Munculnya jenis-jenis narkoba baru seperti nitazene dan xylazine makin mengancam masa depan anak muda. Narkoba baru yang berbahaya semakin banyak ditemukan dalam peredaran obat-obatan terlarang. Berikut 7 jenis narkoba terbaru yang berhasil diidentifikasi beredar di jalanan.
Jutaan orang di dunia menggunakan dan menyalahgunakan obat-obatan terlarang dan narkoba setiap tahunnya. Meskipun beberapa narkoba jalanan, seperti heroin dan sabu lebih dikenal luas, para ahli memperingatkan bahwa narkoba baru terus memasuki pasar obat-obatan terlarang di berbagai belahan dunia. Berikut beberapa jenis narkoba jalanan baru yang harus diwaspadai oleh semua pihak :
Xilazin
Xylazine sejatinya adalah salah satu jenis obat penenang non-opioid. Di pasar obat-obatan terlarang, xylazine disebut “tranq dope,” yang sering kali para penggunanya menggabungkannya dengan obat penghilang rasa sakit opioid. Pada tahun 2023, kombinasi xylazine dan fentanyl sangat meresahkan otoritas berwenang. Bahkan dalam pengujian yang dilakukan oleh DEA (Drug Enforcement Administration) Amerika dan lembaga pemerintah lainnya mengungkapkan bahwa sebanyak 90% narkoba yang dijual sebagai opioid ternyata mengandung “tranq.”
Karena bahaya yang teridentifikasi selama uji klinis, xylazine hanya disetujui FDA (Food and Drug Administration) untuk penggunaan hewan pada beberapa hewan tertentu. Pada manusia xylazine dapat menyebabkan tekanan darah sangat rendah, depresi pernafasan, koma, dan kematian.
Xylazine sering digunakan sebagai bahan campuran dengan obat-obatan terlarang lainnya, seperti kokain, heroin, sabu, dan fentanil. Dalam kedokteran hewan, xylazine paling sering digunakan sebagai cairan bening yang dapat disuntikkan, tetapi dapat ditemukan dalam bentuk bubuk putih atau pil.
Rainbow Fentanyl
Fentanyl adalah juga jenis obat opioid sintetik yang kuat. Fentanil dalam bentuk terlarang telah menjadi penyebab utama kematian akibat overdosis obat, yang menewaskan puluhan ribu orang di Amerika setiap tahunnya. Meskipun narkoba ini bukan merupakan obat baru, kuantitasnya dalam pasar obat-obatan terlarang merupakan masalah yang terus berkembang seiring dengan masuknya bentuk dan kombinasi narkoba baru ke pasar gelap.
Rainbow Fentanyl adalah versi obat yang relatif baru yang dirancang untuk menarik kelompok muda di lingkungan sosial yang ramai seperti rave. Sayangnya, obat tersebut sangat membuat ketagihan dan rentan menyebabkan overdosis. Fentanil pelangi biasanya dijual dalam bentuk pil. Kantong pil ini sengaja berisi berbagai warna untuk menciptakan efek pelangi, dan pil tersebut juga dapat muncul dalam bentuk yang “menyenangkan”.
Oleh karena itu, fentanil biasanya hanya berbentuk bubuk putih, sehingga memudahkan produsen ilegal untuk mencampurkannya ke hampir semua bahan lain untuk meningkatkan potensi produk dengan biaya lebih rendah.
Isotonitazena (ISO)
Isotonitazene adalah jenis opioid sintetik yang kuat. Diperkirakan 20 hingga 100 kali lebih kuat daripada fentanil, yang merupakan narkoba jenis opioid yang sudah sangat manjur. Juga dikenal sebagai ISO, isotonitazene telah diidentifikasi dalam laporan toksikologi untuk kematian akibat overdosis yang terjadi di Amerika.
Menurut DEA Amerika, ISO paling sering ditemukan dalam bentuk bubuk. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan bahwa jenis narkoba ini sering diberikan dalam kombinasi dengan opioid atau benzodiazepin lain.
Carfentanil
Carfentanil juga merupakan obat dari golongan opioid dengan efek kuat yang 100 kali lebih kuat dibandingkan fentanil, dan 10.000 kali lebih kuat dibandingkan morfin. Seperti fentanil, karfentanil sering kali dicampur dengan zat lain, termasuk heroin, kokain, atau sabu. Carfentanil dapat ditemukan dalam bentuk bubuk, tablet, tempelan, semprotan, atau bahkan kertas tinta.
Phenibut
Phenibut adalah obat depresan dengan efek yang mirip dengan benzodiazepin seperti Xanax (alprazolam) atau Valium (diazepam), serta Ritalin (methylphenidate) dan amfetamin (misalnya Adderall). Obat ini aslinya berasal dari Rusia, namun tidak diresepkan di Amerika karena risiko yang terkait dengannya. Meskipun ada upaya FDA untuk mengatur phenibut, phenibut dijual dengan dikatakan sebagai suplemen yang dijual online. Phenibut tersedia dalam bentuk suplemen makanan dan bentuknya bisa tablet, bubuk, atau kapsul.
Flakka
Flakka adalah jenis narkoba terbaru dari golongan stimulan adiktif dan beracun yang mengandung cathinone sintetis. Mirip dengan garam mandi (bath salts), flakka dapat menghasilkan efek stimulan dan menyebabkan gejala psikotik. Flakka datang dalam bentuk kristal pucat atau merah muda. Kadang-kadang disebut sebagai “gravel” dan dapat digunakan dengan dihisap, dihirup, dimakan, atau disuntikkan.
Cannabinoid Sintetis
Cannabinoid sintetis atau ganja sintetis adalah senyawa buatan utama yang memiliki kemiripan dengan bahan aktif dalam ganja alami. Meskipun beberapa orang mungkin menyebut golongan obat ini sebagai “ganja palsu”, narkoba ini sering kali jauh lebih kuat dan lebih berbahaya dibandingkan ganja asli.
Cannabinoid sintetis tidak dapat diprediksi efeknya karena tidak ada proses standar yang digunakan untuk mensintesis obat ini. Cannabinoid sintetis paling sering muncul sebagai cairan yang dapat diuapkan dan dihirup. Namun, narkoba terbaru ini mungkin juga tampak sebagai bahan seperti tumbuhan yang diparut dan dapat dirokok.
Narkoba Jalanan Paling Populer
Ganja, juga dikenal sebagai mariyuana, terus menjadi narkoba yang paling populer pada tahun 2023 lalu. Memang, sekarang ini ganja adalah legal untuk penggunaan rekreasional di beberapa negara bagian Amerika. Narkoba jalanan lain yang juga umum digunakan diantaranya adalah : heroin, sabu, kokain bubuk, kokain, obat yang mengandung fentanil, psikedelik (jamur ajaib, LSD, PCP), dan senyawa inhalansia. Sementara ketamine, GHB, dan ekstasi/MDMA menurun penggunaannya selama masa pandemi COVID-19, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Narkoba jalanan sangat berbahaya karena berpotensi mengandung sejumlah bahan beracun, sehingga efeknya bisa fatal hingga mematikan. Obat-obatan yang mengandung fentanil, misalnya, bisa berakibat fatal dalam dosis kecil bagi seseorang yang tidak memiliki toleransi terhadap opioid, seperti halnya obat-obatan yang mengandung karfentanil atau xylazine.
Masih ada beberapa bahaya lainnya dari mengkonsumsi narkoba jalanan ini yang mencakup:
- risiko penyakit yang ditularkan melalui darah (HIV, hepatitis)
- kejang
- psikosis
- masalah pernapasan
- detak jantung tidak teratur atau tidak menentu
- koma
- ketergantungan obat
- kecanduan
Penggunaan narkoba dan obat-obatan terlarang bisa berakibat fatal, bahkan bagi mereka yang telah menggunakan obat-obatan terlarang itu selama bertahun-tahun. Faktor risiko itu adalah overdosis (OD) yang biasanya akan terjadi bila :
- menggunakan narkoba secara teratur
- meminum beberapa narkoba sekaligus
- menyuntikkan narkoba
- mengonsumsi opioid setelah beberapa waktu tidak digunakan (misalnya setelah keluar dari penjara atau selesai menjalani rehabilitasi)
Dalam sebuah penelitian pada tahun 2020, 75% kematian akibat overdosis disebabkan oleh obat resep atau obat opioid terlarang, termasuk 62% yang disebabkan oleh opioid sintetis selain metadon, seperti fentanil. Berikut tanda dan gejala overdosis obat opioid yang perlu diwaspadai :
- Pupil mata mengecil
- Terkantuk-kantuk hingga tertidur atau kehilangan kesadaran
- Pernapasan lambat, dangkal, atau sesak
- Suara tersedak atau suara gemericik
- Tubuh lemas
- Kulit pucat, lembap, biru, atau dingin
Jika seseorang mengalami overdosis obat stimulan seperti kokain, ekstasi, atau sabu, tanda dan gejalanya berbeda yang meliputi :
- Peningkatan detak jantung
- Peningkatan tekanan darah
- Suhu tubuh meningkat (kulit panas dan memerah)
- Nafas cepat
- Gejala overdosis stimulan ini dapat menyebabkan kejang, stroke, serangan jantung, atau kematian.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka