan, pramedikasi endoskopi, gastroskopi, operasi pembedahan gigi, dan memberikan efek tenang pada pasien ICU.
Penggunaan dormicum harus berkonsultasi dahulu dengan dokter untuk mengetahui riwayat penyakit yang diderita, kondisi kesehatan pasien, dan mengetahui obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Efek samping penggunaan dormicum seperti pusing, mulut kering, kebingungan, gangguan koordinasi tubuh, bengkak karena alergi, konstipasi, dan lainnya.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka