Gejala Fisik dan Psikis Pengguna Ekstasi - Ashefa Griya Pusaka

Gejala Fisik dan Psikis Pengguna Ekstasi

Gejala Fisik dan Psikis Pengguna Ekstasi
Share on:

Penyalahgunaan narkoba adalah hal yang salah, efek dari narkoba bisa menimbulkan adiksi yang merupakan penyakit otak kronis, kenali gejala fisik dan psikis orang yang menggunakan ekstasi untuk membantunya pulih

Ekstasi atau methylenedioxymethamphetamine (MDMA) yang termasuk dalam jenis psikotropika golongan 1. Mempunyai efek stimulan dan halusinogen yang sangat kuat. Banyak korban penyalahguna menggunakan ekstasi untuk mendapatkan efek psikologis dan fisiologis yang diinginkan.

Efek yang paling diinginkan adalah perasaan euforia atau rasa senang yang berlebihan dan dapat meningkatkan rasa percaya diri, dan harga diri. Ekstasi juga dapat memiliki efek sedatif (tenang) sehingga menurunnya kesadaran akibat zat tersebut. Lalu apa saja gejala korban penyalahguna ekstasi? Simak ulasannya di artikel ini.

Apa Itu Ekstasi

Apa itu Ekstasi atau biasa dikenal dengan methylenedioxymethamphetamine / MDMA adalah suatu jenis narkoba yang memiliki efek meningkatkan semangat hingga percaya diri para penyalahguna nya. 

Nama lain ekstasi atau inex biasa digunakan oleh para penyalahguna dalam party drugs sehingga banyak para penyalahguna yang menyalahgunakan ekstasi bersama sama dengan temannya dan membahayakan dirinya sendiri dan orang lain. 

Narkoba ekstasi merupakan jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan. Ekstasi akan meningkatkan libido yang akan menyebabkan peningkatan percaya diri dan semangat penyalahguna nya. 

Sehingga banyak penyalahguna ekstasi yang merasa nyaman karena peningkatan semangat dan percaya diri dari efek yang ditimbulkan dari ekstasi. Namun, para penyalahguna justru malah menyalahgunakan secara berlebihan dan menimbulkan kecanduan dan ketergantungan.

Tak hanya itu para penyalahguna juga bisa mengalami halunisasi, paranoid, peningkatan agresivitas hingga gejala-gejala psikosomatik. Sehingga penyalahgunaan ekstasi tidak boleh berlebihan. 

Gejala Korban Penyalahguna Ekstasi

Gejala Fisik dan Psikis Pengguna Ekstasi
Gejala Fisik dan Psikis Pengguna Ekstasi

Ekstasi dapat memberikan efek jangka pendek dan jangka panjang. Efek jangka pendeknya didapatkan dalam waktu 30 menit setelah penggunaan. Gejala fisik yang dapat  bertahan selama 6 jam berupa :

  • Pusing atau sakit kepala
  • Demam
  • Insomnia
  • Keringat dingin
  • Penglihatan buram
  • Keram otot
  • Meningkatnya denyut jantung dan dada berdebar
  • Tekanan darah meningkat 

Namun gejala tersebut hanya akan dirasakan oleh pengonsumsi. Untuk mengenali gejala yang timbul pada orang lain, tanda-tanda korban penyalahguna ekstasi diantaranya :

  • Mata merah
  • Keringat berlebih
  • Gangguan tidur seperti insomnia
  • Sering mengeluh pilek atau hidung tersumbat tanpa sebab yang jelas
  • Sering mengeluh sakit kepala
  • Sering terlihat tremor atau gemetar
  • Sering merasa haus berlebihan dan bibir terlihat kering
  • Kenaikan atau penurunan berat badan yang mendadak
  • Gangguan koordinasi dan keseimbangan yang membuat seseorang mudah terjatuh dan cedera
  • Wajah terlihat merah dan suhu tubuh yang panas
  • Bau aneh yang tercium dari nafas, tubuh dan pakaian.
  • Terkadang berbicara melantur dan tidak dapat dipahami
  • Keringat berlebih
  • Perubahan nafsu makan lebih bertambah atau jadi berkurang
  • Kejang tetapi tidak ada riwayat epilepsy
  • Diare 
  • Kesulitan untuk buang air besar

Selain gejala fisik , ekstasi juga dapat merusak mental dan psikologis. gejala psikis orang yang menggunakan ekstasi adalah:

  • Menarik diri dari lingkungan sekitar
  • Sering cemas dan paranoid
  • Gejala depresi seperti lebih tertutup sering menyendiri, berkurangnya minat
  • Perubahan sikap menjadi lebih ekspresif atau sebaliknya
  • Melakukan riwayat tindakan criminal seperti mencuri
  • Lebih sensitive dan mudah marah
  • Seringkali merasa kelelahan dan merasa cepat cape
  • Hilangnya perhatian atau menurunnya konsentrasi dan fokus yang disebabkan oleh level serotonin di otak

Gejala Sakau Ekstasi

Para penyalahguna ekstasi yang telah mengalami kecanduan dan ketergantungan jika ingin keluar dan berhenti menyalahgunakan ekstasi maka akan mengalami sakau atau gejala putus obat. Hal tersebut dirasa sulit karena gejala setiap penyalahguna berbeda-beda.

Gejala sakau atau putus obat ekstasi ini tergantung seberapa lama dan seberapa parah para penyalahguna ekstasi menyalahgunakan ekstasi. Karena biasanya para penyalahguna ekstasi yang mengalami kecanduan disebabkan karena peningkatan dosis penyalahgunaan ekstasi. 

Para penyalahguna ekstasi biasanya karena merasa nyaman dengan efek awal yang dirasakan seperti euforia, meningkatkan rasa percaya diri, peningkatan semangat hingga rasa tenang. Oleh sebab itu, para penyalahguna narkoba seringkali meningkatkan dosisnya. 

Peningkatan dosis penyalahgunaan ekstasi ini akan membuat para penyalahguna semakin mengalami kecanduan hingga mengalami overdosis dan bisa menyebabkan kematian. Para penyalahguna ekstasi yang ingin keluar dari kondisi ini akan mengalami kesulitan. 

Gejala-gejala yang dirasakan ketika ingin keluar dari penyalahgunaan ekstasi ini diantaranya adalah lelah, kesulitan tidur, bingung, gelisah, cemas hingga depresi berat. Di sisi lain jika penyalahguna ekstasi tersebut sedang hamil maka akan mempengaruhi perkembangan janin.

Efek ekstasi bisa mengakibatkan kelahiran premature, keguguran atau pun cacat lahir. Oleh sebab itu lebih baik untuk tidak menyalahgunakan ekstasi sama sekali agar terhindar dari gejala-gejala mematikan yang ditimbilkan oleh ekstasi. 

Cara Mengatasi Penyalahgunaan Ekstasi

Mengatasi penyalahgunaan ekstasi bisa dilakukan dengan dukungan keluarga, keinginan dan keyakinan pribadi dan melakukan rehabilitasi. Dukungan keluarga penting dilakukan agar para penyalahguna ekstasi bisa keluar dari kondisi tersebut. 

Karena terkadang para penyalahguna ekstasi perlu adanya dorongan dari keluarga ataupun orang-orang terdekat untuk keluar dari penyalahgunaan ekstasi. Cara yang kedua adalah dengan menanamkan keyakikan pada diri sendiri untuk keluar dari penyalahgunaan ekstasi.

Cara ketiga bisa dilakukan dengan rehabilitasi. Pada saat rehabilitasi dilakukan suatu cara detoksifikasi, pengurangan dosis obat hingga tidak menggunakan ekstasi dan melakukan suatu kegiatan yang lebih bermanfaat agar dapat mengalihkan dari penyalahgunaan ekstasi. 

Kesimpulan

Ekstasi atau methylenedioxymethamphetamine (MDMA) merupakan suatu jenis narkoba yang memiliki efek meningkatkan semangat hingga percaya diri para penyalahguna nya. Ekstasi merupakan jenis narkoba yang sangat banyak digunakan oleh para penyalahguna. 

Gejala yang dirasakan oleh para penyalahguna biasanya bisa terjadi pada gejala fisik maupun psikis, dampak utamanya adalah menghancurkan kehidupan Anda.

Tak hanya itu gejala putus obat pun bisa dirasakan oleh para penyalahguna ekstasi yang ingin keluar dari masalah ketergantungannya. 

Namun banyak yang kesulitan untuk keluar dari situasi tersebut sehingga perlu keyakinan pada diri sendiri, dukungan orang-orang terdekat atau bisa juga dengan melakukan rehabilitasi narkoba. Hal tersebut bisa dilakukan agar keluar dari penyalahgunaan ekstasi.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top