Jenis Jenis Disabilitas dan Penjelasannya - Ashefa Griya Pusaka

Jenis Jenis Disabilitas dan Penjelasannya

jenis disabilitas
Share on:

Sesuai penjelasan UU No. 8 tahun 2016 menyebutkan bahwa Negara Indonesia memberikan jaminan atas kelangsungan hidup tiap warga negara, tak terkecuali penyandang disabilitas. Mereka punya posisi hukum dan hak yang setara sebagaimana orang normal lainnya. Penyandang disabilitas pun punya kesempatan untuk maju, berkembang, dan bermartabat. Ada berbagai jenis disabilitas yang sering dijumpai dalam kehidupan keseharian. Apa saja jenis disabilitas dan bagaimana ciri-cirinya? Artikel berikut akan memberikan penjelasan lengkap.

Disabilitas adalah istilah umum yang merujuk pada kondisi fisik, sensorik, kognitif, intelektual, atau perkembangan yang dapat secara signifikan memengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari, berpartisipasi penuh dalam masyarakat, atau mencapai tujuan hidup tertentu. Disabilitas dapat sangat bervariasi dalam sifat dan tingkat keparahannya, dan dapat bersifat permanen atau sementara.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, disabilitas mencakup tiga dimensi utama:

  • Gangguan, yang berkaitan dengan masalah struktural atau fungsional dalam tubuh seseorang atau kemampuan mentalnya. Contohnya termasuk kehilangan anggota tubuh, kehilangan penglihatan, atau gangguan memori.
  • Keterbatasan aktivitas, yang melibatkan tantangan dalam melakukan tugas-tugas seperti melihat, mendengar, berjalan, atau memecahkan masalah.
  • Keterbatasan partisipasi, yang merujuk pada kesulitan dalam terlibat dalam aktivitas sehari-hari yang umum, termasuk pekerjaan, kegiatan sosial dan rekreasi, serta mengakses layanan kesehatan dan pencegahan.

Penting untuk dicatat bahwa istilah “cacat” dianggap ketinggalan zaman dan tidak tepat ketika merujuk pada individu penyandang disabilitas. Istilah yang merendahkan seperti “lumpuh” harus dihindari. Sebaliknya, lebih diterima secara luas untuk menggunakan frasa seperti “penyandang disabilitas,” yang menekankan orang tersebut sebelum disabilitas.

Disabilitas Fisik dan Sensorik

Jenis disabilitas ini mengacu pada kondisi yang membatasi fungsi fisik seseorang dan dapat memengaruhi mobilitas, persepsi sensorik, atau kemampuan mereka untuk terlibat dengan dunia fisik. Disabilitas ini dapat bermanifestasi dalam berbagai cara dan dapat meliputi:

  • Gangguan mobilitas

Disabilitas ini memengaruhi kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh atau anggota tubuhnya dengan bebas. Disabilitas ini dapat disebabkan oleh kondisi seperti kelumpuhan, amputasi, cerebral palsy, atau radang sendi, dan mungkin memerlukan penggunaan alat bantu mobilitas seperti kursi roda, kruk, atau alat bantu jalan.

  • Gangguan penglihatan

Disabilitas visual melibatkan keterbatasan dalam kemampuan seseorang untuk melihat dan menafsirkan informasi visual. Jenis disabilitas ini berkisar dari penglihatan rendah (penglihatan parsial) hingga kebutaan total. Gangguan penglihatan dapat disebabkan oleh kondisi seperti glaukoma, katarak, atau gangguan retina.

  • Gangguan pendengaran

Disabilitas pendengaran memengaruhi kemampuan seseorang untuk mendengar suara dan berkomunikasi secara efektif melalui bahasa lisan. Gangguan ini dapat berkisar dari kehilangan pendengaran ringan hingga tuli berat dan dapat disebabkan oleh faktor genetik, penyakit, atau paparan suara keras.

Teknologi dan alat bantu asistif adalah alat, perangkat, atau peralatan yang dirancang untuk membantu individu dengan disabilitas fisik mengatasi hambatan dan meningkatkan kemandirian mereka. Ini dapat mencakup perangkat mobilitas (kursi roda, skuter), perangkat komunikasi (perangkat lunak text-to-speech, tampilan Braille), alat bantu dengar, implan koklea, bahasa isyarat, dan teknologi adaptif lainnya. Menyediakan aksesibilitas dan inklusivitas bagi individu dengan disabilitas fisik sangat penting untuk memastikan mereka dapat berpartisipasi penuh dalam masyarakat.

