Hipertensi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, salah satunya adalah gagal ginjal kronis. Ya, benar hipertensi bisa memicu gagal ginjal kronis yang berakibat fatal. Simak penjelasannya berikut ini.
Hipertensi dan Gejalanya
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi di mana tekanan darah dalam arteri berada di atas tingkat normal secara berkelanjutan. Hipertensi sering disebut sebagai “pembunuh diam-diam” karena sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal.
Namun, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan serius seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Meskipun demikian, beberapa orang dengan hipertensi dapat mengalami gejala atau tanda tertentu.
Berikut beberapa gejala yang terkait dengan hipertensi:
- Sakit Kepala: Salah satu gejala yang paling umum adalah sakit kepala, terutama di bagian belakang kepala. Namun, sakit kepala juga dapat disebabkan oleh banyak faktor lain.
- Pusing: Merasa pusing atau berkunang-kunang dapat terjadi, terutama ketika berdiri atau bergerak.
- Penglihatan Kabur: Tekanan darah tinggi yang ekstrem dapat memengaruhi mata dan menyebabkan penglihatan kabur atau perubahan penglihatan sementara.
- Napas Tertahan: Jika hipertensi menyebabkan masalah pada jantung atau paru-paru, seseorang mungkin merasakan napas tersengal-sengal atau kesulitan bernapas.
- Nyeri Dada: Tekanan darah tinggi yang sangat tinggi dapat menyebabkan nyeri dada, tetapi ini juga bisa menjadi tanda masalah lain seperti penyakit jantung.
- Palpitasi: Merasakan denyut jantung yang tidak teratur, cepat, atau tidak nyaman.
- Kelelahan atau Lemah: Orang dengan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol mungkin merasa lebih cepat lelah atau lemah.
Namun, gejala-gejala tadi tidak selalu eksklusif untuk hipertensi dan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi lain. Jika Anda tidak mengalami gejala, tetapi memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga hipertensi, obesitas, merokok, pola makan tidak sehat, atau kurangnya aktivitas fisik, sangat penting melakukan pengukuran tekanan darah secara teratur. Diagnosis hipertensi hanya dapat ditegakkan melalui pengukuran tekanan darah yang akurat oleh profesional medis.
Gagal Ginjal Kronis dan Gejalanya
Gagal ginjal kronis merupakan kondisi kesehatan di mana fungsi ginjal secara bertahap menurun dalam jangka waktu panjang. Sehingga ginjal tidak lagi mampu menjalankan fungsi penyaringan dan pengeluaran limbah dari tubuh secara efektif. Gejala gagal ginjal kronis dapat bervariasi tergantung pada tingkat kerusakan ginjal dan faktor-faktor lainnya.
Beberapa gejala umum gagal ginjal kronis meliputi:
- Penurunan Kadar Energi dan Kelelahan: Orang dengan gagal ginjal kronis cenderung merasa sangat lelah dan kurang bertenaga, bahkan setelah istirahat yang cukup.
- Penumpukan Cairan: Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik tidak dapat menghilangkan kelebihan cairan dan limbah dari tubuh dengan efektif, sehingga dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau tangan. Cairan juga dapat menumpuk di paru-paru, menyebabkan sesak napas.
- Penyakit Jantung dan Tekanan Darah Tinggi: Gagal ginjal kronis dapat memengaruhi sistem kardiovaskular dan menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
- Perubahan Pola Buang Air Kecil: Mungkin ada perubahan dalam frekuensi buang air kecil, termasuk sering buang air kecil di malam hari (nokturia) atau kesulitan buang air kecil.
- Perubahan Pola Makan dan Berat Badan: Hilangnya nafsu makan, mual, muntah, dan penurunan berat badan dapat terjadi pada beberapa kasus.
- Kulit Gatal: Penumpukan limbah dalam darah dapat menyebabkan kulit menjadi gatal dan kering.
- Gangguan Konsentrasi dan Pikiran Kabur: Toksin yang biasanya disaring oleh ginjal dapat memengaruhi fungsi otak dan menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, pikiran kabur, atau bahkan perubahan suasana hati.
- Kekurangan Zat Gizi dan Anemia: Gagal ginjal kronis dapat mengganggu penyerapan zat gizi dan mengurangi produksi sel darah merah, yang menyebabkan anemia.
- Sakit Punggung dan Bagian Samping Tubuh : Rasa sakit atau ketidaknyamanan di daerah punggung atau bagian samping tubuh pun dapat terjadi.
Gejala-gejala yang disebutkan di atas dapat bervariasi antara individu, dan beberapa gejala mungkin tidak muncul hingga kondisi sudah cukup lanjut. Gagal ginjal kronis merupakan kondisi serius yang memerlukan perhatian medis dan pengelolaan yang cermat.
Hipertensi Memicu Gagal Ginjal Kronis
Berikut adalah beberapa alasan mengapa hipertensi dapat memicu terjadinya gagal ginjal kronis:
- Kerusakan pada Pembuluh Darah: Tekanan darah tinggi mempengaruhi dinding pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di ginjal. Tekanan darah tinggi yang berkelanjutan dapat merusak pembuluh darah ginjal, mengurangi aliran darah yang efektif ke jaringan ginjal. Ini dapat mengganggu fungsi normal ginjal dan menyebabkan kerusakan jaringan.
- Pengurangan Aliran Darah ke Ginjal: Ginjal memerlukan pasokan darah yang cukup untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Hipertensi dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, yang mengurangi aliran darah ke ginjal. Hal ini dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk menyaring limbah dan cairan berlebih dari darah.
- Tekanan Filtrasi yang Tinggi: Hipertensi dapat meningkatkan tekanan dalam pembuluh darah di glomerulus, yaitu unit penyaringan di ginjal. Tekanan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada glomerulus, yang merupakan awal dari berbagai masalah ginjal.
- Stres pada Jaringan Ginjal: Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan stres ekstra pada jaringan ginjal. Seiring waktu, stres yang berlebihan ini dapat merusak sel-sel ginjal dan mengganggu fungsi normalnya.
- Rusaknya Struktur Ginjal: Hipertensi kronis dapat menyebabkan perubahan struktural pada ginjal. Ini termasuk pembentukan jaringan parut atau fibrosis, yang menggantikan jaringan ginjal yang sehat. Semakin banyak jaringan parut yang terbentuk, semakin buruk fungsi ginjal.
- Penumpukan Zat Berbahaya: Ginjal bertanggung jawab untuk menyaring limbah dan zat-zat berbahaya dari darah. Jika fungsi ginjal terganggu akibat hipertensi, limbah dan zat-zat berbahaya dapat menumpuk dalam tubuh, menyebabkan keracunan yang dapat merusak organ lain dan menyebabkan gangguan sistemik.
Hubungan antara hipertensi dan gagal ginjal kronis bersifat kompleks. Meskipun hipertensi adalah faktor risiko utama untuk gagal ginjal kronis, tidak semua orang dengan hipertensi akan mengalami kondisi ini.
Mengurangi Risiko Hipertensi
Tentu sangat penting untuk mengelola tekanan darah secara efektif melalui gaya hidup sehat dan pengobatan yang direkomendasikan oleh profesional medis untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi ginjal dan masalah kesehatan lainnya.
Berikut beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko terkena hipertensi:
- Makan Sehat: Konsumsi makanan yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, ikan berlemak, dan protein rendah lemak. Batasi konsumsi garam, makanan olahan, dan makanan yang tinggi lemak jenuh dan trans.
- Kendalikan Berat Badan: Menjaga berat badan yang sehat sesuai dengan indeks massa tubuh (IMT) yang dianjurkan dapat membantu mengurangi risiko hipertensi.
- Aktivitas Fisik Teratur: Lakukan aktivitas fisik aerobik seperti berjalan cepat, berlari, berenang, atau bersepeda secara teratur. Usahakan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik sedang atau 75 menit aktivitas aerobik intens setiap minggu.
- Batasi Konsumsi Alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Pria sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari dua minuman beralkohol per hari, sedangkan wanita sebaiknya tidak lebih dari satu minuman per hari.
- Hindari Merokok: Rokok merusak pembuluh darah dan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Berhenti merokok dapat membantu mengurangi risiko hipertensi dan masalah kesehatan lainnya.
- Kurangi Stres: Latihan relaksasi, meditasi, yoga, atau hobi yang menyenangkan dapat membantu mengurangi stres, yang dapat berkontribusi pada tekanan darah tinggi.
- Kurangi Konsumsi Gula dan Makanan Tinggi Lemak: Batasi konsumsi gula tambahan dan makanan tinggi lemak, terutama makanan olahan yang mengandung lemak trans dan jenuh.
- Perhatikan Asupan Kalium: Meningkatkan konsumsi makanan yang kaya kalium, seperti pisang, jeruk, kentang, dan bayam, dapat membantu mengimbangi efek natrium pada tekanan darah.
- Pantau Tekanan Darah: Rajin memantau tekanan darah Anda dan berkonsultasi dengan dokter jika tekanan darah Anda cenderung naik.
- Minimalkan Konsumsi Garam: Reduksi konsumsi garam dapat membantu mengendalikan tekanan darah. Baca label makanan untuk memantau kandungan natrium.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka