Stroke biasanya dianggap sebagai kondisi yang lebih umum terjadi pada orang tua, tetapi stroke pada orang muda, tetap mungkin terjadi. Stroke pada usia muda terjadi dipicu oleh beberapa faktor, apa saja itu?
Faktor Faktor Mengapa Stroke pada Usia Muda Bisa Terjadi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan usia muda pun dapat mengalami stroke yang bisa berakit fatal :
- Penyebab Pembekuan Darah (Emboli atau Trombus): Orang muda bisa mengalami pembekuan darah yang dapat menyumbat aliran darah menuju otak. Hal ini bisa terjadi akibat kondisi medis seperti penyakit jantung, kelainan pembekuan darah, atau infeksi yang merembet ke aliran darah.
- Penyakit Jantung Kongenital: Beberapa kelainan jantung sejak lahir bisa meningkatkan risiko stroke pada orang muda. Misalnya, atrial septal defect (ASD) atau ventricular septal defect (VSD) adalah kelainan jantung yang dapat memungkinkan darah bercampur antara atrium atau ventrikel, menyebabkan risiko pembekuan darah.
- Aneurisma dan Arteriovenous Malformation (AVM): Aneurisma adalah pembengkakan dinding pembuluh darah yang bisa pecah dan menyebabkan perdarahan di otak. AVM adalah kumpulan pembuluh darah abnormal yang bisa pecah dan mengganggu aliran darah normal.
- Kelainan Pembuluh Darah: Beberapa individu mungkin memiliki kondisi yang membuat mereka cenderung mengalami kelainan pembuluh darah, seperti diseksi arteri (robekan pada dinding arteri) atau vaskulitis (radang pembuluh darah), yang dapat meningkatkan risiko stroke.
- Faktor Risiko Gaya Hidup: Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko stroke pada orang muda. Obesitas pada usia muda dapat meningkatkan risiko stroke karena berkontribusi pada perkembangan faktor risiko yang terkait dengan terjadinya stroke. Obesitas dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah karena jaringan lemak yang berlebihan dapat mengganggu kerja normal pembuluh darah. Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko utama stroke, karena bisa merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik) atau terbentuknya gumpalan darah yang menghambat aliran darah ke otak (stroke iskemik).
- Penyakit Autoimun: Beberapa kondisi autoimun seperti lupus dan penyakit Kawasaki dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembekuan darah.
- Penyakit Darah dan Gangguan Pembekuan Darah: Beberapa kondisi seperti anemia sel sabit atau trombositopenia (jumlah trombosit yang rendah) dapat meningkatkan risiko pembekuan darah dan stroke.
- Kontrasepsi Oral dan Kehamilan: Penggunaan kontrasepsi oral tertentu, terutama yang mengandung estrogen, dan kehamilan dapat meningkatkan risiko pembekuan darah, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko stroke.
- Trauma Kepala Serius: Cedera kepala serius, terutama yang mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah di otak, dapat meningkatkan risiko stroke pada orang muda.
Risiko stroke pada orang muda memang lebih rendah dibandingkan dengan populasi lanjut usia, tetapi risiko ini tetap ada. Karena itu kalangan usia muda tak boleh meremehkan apabila mengalami tanda-tanda stroke.
Gejala Gejala Stroke pada Usia Muda
Gejala stroke pada usia muda bisa mirip dengan gejala stroke pada usia yang lebih tua. Penting untuk mengenali tanda-tanda stroke karena pengobatan yang cepat dapat mengurangi kerusakan otak yang mungkin terjadi. Gejala stroke dapat bervariasi, tetapi ada beberapa tanda umum yang perlu diwaspadai:
- Kelumpuhan atau Kelemahan Tiba-tiba: Ini bisa terjadi pada wajah, lengan, atau kaki, terutama pada satu sisi tubuh. Penderita mungkin merasa tiba-tiba lemah atau tidak bisa menggerakkan bagian tubuh tersebut.
- Kesulitan Berbicara atau Memahami: Penderita mungkin mengalami kesulitan dalam berbicara atau memahami kata-kata. Ucapan bisa terdengar kacau atau sulit dimengerti.
- Gangguan Penglihatan: Penglihatan bisa menjadi kabur, ganda, atau terganggu. Penderita mungkin juga mengalami kehilangan penglihatan sebagian atau seluruhnya pada satu atau kedua mata.
- Kesulitan Berjalan atau Menjaga Keseimbangan: Penderita mungkin merasa pusing atau kesulitan berjalan, seperti kehilangan keseimbangan atau koordinasi.
- Sakit Kepala Parah dan Mendadak: Stroke bisa disertai dengan sakit kepala yang tiba-tiba dan parah, seringkali tanpa penyebab yang jelas.
- Kehilangan Koordinasi atau Keseimbangan: Penderita mungkin sulit melakukan gerakan yang biasanya mudah dilakukan dan mungkin kehilangan keseimbangan.
- Perubahan Tiba-tiba dalam Kesadaran: Penderita mungkin mengalami kebingungan, kesulitan memahami situasi, atau kehilangan kesadaran.
- Mual dan Muntah: Ini bisa terjadi bersamaan dengan gejala-gejala lainnya.
Waktu sangat penting dalam kasus stroke, karena pengobatan yang cepat dapat membantu mencegah kerusakan otak yang lebih lanjut. Ingatlah bahwa stroke pada usia muda pun bisa terjadi, jadi penting untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat dari profesional medis.
Penanganan Gejala Stroke Usia Muda
Penanganan stroke pada usia muda penting dilakukan dengan cepat dan tepat guna mencegah kerusakan otak yang lebih lanjut. Stroke pada usia muda bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetik, gaya hidup, kondisi medis, dan lainnya.
Berikut langkah-langkah yang perlu diambil dalam penanganan stroke pada usia muda:
- Panggil Pertolongan Medis Darurat: Ketika gejala stroke terjadi, segera panggil layanan darurat (misalnya, nomor darurat 911) agar tim medis dapat segera merespon dan membawa pasien ke rumah sakit.
- Pantau Gejala: Gejala stroke bisa bervariasi, tetapi biasanya meliputi kesulitan berbicara, kelumpuhan atau kelemahan tiba-tiba pada wajah, lengan, atau kaki, kesulitan dalam melihat, pusing yang parah, dan sakit kepala yang tiba-tiba dan parah. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala ini, jangan menunda untuk mencari bantuan medis.
- Diagnosis Cepat: Di rumah sakit, dokter akan melakukan serangkaian tes, termasuk pemindaian otak dengan CT scan atau MRI untuk memastikan diagnosis stroke dan jenis stroke yang terjadi (ischemic atau hemoragik).
- Terapi Rekanalisasi: Jika stroke ischemic terjadi karena penyumbatan pembuluh darah otak, dokter dapat mempertimbangkan terapi rekanalisasi seperti trombolisis intravena (IV) atau mekanis untuk menghilangkan gumpalan darah dan mengembalikan aliran darah ke otak.
- Perawatan di Unit Stroke: Pasien stroke mungkin akan dirawat di unit stroke atau unit perawatan intensif, tergantung pada kondisinya. Di sini, perawatan yang komprehensif akan diberikan, termasuk pemantauan terus-menerus, pemberian obat-obatan, dan tindakan medis lainnya.
- Pemulihan dan Rehabilitasi: Setelah fase akut berlalu, pemulihan dan rehabilitasi menjadi fokus. Tim medis akan membantu pasien mengembalikan fungsi tubuhnya melalui terapi fisik, terapi okupasi, terapi bicara, dan dukungan psikologis.
- Pencegahan Sekunder: Bagi mereka yang telah mengalami stroke pada usia muda, penting untuk mengadopsi gaya hidup sehat. Ini termasuk mengelola tekanan darah, kolesterol, gula darah, dan berhenti merokok. Dokter mungkin juga meresepkan obat-obatan untuk mencegah stroke berulang.
- Edukasi dan Dukungan: Pasien dan keluarga harus mendapatkan edukasi tentang stroke, termasuk gejala, faktor risiko, dan cara mengelolanya. Dukungan keluarga dan masyarakat penting dalam proses pemulihan.
Penanganan stroke harus dilakukan dengan segera untuk memaksimalkan peluang pemulihan yang baik. Setiap menit sangat berharga dalam situasi stroke, sehingga tidak boleh ada penundaan dalam mencari bantuan medis.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka