Ketahui Efek Berhenti Nyabu Pada Tubuh yang Berbahaya - Ashefa Griya Pusaka

Ketahui Efek Berhenti Nyabu Pada Tubuh yang Berbahaya

Ketahui Efek Berhenti Nyabu Pada Tubuh yang Berbahaya
Share on:

Ketahui efek berhenti nyabu pada tubuh yang berbahaya. Efek berhenti menggunakan narkoba jenis sabu memang sangat sulit dihindari. Efeknya akan merusak tubuh dan jika langsung berhenti nyabu, maka tubuh akan terasa sakit atau disebut dengan sakau. Sabu merupakan narkoba number 2 yang sering disalahgunakan di masyarakat.

Efek penyalahgunaan sabu dapat menyebabkan masalah jantung seperti detak jantung menjadi cepat, tidak teratur dan peningkatan tekanan darah. Saat penyalahguna sudah overdosis maka akan terjadi kejang pada tubuh bahkan kematian. Lalu apa efek berhenti nyabu yang akan terjadi pada tubuh? Simak penjelasannya di artikel ini.

Mengenal Sabu-sabu 

Sabu-sabu atau metamfetamin digunakan di dunia medis sebagai obat stimulant sistem saraf pusat yang bermanfaat untuk mengobati gangguan hiperaktif (ADHD) pada anak-anak, selain itu bisa untuk mengobati gangguan tidur (narkolepsi). 

Namun di masyarakat sering disalahgunakan dengan tujuan lain untuk kesenangan sesaat dengan dosis yang tidak terkontrol yang menyebabkan overdosis dan jika berhenti mengunakannya akan mengakibatkan munculnya gejala sakau atau gejala putus obat.

Bentuk dari sabu berupa Kristal seperti pecahan kaca puih, tidak berbau, agak berkilau, pahit dan mudah larut dalam air. Sabu bisa digunakan dengan cara dihisap seperti roko, dihirup, ditelan jika berbentuk pil dan disuntikan.

Tetapi kebanyakan penyalahguna sabu menggunakannya dengan cara menghirup asap hasil dari pembakaran sabu. Dengan cara Kristal sabu disimpan di atas timah lalu timah itu dibakar. Asap dari pembakaranya disalurkan lewat pipa atau corong kemudian dihirup melalui hidung, tengorokan, paru-paru, dan terus masuk ke otak.

Saat kecanduan sabu maka akan menimbulkan dampak kesehatan yang berbahaya, mulai dari jangka pendek seperti sesak nafas, detak jantung meningkat, suhu tubuh meningkat dan lainnya. 

Sedangkan jangka panjang akan menyebabkan berat badan turun drastic, kerusakan gigi, fungsi otak terganggu, bingung, hilangnya memori, paranoid dan lainnya. Tidak kalah berbahaya efek saat seseorang berhenti menggunakan sabu yang akan membahayakan tubuh.

Efek berhenti nyabu pada tubuh

efek berhenti menggunakan sabu

Efek berhenti menggunakan sabu-sabu secara mendadak atau karena penurunan dosis secara drastis dapat menyebabkan gejala sakau. Efek berhenti nyabu memiliki dua gejala yaitu emosional dan fisik.

Gejala emosional saat seseorang berhenti nyabu adalah :

  • Gelisah
  • Kecemasan
  • Halusinasi
  • Nafsu makan tinggi
  • Mood swing (perubahan perasaan, mudah marah dan melakukan perilaku berbahaya)
  • Paranoid
  • Sulit berkonsentrasi
  • Depresi
  • Psikosis yang menyebabkan skizofrenia
  • Cenderung ingin bunuh diri 
  • Tidur terlalu lama dan sulit untuk dibangunkan sehingga siklus tidur terganggu
  • Menarik diri 
  • Emosi datar dan tidak melakukan aktifitas 

Gejala fisik saat seseorang berhenti nyabu adalah :

  • Penampilan fisik berantakan
  • Sakit kepala
  • Badan terasa sakit dan ngilu
  • Kulit pucat
  • Kontak mata buruk
  • Kelelahan extrem
  • Pergerakan lambat
  • Nyeri otot

Efek berhenti nyabu ini bisa terjadi dalam 1 hingga 2 hari setelah dosis terakhir dan bertahan hingga 3 bulan.  Gejala nya akan berbeda-beda di setiap individu tergantung banyak dan sering menggunakan sabu. 

Gejala dari efek berhenti nyabu ini juga sulit ditanggulangi dengan terapi mandiri di rumah. Cara terbaik agar dapat pulih adalah rehabilitasi agar bisa ditangani dengan cepat dan tepat oleh tenaga medis professional.

Hal lain yang tak kalah berbahaya, efek dari berhenti nyabu dapat membuat hidupnya tidak lagi merasa senang. Karena saat penyalahguna berhenti menggunakan sabu maka kadar dopamine dan reseptor dopamine di dalam otak menurun secara drastis.

Sehingga seseorang yang berhenti nyabu akan mengalami gejala putus obat terjebak dalam keadaan anhedonia atau tidak mampu untuk merasasakan kenikmatan. Hidupnya akan terasa hambar. Hal-hal yang umum membuat orang bahagia dan senang tidak akan berdampak apapun untuk dirinya.

Butuh waktu 2 tahun untuk bersih dari kandungan berbahaya sabu sehingga fungsi dopamine dalam otak bisa kembali seperti semula. Efek penggunaan sabu dan efek behenti menggunakannya sama-sama bisa menyebabkan gangguan psikosis.

Gangguan psikosis yang terjadi seperti halusinasi dan paranoid, selain itu bisa menyebabkan penyalahguna mengalami skizofrenia, yaitu gangguan mental yang bisa mempengaruhi tingkah laku, emosi dan komunikasi.

Penderita akan sulit membedakan antara hal yang bersifat nyata dengan pikiran pada diri sendiri. Gejalanya dapat hilang dalam 1-6 bulan namun banyak juga yang bertahan dalam jangka panjang.

Cara mengatasi efek berhenti nyabu 

Gejala yang ringan bisa saja hilang setelah beberapa minggu. Namun gejala psikosis akan sulit hilang bila tidak ada bantuan dari orang lain khusunya tenaga medis. Rehabilitasi harus dilakukan dan diberikan tindakan lanjutan, diantaranya :

  • Pengobatan depresi yang lama atau lebih dari dua minggu diatasi dengan obat antidepresan
  • Pengobatan gejala psikosis diatasi dengan obatobatan antipsikotik
  • Masalah tidur dengan diberikan obat tidur 1-2 minggu
  • Pengobatan gangguan kecemasan diobati dengan obat penenang non benzodiazepine
  • Pengawasan yang penuh terhadap kecenderungan bunuh diri
  • Pengobatan gejala mania yang lebih dari dua minggu diatasi dengan obat antimanik (lithium).

Kesimpulan 

Efek berhenti nyabu dapat terjadi karena penggunaan sabu secara mendadak atau penggunaan dosis yang menurun secara drastis. Gejalanya dapat terjadi pada tubuh secara emosional dan fisik. Efek nya pun bisa membuat penyalahguna tidak mampu merasakan senang dan kenikmatan dalam hidup nya kembali.

Gajala emosional saat berhenti menggunakan sabu diantaranya depresi, perubahan mood, halusinasi, kecamasan, gelisah, sulit berkonsentrasi, nafsu makan tinggi, terlalu banyak tidur., menarik diri, emosi datar, cenderung ingin bunuh diri dan emosi datar.

Sedangkan gejala fisik nya bisa dilihat dari kulit yang pucat,kontak mata yang buruk, sakit kepala, badan ngilu, nyeri otot, penampilan fisik yang berantakan, kelelahan ektrem dan pergerakan yang lambat.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top