Disabilitas Kognitif dan Neurodevelopmental

Ini merujuk pada kategori disabilitas yang terutama memengaruhi perkembangan neurologis dan fungsi kognitif seseorang, yang meliputi ketidakmampuan untuk berfungsi secara mandiri dan mungkin memerlukan dukungan dan intervensi berkelanjutan.

  • Sindrom Down

Sindrom Down adalah kondisi genetik yang disebabkan oleh adanya kromosom 21 ekstra, yang menyebabkan keterlambatan intelektual dan perkembangan. Orang dengan Sindrom Down biasanya menunjukkan karakteristik fisik seperti fitur wajah yang khas dan memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah kesehatan tertentu. Mereka mungkin memiliki disabilitas intelektual ringan hingga sedang dan mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara dan keterampilan motorik.

  • Cerebral Palsy

Cerebral Palsy adalah gangguan neurologis yang memengaruhi gerakan dan koordinasi otot. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi prenatal, cedera otak saat melahirkan, atau kelainan otak bawaan yang merusak otak yang sedang berkembang, yang sering terjadi sebelum atau selama kelahiran. Orang dengan cerebral palsy mungkin mengalami kekakuan otot, kelemahan, atau gangguan kontrol anggota tubuh atau gerakan tubuh mereka. Kondisi ini dapat memengaruhi mobilitas, bicara, dan aktivitas kehidupan sehari-hari. Perawatan dapat mencakup terapi fisik, terapi okupasi, dan alat bantu untuk meningkatkan kemandirian dan mobilitas.

Kedua jenis disabilitas itu merupakan kondisi seumur hidup yang memerlukan dukungan komprehensif, termasuk perawatan medis, terapi, dan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap orang. Dengan intervensi dan dukungan yang tepat, orang dengan disabilitas perkembangan ini dapat menjalani kehidupan yang bermakna dan mencapai tujuan mereka.

Disabilitas yang Diperoleh

Disabilitas yang diperoleh adalah kondisi yang berkembang selama hidup seseorang karena berbagai faktor seperti cedera, penyakit, atau kecelakaan. Jenis Disabilitas ini dapat berdampak signifikan pada fungsi fisik, kognitif, atau emosional seseorang dan mungkin memerlukan berbagai bentuk rehabilitasi dan adaptasi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Berikut ini ikhtisar beberapa disabilitas yang diperoleh yang umum:

  • Amputasi

Ini melibatkan operasi pengangkatan anggota tubuh atau sebagian anggota tubuh. Ini dapat terjadi akibat kecelakaan traumatis, kondisi medis seperti diabetes, atau penyakit pembuluh darah.

  • Cedera Tulang Belakang

Cedera ini terjadi ketika ada kerusakan pada sumsum tulang belakang, yang sering kali menyebabkan kelumpuhan atau hilangnya sensasi di bawah lokasi cedera. Ini dapat terjadi akibat kecelakaan, jatuh, atau kondisi medis.

  • Cedera Otak Traumatis

Cedera ini terjadi akibat trauma kepala, yang dapat mengganggu fungsi otak normal. Tingkat keparahannya bervariasi dan dapat menyebabkan gangguan kognitif, fisik, atau emosional.

Setelah mengalami cedera tersebut, individu sering menjalani rehabilitasi untuk mendapatkan kembali kemampuan fisik dan kognitif serta beradaptasi dengan keadaan baru mereka, menggunakan terapi fisik, perangkat prostetik, perangkat bantu seperti kursi roda, pelatihan kejuruan, dan dukungan psikologis.

Jadi disabilitas mencakup berbagai kondisi yang memengaruhi kehidupan individu dalam berbagai cara. Dari disabilitas fisik dan sensorik hingga disabilitas kognitif, psikiatris, tak kasat mata, perkembangan, dan yang didapat, setiap kategori menghadirkan tantangan unik dan memerlukan dukungan khusus. Penting untuk menyadari bahwa para penyandang disabilitas tidak hanya didefinisikan oleh kondisi mereka tetapi merupakan individu unik dengan kemampuan dan aspirasi mereka sendiri.

Mempromosikan inklusivitas, menyediakan akomodasi yang tepat, dan menumbuhkan pemahaman dan empati adalah langkah penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan dapat diakses oleh orang-orang dengan semua kemampuan. Merangkul keberagaman dan menghormati individualitas setiap orang, terlepas dari kondisi jenis disabilitas mereka, merupakan hal mendasar untuk mencapai inklusivitas sejati.

Scroll to Top