Fortanest adalah obat injeksi yang mempunyai kandungan midazolam. Bisa digunakan sebelum tindakan medis seperti operasi. Obat ini digunakan sebagai terapi tambahan obat anastesi yang bisa mempertahankan efek hypnosis, anti cemas, dan relaksasi selama tindakan operasi.
Masuk dalam golongan psikotropika, obat fortanest harus digunakan sesuai resep dokter, tidak boleh sembarangan dosisnya. Penggunaan obat fortanest dengan dosis tinggi bisa menyebabkan menekan pusat pernafasan, jika digunakan jangka panjang seseorang akan mengalami kehilangan memori otak. Untuk lebih jelas tentang informasi obat fortanest simak artikel ini.
Pengertian obat fortanest
Fortanest adalah obat injeksi yang mengandung midazolam masuk dalam golongan kerja obat benzodiazepine, memiliki efek menenangkan atau sedasi dan anti cemas (anxyolysis). Biasanya digunakan pemberian sebelum induksi anesthesia sebelum tindakan operasi, anti kejang, dan memberikan bius lokal pada bedah gigi.
Baca juga: 5 Masalah Kesehatan yang Mampu Diatasi dengan Benzodiazepine
Fortanest memiliki kerja yang sangat cepat dalam menangani kejang akut dan status epileptikus saat obat lain tidak memiliki fungsi dengan baik. Obat suntik hanya bisa diberikan di rumah sakit oleh dokter atau petugas medis. Caranya dengan injeksi intravena, intramuskuler, semprot intranasal. Obat fortanest bekerja dengan menghambat susunan saraf pusat yang memiliki efek sedasi, relaksan otot, induksi cepat tidur, dan anti konvulsan.
Kontraindikasi obat fortanest
Jangan berikan fortanest pada kondisi pasien diantaranya :
- penderita glakouma akut sudut sempit
- pasien yang memiliki hipersensitivi pada obat benzodiazepine
- bayi prematur
Perhatian penggunaan obat fortanest
- Obat fortanest harus disimpan di tempat yang aman, hindari dari pancaran sinar matahari langsung
- Pemakaian fortanest hanya bisa digunakan selama 3 hari saja
- Gunakan obat fortanest harus sesuai aturan dan petunjuk dokter agar tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya
- Jauhkan obat fortanest dari jangkauan anak-anak dan bintang peliharaan di rumah
- Hindari penggunaan obat secara tiba-tiba, karena dapat menimbulkan gejala putus obat.
- Hati-hati pada pasien dengan kasus insomnia pada psikosis, depresi berat, miastenia gravis, kerusakan otat berat, usia lanjut ibu hamil, gangguan hati dan ginjal.
- Bisa mengganggu kemampuan berkendara dan menjalankan mesin.
Baca juga: Cara Mengatasi Gejala Putus Obat
Efek samping fortanest
Efek samping penggunaan obat fortanest dalam jangka panjang dapat mengakibatkan yaitu :
- mual pusing
- sakit kepala
- sesak nafas
- ruam kulit
- ataksia
- diare
- demam
- episode amnesia
- halusinasi
- reaksi paradoksial
- urin berwarna gelap
- cegukan
- leukoponia
- laringospasme
Obat fortanest bisa menyebabkan amnesia anterograde, kebingungan, kerusakan kognitif dan psikomotor, serta rasa kantuk parah pada lansia. Efek pada kardiovaskular jantung dan nadi jarang terjadi, tetapi penggunaan obat secara intravena yang terlalu cepat bisa menyebabkan gejala hipotensi dan meningkatkan denyut nadi.
Kesimpulan
Obat fortanest adalah obat injeksi yang mengandung midazolam. Masuk dalam obat psikotropika dan cara kerjanya golongan benzodiazepine. Memiliki efek sedasi, anti cemas, dan anti kejang. Kegunaan fortanest biasa digunakan untuk anastesi sebelum tindakan operasi, kejang pada epileptikus, dan bius lokal pada bedah gigi. Cara penggunaanya dengan suntik intravena, intramuskuler, dan semprot intranasal.
Fortanest jangan diberikan pada penderita glakouma akut sudut sempit, orang dengan hipersensitivitas pada obat golongan benzodiazepine, dan bayi prematur. Perhatikan hal-hal yang harus dilakukan saat penggunaan obat fortanest, ikuti aturan dan dosis sesuai dokter. Efek samping penggunaan jangka panjang obat fortanest bisa menyebabkan ketergantungan, dan gejala seperti mual, pusing, sesak, ruam kulit, halusinasi, demam, kerusakan kognitif dan psikomotor.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka