Efek Samping Penyalahgunaan Obat MDA - Ashefa Griya Pusaka

Efek Samping Penyalahgunaan Obat MDA

efek samping mda
Share on:

MDA yang kepanjangannya adalah 3,4-methylenedioxyamphetamine, merupakan zat psikoaktif yang memiliki efek dan risiko bagi kesehatan penggunanya. Memahami efek samping MDA sangat penting untuk mengenali potensi bahaya yang terkait dengan penggunaannya.

MDA – Obat Apa Ini?

MDA adalah zat psikoaktif sintetik yang termasuk dalam kategori fenetilamina. Mirip dengan struktur MDMA (umumnya dikenal sebagai ekstasi), MDA dikenal karena sifat stimulan dan halusinogennya. MDA sering digunakan sebagai obat rekreasi yang dapat memberikan perasaan euforia yang intens dan perubahan persepsi sensorik.

Efek psikoaktif MDA dapat bervariasi dari orang ke orang, namun umumnya meliputi:

  • Peningkatan Persepsi Sensorik: Pengguna sering kali melaporkan pengalaman peningkatan sensorik akan warna, suara, dan sensasi sentuhan. Peningkatan sensorik ini dapat membuat musik, lampu, dan bahkan sentuhan fisik terasa lebih hidup dan bermakna.
  • Kedalaman Emosional: MDA terkenal karena kemampuannya untuk menginduksi keadaan emosi yang mendalam, yang mengarah pada peningkatan empati, kehangatan emosional, dan keinginan kuat untuk menjalin hubungan sosial. Pengguna sering kali menggambarkan perasaan lebih terbuka dan ekspresif secara emosional.
  • Sifat Stimulan: Mirip dengan amfetamin lainnya, MDA juga memiliki efek stimulan yang menyebabkan peningkatan energi, kewaspadaan, dan rasa “hidup”.

Risiko dan Efek Samping Penggunaan MDA

MDA dikenal karena efek stimulasi dan halusinogennya, menjadikannya zat yang banyak dicari hanya untuk kesenangan. Ada beberapa risiko dan efek samping dari penggunaan MDA yaitu :

  • Dehidrasi: MDA dapat menyebabkan peningkatan keringat dan suhu tubuh yang lebih tinggi, yang menyebabkan dehidrasi. Pengguna mungkin tidak menyadari perlunya hidrasi yang cukup, sehingga meningkatkan risiko.
  • Hipertermia: Panas berlebih dapat terjadi karena sifat stimulan MDA. Hal ini dapat mengakibatkan situasi yang berpotensi mengancam jiwa, terutama di lingkungan yang ramai dan berenergi tinggi seperti di pesta atau festival.
  • Masalah Kardiovaskular: MDA dapat membebani sistem kardiovaskular, berpotensi menyebabkan jantung berdebar-debar, tekanan darah tinggi, dan peningkatan detak jantung. Individu dengan penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya memiliki risiko lebih besar.
  • Kecemasan dan Paranoia: Beberapa pengguna mengalami peningkatan kecemasan atau paranoia saat berada di bawah pengaruh MDA.
  • Depresi: Penghentian penggunaan MDA dapat mengakibatkan perasaan depresi, terkadang berlangsung berhari-hari setelah penggunaan.
  • Kebingungan: Efek halusinogen MDA dapat menyebabkan kebingungan dan disorientasi.
  • Ketergantungan Psikologis: Penggunaan MDA secara teratur dapat menyebabkan ketergantungan psikologis, di mana pengguna mungkin merasa terdorong untuk menggunakan obat tersebut untuk menghadapi kehidupan sehari-hari.
  • Gangguan Memori dan Fungsi Kognitif: Penggunaan jangka panjang dapat mengganggu memori dan fungsi kognitif, sehingga mempengaruhi kehidupan sehari-hari.

Perbedaan MDA dengan MDMA

Meskipun MDA dan MDMA memiliki karakteristik yang sama, keduanya berbeda dalam beberapa hal utama seperti :

  • MDA dan MDMA memiliki struktur kimia yang sedikit berbeda, sehingga menimbulkan variasi dalam efeknya pada otak dan tubuh. MDA sering dikaitkan dengan pengalaman emosional yang lebih intens dan mendalam. Pengguna mungkin melaporkan rasa empati yang lebih dalam, kehangatan emosional, dan introspeksi. MDMA cenderung menghasilkan perasaan euforia, peningkatan kemampuan bersosialisasi, dan keterbukaan emosional. Meskipun hal ini juga dapat menimbulkan empati, hal ini dapat dilakukan dengan cara yang lebih ringan dan ekstrovert.
  • Efek MDA cenderung bertahan lebih lama dan lebih intens dibandingkan MDMA. Durasi yang berkepanjangan ini dapat meningkatkan risiko jika tidak digunakan secara bertanggung jawab. MDA dikenal karena efek halusinogennya yang lebih kuat, sering kali mengakibatkan halusinasi visual dan pendengaran. Meskipun MDMA juga dapat menyebabkan halusinasi, namun umumnya tidak terlalu terasa dibandingkan MDA.

Tanda-Tanda Penyalahgunaan MDA

Beberapa tanda umum penyalahgunaan MDA meliputi:

  • Perubahan Suasana Hati yang Tidak Dapat Dijelaskan: Perubahan suasana hati yang sering terjadi, dari sangat tinggi ke sangat rendah, dapat mengindikasikan penyalahgunaan zat berbahaya.
  • Peningkatan Kerahasiaan: seseorang yang menyalahgunakan MDA mungkin menjadi tertutup mengenai aktivitas dan lingkungan sosialnya.
  • Pupil yang melebar: Pupil mata yang membesar, bahkan di lingkungan yang cukup terang, dapat menjadi tanda penggunaan MDA.
  • Hiperaktif: MDA adalah stimulan, sehingga peningkatan energi dan kegelisahan dapat diamati.
  • Penurunan prestasi akademik atau pekerjaan: Penurunan kinerja akademis atau pekerjaan dapat terjadi karena pengguna memprioritaskan penggunaan narkoba dibandingkan tanggung jawabnya.
  • Penarikan diri dari Kegiatan Sosial: Orang yang menyalahgunakan MDA biasanya menarik diri dari kegiatan sosial dan hobi yang sebelumnya dinikmati.
  • Konflik dalam Hubungan: Penyalahgunaan zat terlarang dapat saja menyebabkan konflik dengan teman dan anggota keluarga.
  • Tanda-tanda Dehidrasi: Sering haus, mulut kering, dan urin berwarna gelap dapat menjadi indikator dehidrasi, yang umum terjadi pada penggunaan MDA.
  • Kepanasan: Kepanasan yang disebabkan oleh efek stimulan MDA, dapat bermanifestasi sebagai keringat berlebih dan kulit memerah.

Penanganan Penyalahgunaan dan Kecanduan MDA

Ada beberapa pilihan pengobatan yang tersedia untuk orang yang menyalahgunakan atau kecanduan MDA yaitu :

  • Detoksifikasi yang Diawasi Secara Medis: Tahap pertama pengobatan sering kali melibatkan detoksifikasi. Di bawah perawatan profesional medis, pengguna dapat dengan aman membersihkan tubuh mereka dari MDA sambil mengendalikan gejala sakau.
  • Rehabilitasi Rawat Inap: Program rehabilitasi rawat inap menyediakan lingkungan terstruktur di mana pecandu dapat fokus pada pemulihan mereka. Program-program ini biasanya mencakup terapi individu dan kelompok, konseling, dan pendidikan tentang kecanduan.
  • Perawatan Rawat Jalan: Program rawat jalan menawarkan fleksibilitas bagi pecandu yang tidak dapat berkomitmen untuk menjalani perawatan residensial penuh waktu. Program ini tetap memberikan terapi, konseling, dan dukungan sambil memungkinkan pecandu tetap melakukan rutinitas sehari-hari mereka.
  • Terapi Individu dan Kelompok: Terapi adalah komponen mendasar dari pengobatan kecanduan. Ini akan membantu pecandu mengatasi penyebab kecanduan, mengembangkan strategi penanggulangan, dan membangun jaringan dukungan.
  • Terapi Keluarga: Melibatkan anggota keluarga dalam terapi dapat membantu memperbaiki hubungan dan memberikan sistem dukungan yang kuat bagi individu dalam pemulihan.
  • Perawatan Setelah dan Pencegahan Kambuh: Perjalanan menuju pemulihan tidak berakhir dengan pengobatan. Program perawatan setelahnya dan strategi pencegahan kekambuhan juga sangat penting bagi mantan pecandu MDA.

Pusat rehabilitasi narkoba memiliki program terapi dan aktivitas holistik untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional para pecandu narkoba. Proses pemulihan dari ketergantungan narkoba bisa jadi sulit, namun dengan tim profesional yang berdedikasi dan komunitas yang mendukung, seseorang akan menemukan kekuatan untuk mengatasi kecanduan.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top