Menjadi korban ketergantungan narkoba bukan sekadar masalah fisik, tapi juga psikologi dan emosional. Oleh karena itu, tahapan rehabilitasi narkoba perlu terlaksana dengan baik, terstruktur, dan diberikan oleh ahli di bidangnya.
Dalam artikel ini, kami akan mengajak sahabat Ashefa sekalian memahami tahap-tahap rehabilitasi narkoba. Bagaimana perjuangan yang harus kita tempuh bersama untuk keluar dari jeratan obat-obatan terlarang dan metode terapi agar korban penyalahguna bisa kembali hidup dengan normal dan bahagia.
Gejala Ketergantungan Narkoba
Sebelum Anda membawa keluarga atau sahabat tercinta ke tempat rehabilitasi narkoba, sebelumnya Anda harus memastikan dulu apakah benar orang yang Anda cintai tersebut benar-benar korban penyalahguna narkoba. Akibat konsumsi narkoba tidak bisa di abaikan, jika melihat gejalanya segera hubungi Ashefa Griya Pusaka untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Menurut WebMD, terdapat beberapa gejala ketergantungan yang membuat korban penyalahguna harus direhabilitasi, yaitu di antaranya:
- Korban menggunakan obat-obatan secara berlebihan, terutama obat-obatan yang masuk dalam kategori NAPZA.
- Saat berhenti mengonsumsi, korban mengalami gejala sakau, seperti gelisah, berkeringat, sakit perut luar biasa, kebingungan, sakit kepala, demam, dan kejang.
- Berat badan turun drastis hanya dalam waktu singkat.
- Korban tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa, pola tidur, makan, dan interaksi sosialnya terganggu.
- Korban mengisolasi diri dari orang lain dan menunjukkan gejala depresi (sedih, kelelahan luar biasa) atau mania (terlalu berenergi, tidak bisa diam).
- Sering mengalami pendarahan/mimisan.
Tahapan Rehabilitasi Narkoba Sesuai Standar
Berdasarkan peraturan dari United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), terdapat 3 tahapan rehabilitasi narkoba yang perlu dilakukan panti rehab, yaitu di antaranya:
1. Rehabilitasi Medis
Rehabilitasi medik adalah Proses rehabilitasi yang dilakukan secara medis disebut juga sebagai proses detoksifikasi. Dalam tahap rehabilitasi narkoba ini, kakak-kakak support system dari panti rehab akan memberikan tindakan medis pada korban penyalahguna.
Selain itu, tim medis dari panti rehab juga akan memutuskan apakah korban perlu diberi obat tertentu guna menangani ketergantungannya, terutama di saat korban mengalami gejala sakau.
2. Rehabilitasi Sosial
Tahapan rehabilitasi narkoba yang kedua sesuai standar UNODC adalah rehabilitasi sosial, yaitu proses kontemplasi dan penyadaran agar korban bisa pulih secara psikis dan mental.
Faktanya, sebagian besar korban penyalahguna narkoba adalah orang-orang yang membutuhkan “circuit breaker”, yaitu sesuatu yang bisa membuat hidupnya lebih menyenangkan.
Beberapa masalah umum dialami korban penyalahguna narkoba misalnya:
- Trauma masa kecil
- Masalah hukum (perceraian, bullying, pernah mengalami tindakan asusila, dan sebagainya)
- Depresi
- Kesepian, tidak punya sosok yang memahami perasaannya
Oleh karena itu, rehabilitasi sosial adalah program reorientasi untuk memberikan konseling dan motivasi agar korban mau menjalani hidup lebih berkualitas.
Di Ashefa Griya Pusaka, program rehabilitasi sosial ini akan dilakukan oleh kakak-kakak support system dari kalangan dokter, perawat, dan psikiater yang terbukti berlisensi di bidangnya.
3. Rehabilitasi Bina Lanjut
Tahapan rehabilitasi narkoba yang terakhir adalah bina lanjut, yaitu proses monitoring atau peninjauan korban penyalahguna pasca terapi. Dalam tahap rehabilitasi narkoba ini, panti rehab akan bekerjasama dengan keluarga untuk memantau perkembangan korban setelah dinyatakan pulih.
Proses Pemulihan Korban Penyalahguna Dari Ketergantungan Narkoba
Saat menjalani tahap demi tahap rehabilitasi narkoba, ada banyak gejolak yang akan terjadi, baik dalam diri korban penyalahguna atau orang-orang terdekatnya.
Tapi dengan kesabaran, terapi panti yang baik, dan tekad pulih, korban penyalahguna akan berangsur-angsur pulih. Berikut informasi tentang proses rehabilitasi narkoba dari korban penyalahguna.
1. Pre-Kontemplasi
Di tahap pre-kontemplasi, korban penyalahguna narkoba masih mengalami denial dan memaksakan kehendak, terutama saat sedang mengalami sakau. Kondisi ini biasanya terjadi di awal proses rehabilitasi narkoba.
Berdasarkan pengalaman Ashefa Griya Pusaka, ada 4 karakteristik paling umum dari korban penyalahguna narkoba di tahap pra-kontemplasi, yaitu:
- Bersikeras tidak mau melepaskan ketergantungan terhadap narkoba (rebellious pre-contemplator)
- Tidak punya motivasi untuk melepaskan ketergantungan (unmotivated/reluctant precontemplator)
- Menyerah dengan keadaan karena merasa tidak akan bisa pulih (resigned pre-contemplator)
- Menganggap ketergantungan narkoba bukan masalah/sikap abai (rationalizing pre-contemplator)
Dalam tahapan rehabilitasi narkoba, panti rehab wajib memahami keempat karakteristik korban penyalahguna tersebut dan membuat pendekatan (approach) yang sesuai.
2. Kontemplasi (Proses Berpikir)
Setelah berhasil melewati proses rehabilitasi narkoba pra-kontemplasi, korban penyalahguna akan masuk ke dalam tahap berpikir.
Di tahap ini, korban akan mulai menyadari kenapa bahaya penggunaan narkoba. Akan tetapi, korban masih merasa tidak akan bisa pulih dari ketergantungan, terutama jika mereka masih mengalami gejala sakau.
3. Penyadaran Diri
Setelah proses rehabilitasi narkoba di panti berlangsung (baik yang berupa medis atau sosial), korban penyalahguna akan berangsur-angsur punya keinginan berubah. Salah satu tanda terbesarnya adalah dengan kemauan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial di panti rehab.
Oleh karena itu, penting bagi Anda memilih panti rehabilitasi yang menyediakan berbagai kegiatan seru dan menyenangkan, seperti misalnya di Ashefa Griya Pusaka.
4. Perubahan Sikap
Di tahapan rehabilitasi narkoba ini, korban penyalahguna mulai menampakkan karakter aslinya sebelum mengalami ketergantungan. Keseluruhan sikap dan ekspresi emosinya akan berubah secara bertahap.
Selain itu dari segi ketergantungan, di tahap rehabilitasi narkoba ini korban sudah mau menolak obat-obatan terlarang dengan tegas. Meski masih mengalami sakau, korban tidak akan mau kembali mengonsumsi obat-obatan terlarang.
5. Menghadapi Kekambuhan dan Bebas Sepenuhnya
Di proses pemulihan yang terakhir ini, korban penyalahguna sudah terbiasa mengalami sakau dan berusaha sendiri menghadapinya. Korban sudah bisa beraktivitas kembali secara total dalam masyarakat dan bisa menjalani aktivitas harian seperti biasa.
Metode Yang Digunakan Dalam Proses Rehabilitasi Narkoba
Pulih dari ketergantungan narkoba adalah perjuangan yang hebat!
Oleh karena itu, jika orang yang Anda kasihi menjadi salah satu korban penyalahguna, jangan menghakiminya. Sebaliknya, berikan dukungan dan motivasi agar korban mau berjuang sampai pulih.
Sebagai panti rehabilitasi narkoba terlengkap di Indonesia, Ashefa Griya Pusaka telah menyiapkan berbagai metode rehabilitasi narkoba untuk mendukung korban, misalnya:
1. Simtomatik
Terapi simtomatik merupakan metode pemulihan pasien dengan cara memperhatikan gejala yang dialami langsung oleh korban penyalahgunaan narkoba, proses ini sebetulnya cukup sederhana namun membutuhkan tenaga medis yang sudah ahli dibidangnya untuk mengoptimalkan proses pemulihan.
2. Counseling
Selain setelah sakau, Ashefa Griya Pusaka juga akan memberikan peer-counseling kepada korban penyalahguna. Sistem peer-counseling ini dilakukan melalui langkah konsultasi pasien dengan tim medis, tahap ini membantu dokter menentukan strategi pemulihan yang tepat.
3. CBT (cognitive behavioral therapy)
Cognitive behavioral therapy merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang memiliki tujuan membant merubah cara berpikir kognitif dan cara bertindak pasien. Oleh sebab itu CBT(cognitive behavioral therapy) lebih dikenal sebagai terapi kognitif perilaku.
Terapi ini membantu seseorang merubah sudut pandang untuk menentang dalam hidupnya, sekaligus cara untuk menangani masalah tersebut.
4. Program berdasarkan kebutuhan (Tailor Made Program)
Program rehabilitasi tailor made merupakan proses rehabilitasi yang memfokuskan tim untuk membuat program khusus berfokus pada kebutuhan pasien guna menjalanin proses pemulihan.
Tim medis nantinya akan menganalisa apa saja yang dibutuhkan pasien selama masa rehabilitasi di Ashefa Griya Pusaka untuk memaksimalkan apa yang diharapkan oleh pasien bisa terpenuhi.
5. 12 Steps Program
Metode terakhir yang kami gunakan dalam tahapan rehabilitasi narkoba adalah 12-Steps Program, yaitu fasilitas terapi berkelanjutan dengan 12 prinsip, yaitu:
- Kejujuran (honesty), keinginan pulih dari narkoba
- Keyakinan bisa pulih (faith)
- Tidak ingin lagi melakukan hal-hal yang menyakiti diri sendiri (surrender)
- Pencarian identitas diri (soul searching)
- Mau mengakui kesalahan (integrity)
- Menerima trauma masa lalu (acceptance)
- Mau meminta bantuan dari orang lain (humility)
- Meminta maaf dan menebus kesalahan (willingness)
- Memaafkan orang lain (forgiveness)
- Mau memperbaiki diri (maintenance)
- Menjalin kembali hubungan dengan orang lain (making contact)
- Bersedia menawarkan bantuan (service)
Itulah tahapan-tahapan rehabilitasi narkoba di Ashefa Griya Pusaka secara lengkap! Ketergantungan narkoba bukanlah akhir dari segalanya. Yuk bersama-sama berjuang untuk pulih dan menjadi sosok lebih baik di masa depan!
Jangan ragu untuk menjalani program pemulihan. Rumah rehabilitasi narkoba yang bisa membantu Anda hidup lebih baik. Ketahui juga berapa lama waktu rehabilitasi narkoba yang Anda butuhkan.
Ketahui juga
For More Information:
Hot Line Ashefa Griya Pusaka
081388884646
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka