Hematoma adalah kondisi medis yang sering kali terjadi akibat cedera atau trauma pada tubuh. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tanpa pandang usia, dan memerlukan perhatian medis yang tepat untuk menghindari komplikasi serius. Mari membicarakan lebih lanjut tentang hematoma, termasuk penyebabnya, jenisnya, gejalanya, dan pilihan pengobatan yang tersedia.
Apa itu Hematoma?
Hematoma adalah penumpukan darah di dalam jaringan tubuh yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah. Pecahnya pembuluh darah dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti trauma, cedera, atau gangguan pembekuan darah. Ketika pembuluh darah pecah, darah mulai bocor ke dalam jaringan di sekitarnya dan mengumpul, membentuk kantung darah yang disebut hematoma.
Hematoma dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, termasuk di bawah kulit, di dalam otot, atau bahkan di dalam tengkorak. Kondisi ini dapat bervariasi dalam ukuran dan tingkat keparahan, tergantung pada sejauh mana pembuluh darah terluka.
Penyebab Hematoma
Ada beberapa penyebab umum dari hematoma, yang meliputi:
- Trauma atau Cedera
Cedera fisik adalah penyebab paling umum dari hematoma. Ketika seseorang mengalami benturan, jatuh, atau cedera lainnya, pembuluh darah di bawah kulit atau di dalam otot dapat pecah, menyebabkan perdarahan dan pembentukan hematoma.
- Gangguan Pembekuan Darah
Penderita gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hematoma. Hemofilia adalah kelompok penyakit genetik yang mengganggu kemampuan tubuh untuk menggumpulkan darah dan menghentikan perdarahan. Hemofilia biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk membuat faktor pembekuan darah tertentu, yaitu faktor pembekuan VIII (hemofilia A) atau faktor pembekuan IX (hemofilia B). Hemofilia A adalah yang paling umum, dan hemofilia B lebih jarang terjadi.
Hemofilia adalah kondisi genetik yang diwariskan dari orangtua ke anak. Biasanya, hemofilia terjadi pada laki-laki, sementara perempuan adalah pembawa yang dapat mewariskan kondisi ini kepada anak laki-laki mereka. Meskipun demikian, dalam beberapa kasus, perempuan juga dapat mengalami gejala hemofilia jika mereka memiliki dua salinan gen yang bermutasi yang menyebabkan kondisi ini. Gangguan ini mengganggu kemampuan darah untuk membeku, sehingga bahkan cedera kecil pun dapat menyebabkan perdarahan yang signifikan.
- Pembedahan
Hematoma juga bisa terjadi setelah operasi, terutama jika prosedur medis tersebut melibatkan sayatan atau manipulasi jaringan di dalam tubuh. Pada pembedahan, hematoma dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk kerusakan pembuluh darah. Pembedahan seringkali melibatkan pemotongan atau manipulasi jaringan dan pembuluh darah. Jika pembuluh darah utama atau cabang-cabangnya rusak selama pembedahan, darah dapat bocor ke dalam jaringan di sekitarnya, menyebabkan hematoma.
Hematoma pun mungkin terjadi karena koagulasi darah yang buruk. Koagulasi adalah proses pembekuan darah yang penting untuk menghentikan perdarahan. Jika proses koagulasi tidak berfungsi dengan baik, misalnya karena gangguan pembekuan darah atau penggunaan obat antikoagulan sebelum atau setelah operasi, risiko hematoma dapat meningkat.
Sebab lain adalah adanya tekanan berlebihan. Tekanan yang diberikan pada jaringan selama operasi (misalnya, untuk mengendalikan perdarahan) dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil dan memicu pembentukan hematoma. Pun bisa terjadi karena infeksi. Infeksi setelah pembedahan dapat merusak jaringan dan pembuluh darah, meningkatkan risiko pembentukan hematoma.
- Penggunaan Obat-obatan
Beberapa obat, seperti antikoagulan atau obat pengencer darah, dapat meningkatkan risiko terjadinya hematoma, terutama jika digunakan dalam dosis tinggi. Obat pengencer darah, juga dikenal sebagai antikoagulan, digunakan untuk mencegah pembekuan darah yang berlebihan dalam tubuh.
Beberapa obat pengencer darah yang umum digunakan diantaranya Warfarin. Warfarin adalah obat pengencer darah oral yang sering diresepkan oleh dokter. Pasien yang menggunakan warfarin perlu rutin memeriksa kadar koagulasi darah mereka melalui tes INR (International Normalized Ratio) untuk memastikan dosis yang tepat.
Tipe Tipe Hematoma
Hematoma dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan lokasi dan karakteristiknya:
- Hematoma Subkutan
Hematoma subkutan adalah hematoma yang terjadi di bawah kulit. Tipe ini sering kali terlihat sebagai benjolan berwarna biru atau ungu di permukaan kulit dan dapat terasa nyeri.
- Hematoma Intramuskular
Hematoma intramuskular terjadi di dalam otot. Untuk tipe yang ini dapat menjadi sangat nyeri dan mengganggu gerakan tubuh jika terjadi di area otot yang penting.
- Hematoma Subdural
Hematoma subdural terjadi di antara otak dan lapisan tengkorak yang disebut dura mater. Kondisi ini serius dan memerlukan perawatan segera, karena tekanan pada otak dapat menyebabkan gejala neurologis yang serius. Pendarahan terjadi di bawah tengkorak dan di luar otak, bukan di otak itu sendiri. Namun, saat darah terkumpul, hal itu memberi tekanan lebih besar pada otak. Tekanan pada otak menimbulkan gejala. Jika tekanan di dalam tengkorak meningkat ke tingkat yang sangat tinggi, hematoma subdural dapat menyebabkan ketidaksadaran dan kematian.
- Hematoma Epidural
Hematoma epidural juga terjadi di antara otak dan tengkorak, tetapi di atas lapisan dura mater. Kondisi ini sering kali terkait dengan cedera kepala dan dapat menyebabkan perubahan kesadaran dan gejala neurologis lainnya.
Gejala Gejala Hematoma
Gejala hematoma dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan ukurannya. Namun, beberapa gejala umum yang dapat muncul meliputi:
- Pembengkakan di area yang terkena.
- Nyeri atau rasa tidak nyaman.
- Perubahan warna kulit di sekitar hematoma (biasanya menjadi biru, ungu, atau merah).
- Kehilangan fungsi tubuh jika hematoma terjadi di dalam otot atau di sekitar organ vital.
Penting untuk diingat bahwa gejala hematoma dapat berkembang seiring waktu, jadi sangat penting untuk mendapatkan perawatan medis jika mencurigai adanya hematoma setelah mengalami cedera atau operasi.
Pengobatan Hematoma
Pengobatan hematoma akan bergantung pada jenis, ukuran, dan lokasi hematoma. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin termasuk:
- Pengamatan
Hematoma kecil yang tidak menimbulkan gejala serius mungkin hanya memerlukan pengamatan. Dokter akan memantau perkembangan hematoma dan memastikan tidak ada komplikasi yang muncul.
- Kompres Dingin
Menerapkan kompres dingin ke area hematoma dalam 24 jam pertama setelah cedera dapat membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri.
- Drainase
Pada hematoma yang lebih besar atau jika tekanan internal meningkat, dokter dapat melakukan prosedur drainase untuk menghilangkan darah yang terakumulasi.
- Pembedahan
Pada beberapa kasus, terutama jika hematoma terjadi di dalam otot atau di sekitar organ vital, pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan darah yang terperangkap.
- Pengobatan Medis
Penderita gangguan pembekuan darah mungkin memerlukan pengobatan medis tambahan untuk mengendalikan perdarahan dan mencegah pembentukan hematoma.
Pencegahan Hematoma
Meskipun hematoma tidak selalu dapat dihindari, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya, termasuk:
- Menghindari cedera fisik yang dapat menyebabkan hematoma.
- Mematuhi penggunaan obat-obatan yang dapat mempengaruhi pembekuan darah dengan ketat sesuai petunjuk dokter.
- Memeriksakan diri secara teratur jika Anda memiliki gangguan pembekuan darah atau faktor risiko lainnya.
Hematoma adalah kondisi medis yang dapat terjadi pada siapa saja dan dapat memiliki dampak yang bervariasi. Pengetahuan tentang penyebab, jenis, gejala, dan pengobatan hematoma dapat membantu kita mengenali kondisi ini dengan lebih baik dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk penanganannya.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka