Gangguan kecemasan dan kepanikan sering terjadi oleh sebagian orang. Bisa disebabkan karena masalah yang dialami atau trauma terhadap peristiwa tertentu, riwayat narkoba, gangguan pada sistem saraf ataupun faktor lainnya.
Biasanya gangguan kecemasan dan kepanikan sangat mengganggu aktifitas kesehariannya. Gangguan kecemasan dan kepanikan banyak terjadi pada orang dewasa usia 30 tahun keatas. Untuk mengatasi gangguan tersebut bisa diobati dengan obat frixitas.
Manfaat Frixitas
Frixitas adalah obat untuk meredakan atau mengatasi gangguan kecemasan dan kepanikan yang terjadi pada orang yang mengalaminya. Kandungan dari obat frixitas berupa alprazolam. Alprazolam adalah salah satu obat psikotropika golongan benzodiazepine.
Obat frixitas juga biasa dikenal sebagai obat anti konvulsan, penenang dan relaksan otot. Bentuk dari obat frixitas merupakan tablet. Namun dalam penggunaan nya harus sesuai dengan resep dokter dan hanya bisa digunakan dalam jangka pendek.
Hal tersebut disebabkan jika digunakan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan resep dokter bisa menyebabkan efek yang berbahaya bagi tubuh hingga menyebabkan kematian dan pemakainnya pun perlu diperhatikan sesuai dengan seharusnya.
Kandungan frixitas
Seperti yang telah dijelaskan bahwa kandungan obat frixitas merupakan zat aktif yakni alprazolam. Obat frixitas bekerja dengan mempengaruhi kerja sistem saraf di dalam otak. Hal tersebut yang menyebabkan ketenangan dan mengurangi gangguan kecemasan dan kepanikan.
Aktifitas alami Gamma aminobutirat atau GABA yang ada di dalam tubuh seseorang yang sedang mengalami gangguan kecemasan dan kepanikan akan ditingkatkan secara alami sehingga bisa mengurangi gangguan tersebut.
Obat frixitas yang dipasarkan memiliki jumlah kandungan yang berbeda-beda. Terdiri dari 3 varian yakni dalam ukuran 0.25 mg, 0.5 mg hingga 1 mg. Kandungan setiap tablet tersebut terdiri dari kandungan alprazolam.
Dosis dan Cara Penggunaan Frixitas
Setiap pemakaian obat frixitas ini harus dilakukan sesuai dengan resep dokter dan tidak boleh berlebihan dan sembarangan. Berikut ini dosis dan aturan dalam penggunaan obat frixitas diantaranya adalah:
- Gangguan panik
Untuk mengatasi gangguan panik bisa diberikan 0.5 mg untuk dosis dewasa. Jika akan meningkatkan dosis nya bisa ditingkatkan hingga 1 mg dan tidak boleh lebih setiap 3-4 hari sampai 10 mg per hari.
- Gangguan kecemasan
Sedangkan untuk mengatasi gangguan panik bisa diberikan dosis 250-500 mcg untuk dewasa. Dosis nya bisa ditingkatkan setiap 3-4 hari dengan dosis 3-4 mg per hari. Untuk penggunaan dosis yang sesuai dengan gangguan yang terjadi harus disesuaikan dengan resep dokter.
- Khusus bagi lanjut usia
Bagi pasien lanjut usia yang memiliki gangguan kecemasan dan kepanikan bisa menggunakan dosis 0.5-0.75 mg per hari dengan dosis terbagi. Dosis yang diberikan pada lansia memang tidak boleh disamakan dengan pasien lainnya.
Untuk penyimpanan obat frixitas ini bisa disimpan di suhu antara 20-25 derajat celcius. obat frixitas memiliki kandungan alprazolam. Alprazolam termasuk ke dalam kategori D yang memiliki risiko terhadap janin.
Sehingga jika menggunakan obat frixitas pada ibu hamil bisa mengakibatkan sindrom bayi floppy, sianosis, hipotonia, hipotermia hingga depresi. Selain itu pun kelainan perkembangan lain dan juga cacat bawaan bisa terjadi pada janin.
Oleh karena itu penggunaan obat frixitas pada ibu hamil tidak dianjurkan karena memiliki risiko yang sangat tinggi terhadap janin dan juga ibunya. Tak hanya itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menggunakan obat frixitas diantaranya adalah sebagai berikut.
Efek Samping Frixitas
- Tidak dianjurkan menggunakan obat frixitas dalam jangka panjang karena bisa menyebabkan kecanduan dan ketergantungan. Hal tersebut bisa meningkat terutama pada pasien yang memiliki riwayat penyalahgunaan narkoba dan alkohol.
- Pada pasien lanjut usia perlu diperhatikan mengenai dosis yang diberikan karena memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa sehingga dosis nya bisa dikurangi sesuai dengan anjuran dokter.
- Jika saat menggunakan obat fraxitas mengalami ruam kulit dan beberapa gejala seperti reaksi alergi maka penggunaan obat fraxitas harus dihentikan karena bisa berakibat fatal dan berbahaya kepada pengguna nya.
- Efek samping penggunaan obat frixitas bisa menyebabkan kantuk dan pusing. Sehingga pada saat penggunaan obat frixitas tidak boleh dalam keadaan mengemudi, mengerjakan pekerjaan yang penuh dengan konsentrasi, menyalakan mesin yang bisa meningkatkan potensi kecelakaan.
- Bagi para penderita insufisiensi pernapasan kronis harus menggunakan dosis obat frixitas yang lebih rendah dibandingkan pasien yang tidak memiliki riwayat penyakit pernapasan karena bisa menyebabkan depresi pernapasan.
- Alprazolam bisa masuk ke dalam ASI sehingga hal tersebut bisa tertelan oleh bayi yang sedang menyusui. Biasanya bayi yang sedang menyusui dan mengonsumsi ASI dan telah terkontaminasi alprazolam menyebabkan penurunan berat badan, sehingga bayi menjadi lesu yang bisa berbahaya terhadap perkembangan dan pertumbuhan bayi.
- Efek samping dari penggunaan obat golongan benzodiazepine bisa menyebabkan reaksi kejiwaan dan paradox. Oleh sebab itu jika terjadi hal tersebut maka penggunaan obat frixitas harus dihentikan. Efek samping tersebut sering dialami oleh orang tua dan anak-anak.
- Untuk pasien lanjut usia atau pasien yang memiliki daya tahan yang lemah dianjurkan untuk menggunakan dosis terkecil karena untuk menghalangi perkembangan ataksia atau oversedation yang bisa terjadi.
Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan obat frixitas. Penggunaan obat frixitas memang harus sesuai dengan anjuran dan resep dokter karena jika sembarangan bisa menyebabkan hal yang tidak diinginkan hingga efek samping yang berbahaya.
Kesimpulan
Gangguan kecemasan dan kepanikan sering terjadi kepada siapapun dan kapanpun. Baik pada anak-anak hingga lanjut usia. Hal tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor seperti riwayat penyalahgunaan narkoba dan alkohol, masalah pribadi, masalah sosial dan lain sebagainya.
Sehingga jika sudah mengalami masalah gangguan kecemasan dan kepanikan yang berlebihan harus diatasi dengan mengonsumsi obat. Obat yang tentunya diresepkan dan sesuai dengan anjuran dokter.
Salah satunya adalah obat frixitas. Obat frixitas merupakan obat yang mengandung alprazolam yang termasuk ke dalam obat psikotropika golongan benzodiazepine. Penggunaan nya perlu disesuaikan dengan anjuran dokter dan tidak boleh berlebihan.
Hal tersebut bisa menyebabkan ketergantungan dan bahaya lainnya pada orang yang menyalahgunakannya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan obat frixitas seperti dosisnya, riwayat penyakit pengguna nya dan tingkat keparahannya.
Apa bila Anda memiliki masalah dengan obat frixitas, maka berkonsultasilah dengan Ashefa Griya Pusaka. Segera dapatkan solusi terbaik, untuk masalah ketergantungan obat yang sedang dialami saat ini.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka