Sebagian orang ada yang senang mengumpulkan barang di rumahnya dan membiarkan rumah penuh dengan timbunan barang yang sebenarnya tidak diperlukan lagi. Hal tersebut disebut dengan hoarding disorder. Lama-lama perilaku tersebut akan menimbulkan efek buruk bagi kehidupannya.
Penyebab hoarding disorder yaitu mengalami gangguan mental seperti depresi, kecemasan, OCD, psikosis dan ADHD. Bisa juga terjadi karena tipe kepribadian yang plin plan dan adanya pengabaian diri. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai hoarding disorder, cek artikel ini hingga selesai.
Apa Itu Hoarding Disorder ?
Hoarding Disorder adalah kebiasaan senang menimbun barang yang tidak terpakai, hal itu karena menganggap barang tersebut akan bermanfaat di kemudian hari, memiliki nilai sejarah atau nilai sentimental. Barang yang disimpan pun sangat banyak macamnya seperti majalah, sepatu bekas, perkakas, baju kotor dan lainnya hingga memenuhi ruangan.
Penderita hoarding disorder akan Sulit berpisah dengan harta benda karena kebutuhan atau dirasa untuk menyelamatkan benda tersebut. Sehingga sangat sulit menyingkirkan barang yang tidak penting dikamar atau dirumah. Tempat tinggalnya akan sempit, kumuh dan berantakan dengan barang-barang.
Hoarding disorder akan sulit dideteksi karena merasa tidak mengalami gangguan apapun dalam hidupnya. Namun, bisa mempengaruhi hubungan dengan keluarga misalnya terjadi pertengkaran akan sikapnya, perceraian dengan pasangan atau perkembangan anak yang terganggu.
Penyebab Hoarding Disorder
Penyebab hoarding disorder belum diketahui hingga kini, namun ada faktor risiko yang meningkatkan terjadinya, yaitu :
- Dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang tidak mengajari memilih barang dan membereskannya
- Adanya gangguan mental seperti skizofrenia, depresi, dan OCD
- Pernah ditinggalkan orang yang dicintai
- Memiliki riwayat keluarga yang mengalami kondisi hoarding disorder yang sama
- Mengalami kesulitan ekonomi
- Pernah mengalami kehilangan harta benda karena bencana alam dan kebakaran
- Terjadi pengabaian diri seperti tidak menikah seumur hidup, masa kecil suram dan sebagainya
- Memiliki kepribadian yang plin-plan atau ragu
Gejala Hoarding Disorder
Gejala utama hoarding disorder, yaitu:
- Mencari dan menyimpan barang dalam jumlah yang berlebihan
- Cemas ketika akan membuang barang yang tidak perlu
- Sangat sulit membuang barang yang sudah tidak dibutuhkan
- Merasa takut atau tertekan saat barang dirinya disentuh orang lain
- Sulit mengambil keputusan
- Mencari benda diluar rumah agar bisa ditimbun
- Melarang orang lain membersihkan rumahnya atau kamarnya
- Menjauhkan diri dari teman dan keluarga
- Menyimpan barang hingga mengganggu fungsi ruangan
- Mengumpulkan hewan yang terlantar namun tidak diurus dengan benar
- Merasa aman saat banyak barang yang ditimbun di sekelilingnya
Cara Mengatasi Hoarding Disorder
Ada beberapa cara untuk mengatasi hoarding disorder yaitu :
- Membuat daftar barang di rumah
- Kelompokan menjadi barang yang disimpan, buang, daur ulang atau sumbangkan
- Sering bersihkan rumah
- Buang barang yang menumpuk setiap hari
- Sumbangan barang yang layak pakai kepada orang yang membutuhkan
- Meletakan tempat buang sampah tiap ruangan
- Buat keputusan secara cepat apakah akan menyimpang atau membuang barang
Pengobatan hoarding disorder yang bisa dilakukan, yaitu :
1. Psikoterapi
Psikoterapi yang dilakukan terapis untuk mengatasi hoarding disorder adalah terapi perilaku kognitif sehingga bisa melatih penderita untuk menahan keinginan menimbun barang yang tidak penting. Bisa juga melibatkan keluarga atau orang yang tinggal serumah. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai bagian dari terapi perilaku kognitif, yaitu :
- Belajarlah untuk menahan keinginan untuk menyimpan banyak barang yang tidak penting
- Cobalah mengidentifikasi dan meyakinkan sesuatu bagaimana cara memperoleh dan menyimpan barang dengan baik
- Tingkatkan keterampilan mengambil keputusan
- Belajar mengatur dan mengkategorikan harta benda mana yang harus dibuang dan disimpan
- Merapikan rumah secara rutin
- Coba untuk meningkatkan motivasi untuk perubahan
- Tingkatkan keterlibatan sosial jangan mengisolasi diri
2. Obat-obatan
Obat-obatan yang diresepkan dokter untuk mengatasi hoarding disorder jika penderita mengalami gangguan mental secara bersamaan seperti kecemasan dan depresi. Obat yang diresepkan yaitu antidepresan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).
Kesimpulan
Hoarding disorder adalah kondisi seseorang yang senang menimbun barang yang tidak dibutuhkan. Sehingga kamar atau rumahnya akan sesak dengan barang dan berantakan. Penyebabnya karena adanya riwayat keluarga yang mengalami kondisi serupa, gangguan mental, kesulitan ekonomi, kepribadian plin plan, pengabaian diri dan sebagainya.
Gejala hoarding disorder yaitu cemas ketika akan membuang barang, takut ketika barangnya disentuh orang lain, melarang orang lain membersihkan ruangannya, menjauhi diri dari interaksi sosial dan sebagainya. Pengobatannya bisa dilakukan dengan terapi perilaku kognitif dan obat-obatan.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka