Insomnia adalah gangguan ritme dan durasi normal dari tidur dan terjaga. Tidur dari penderita insomnia biasanya dangkal dan gelisah, tidak memberikan perasaan istirahat total.
Kondisi tersebut mungkin hanya jangka pendek atau persisten untuk waktu yang lama. Biasanya, insomnia disertai dengan ketegangan emosional yang kuat yang muncul dalam situasi stres. Tubuh manusia selalu memiliki ritme biologisnya sendiri, termasuk fase bangun dan tidur yang bergantian. Kebetulan ritme tersebut terganggu, terutama di zaman sekarang yang penuh dengan kekhawatiran dan stres sehari-hari.
Di masa lalu, fenomena insomnia dikaitkan terutama dengan orang tua, namun saat ini masalah tidur juga dialami pada orang yang lebih muda. Saat ini, jenis penyakit tersebut tidak lagi dianggap hanya sebagai gejala yang menyertai penyakit lain, tetapi sebagai entitas penyakit terpisah yang memerlukan perawatan komprehensif di pusat rehabilitasi gangguan tidur.
Penyebab Utama Insomnia
Konsep umum gangguan tidur cukup luas, meskipun ada beberapa gangguan utama, yang paling umum adalah insomnia. Selain insomnia, berikut ini juga sering didiagnosis oleh para penderita gangguan tidur :
- Mendengkur dan apnea.
- Kantuk yang berlebihan (misalnya karena sakit).
- Narkolepsi, yaitu serangan kantuk yang tidak terkendali pada saat-saat yang tidak terduga.
- Mimpi buruk.
- Berjalan sambil tidur.
- Kram malam pada kaki.
Jika kita tidak dapat tertidur secara tiba-tiba, itu mungkin penyakit atau pengaruh negatif dari beberapa faktor. Untuk alasan inilah sangat penting untuk menemukan penyebab masalah tidur itu. Ada berbagai penyebab insomnia:
- Eksternal: pengaruh faktor-faktor seperti panas, cahaya terang, kebisingan atau perubahan zona waktu.
- Somatik: terjadinya penyakit yang mengganggu tidur, misalnya sering buang air kecil di malam hari.
- Psikotik : terkait dengan gangguan depresi dan berbagai jenis ketakutan, delusi.
- Neurogenik : termasuk kerusakan pada sistem saraf dan fungsinya yang terganggu.
- Psikogenik : keadaan emosional yang kuat, stres, konflik dengan orang lain.
- Iatrogenik : insomnia dapat muncul setelah konsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu atau juga kafein.
Pada orang dewasa, insomnia paling sering dikaitkan dengan gangguan mental dan depresi. Penyakit psikofisiologis menduduki peringkat kedua, diikuti oleh penghentian obat misalnya obat tidur, obat penenang. Dengan demikian, masalah insomnia mungkin memiliki berbagai penyebab. Satu hal yang pasti, insomnia akan mengganggu aktifitas sehari-hari di siang hari, karena kurangnya porsi tidur yang cukup membuat kita mudah marah dan membuat kita merasa lebih buruk. Risiko insomnia terutama terjadi pada : wanita setelah menopause, pekerja shift, orang yang didiagnosis di masa lalu dengan gangguan depresi, lansia.
Gejala Insomnia
Orang dengan insomnia tidak hanya merasa sulit untuk tertidur, tetapi juga untuk tetap tertidur. Sangat sering mereka bangun terlalu pagi dan kualitas tidur mereka sangat buruk, yang membuatnya hampir tidak mungkin untuk beristirahat. Insomnia kronis, yang berlangsung lebih dari sebulan, biasanya memiliki latar belakang psikologis (kecemasan, depresi) dan terjadi pada penyakit somatik, termasuk gangguan hormonal.
Insomnia adalah masalah yang juga terjadi pada orang yang menyalahgunakan alkohol. Jarang, masalah tidur bersifat primer. Pada gilirannya, insomnia sesekali (beberapa hari) dan jangka pendek (hingga empat minggu) paling sering merupakan respons terhadap stres (misalnya masalah di tempat kerja, di sekolah, dalam suatu hubungan) atau konsekuensi dari perubahan gaya hidup.
Pencegahan Insomnia
Ada berbagai hal yang dapat dilakukan untuk mencegah atau setidaknya mengurangi terjadinya insomnia seperti :
- Meningkatkan aktivitas fisik dan kognitif.
- Menghilangkan ketegangan mental dan menghindari konflik.
- Tidur secara teratur untuk menciptakan refleks alami dan ritme biologis.
- Menghindari tidur siang singkat di siang hari.
- Menghindari situasi dan rangsangan yang membuat stres pada jam-jam menjelang tidur, misalnya diskusi yang kontroversial, ribut, menonton film yang memicu stres atau film yang menarik. Menghindari minum alkohol, kopi dan teh kental sebelum tidur,
- Menghilangkan ketegangan dan stres dengan obat penenang atau minum obat tidur namun harus digunakan secara sporadis dan tidak terlambat (selambat-lambatnya antara pukul 20:00 dan 21:00).
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka