Kanker Nasofaring - Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Pengobatan - Ashefa Griya Pusaka

Kanker Nasofaring – Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Pengobatan

kanker nasofaring 1
Share on:

Belakangan ini sedang heboh seorang pria di Jakarta yang menderita kanker nasofaring yang semula dianggap hanya pilek biasa.Kanker nasofaring adalah jenis kanker yang terjadi di nasofaring, area di belakang hidung dan di atas tenggorokan. Meskipun cukup langka secara global, kanker ini memiliki tingkat kejadian yang tinggi di beberapa wilayah, terutama di Asia Tenggara.

Penyebab Kanker Nasofaring

Nasofaring adalah bagian dari saluran pernapasan atas yang terletak di bagian belakang hidung dan di atas langit-langit mulut. Ini adalah bagian dari faring atau tenggorokan yang terletak paling atas. Nasofaring berfungsi sebagai saluran udara dan juga berperan dalam menelan.

Beberapa fungsi nasofaring meliputi:

  • Saluran Udara: Nasofaring berperan dalam membawa udara dari hidung ke saluran pernapasan bawah, seperti laring dan trakea.
  • Fungsi Penciuman: Bagian ini juga berperan dalam proses penciuman karena udara yang masuk melalui hidung melewati nasofaring, memungkinkan penciuman yang efisien.
  • Suara: Nasofaring juga memainkan peran dalam produksi suara, terutama saat berbicara.

Selain fungsi-fungsi tersebut, nasofaring juga memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh karena berisi jaringan limfoid, termasuk amandel faring dan tonsil faring. Jaringan ini membantu melawan infeksi dan memfilter partikel-partikel berbahaya yang masuk melalui udara yang dihirup.

Nasofaring dapat menjadi tempat bagi perkembangan beberapa masalah kesehatan, termasuk infeksi, tumor, dan gangguan lainnya. Salah satu contoh yang paling dikenal adalah kanker nasofaring, yang merupakan jenis kanker yang terjadi di nasofaring

Penyebab pasti kanker nasofaring belum sepenuhnya dipahami, tetapi faktor-faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini:

  • Infeksi Virus Epstein-Barr (EBV) : Infeksi virus Epstein-Barr (EBV) diketahui berperan dalam perkembangan kanker nasofaring. Virus ini dapat menyebabkan perubahan genetik pada sel-sel dalam nasofaring, yang pada akhirnya dapat mengarah pada pertumbuhan sel kanker.
  • Faktor Genetik : Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa faktor genetik dapat memengaruhi risiko seseorang terkena kanker nasofaring. Jika ada riwayat keluarga yang menderita penyakit ini, risiko seseorang bisa meningkat.
  • Konsumsi Makanan tertentu : Beberapa makanan tertentu yang mengandung bahan-bahan tertentu, seperti makanan yang diasap atau diawetkan dengan garam nitrit, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker nasofaring. Ini sering kali terkait dengan pola makan di daerah tertentu.

Gejala Kanker Nasofaring

Gejala kanker nasofaring bisa bervariasi dari satu individu ke individu lainnya. Gejala yang umum ditemukan meliputi:

  • Masalah Pernapasan dan Tenggorokan. Kanker nasofaring yang berkembang dapat menyumbat saluran pernapasan dan menyebabkan kesulitan bernapas atau napas pendek.
  • Terganggunya Penciuman. Karena kanker ini terletak di dekat hidung, gangguan penciuman atau kehilangan penciuman bisa menjadi gejala awal.
  • Seringnya Epistaksis (Pendarahan Hidung). Kanker nasofaring dapat menyebabkan pendarahan hidung yang sering terjadi dan sulit untuk dihentikan.
  • Pembengkakan Leher. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher seringkali merupakan gejala kanker nasofaring, karena kelenjar getah bening berusaha melawan pertumbuhan sel kanker.
  • Perubahan Suara. Perubahan suara atau suara serak bisa terjadi jika kanker nasofaring memengaruhi saluran suara.
  • Nyeri Tenggorokan. Nyeri atau ketidaknyamanan di tenggorokan bisa menjadi gejala kanker nasofaring yang lebih lanjut.

Diagnosis Kanker Nasofaring

Penting untuk segera mendiagnosis kanker nasofaring untuk memulai pengobatan yang tepat. Beberapa langkah dalam proses diagnosis meliputi:

  • Pemeriksaan Fisik. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang melibatkan pemeriksaan hidung, tenggorokan, dan leher untuk mencari tanda-tanda fisik kanker nasofaring.
  • Endoskopi Nasofaring. Pemeriksaan endoskopi nasofaring menggunakan alat endoskopi untuk melihat nasofaring dengan lebih detail.
  • Biopsi. Biopsi adalah prosedur di mana sampel jaringan diambil dari area yang mencurigakan untuk dianalisis di laboratorium guna mengkonfirmasi keberadaan sel kanker.
  • Pemeriksaan Imaging. Pemeriksaan seperti CT scan, MRI, atau PET scan dapat membantu menentukan ukuran dan sejauh mana kanker telah menyebar.
  • Pemeriksaan Darah. Pemeriksaan darah mungkin dilakukan untuk memeriksa tingkat EBV atau marker kanker lainnya.

Pengobatan Kanker Nasofaring

Pilihan pengobatan untuk kanker nasofaring akan bergantung pada sejauh mana kanker telah menyebar, jenis kanker, dan faktor-faktor individu. Beberapa opsi pengobatan yang dapat dipertimbangkan adalah:

  • Radioterapi. Radioterapi menggunakan sinar-X atau sinar gamma untuk menghancurkan sel kanker dan mencegah pertumbuhannya. Ini sering digunakan untuk kanker nasofaring awal.
  • Kemoterapi. Kemoterapi melibatkan penggunaan obat-obatan kanker untuk membunuh sel kanker atau menghambat pertumbuhannya.
  • Terapi Targeted. Terapi targeted adalah penggunaan obat-obatan yang dirancang khusus untuk menargetkan sel-sel kanker tanpa merusak sel sehat.
  • Imunoterapi. Imunoterapi merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker.
  • Pembedahan. Pembedahan dapat dilakukan dalam kasus-kasus tertentu untuk mengangkat tumor atau kelenjar getah bening yang terkena.

Pencegahan Kanker Nasofaring

Pencegahan kanker nasofaring dapat dilakukan dengan menghindari faktor risiko yang diketahui, seperti makanan tertentu yang berpotensi karsinogenik dan melindungi diri dari infeksi virus Epstein-Barr (EBV).

Karena penyebab pasti kanker nasofaring belum sepenuhnya dipahami, pencegahan lebih difokuskan pada menghindari faktor risiko yang diketahui. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil:

  • Hindari Paparan Virus Epstein-Barr (EBV): EBV adalah virus yang telah terkait dengan perkembangan kanker nasofaring. Untuk mengurangi risiko infeksi EBV, hindari kontak dekat dengan orang yang mengalami mononukleosis (sakit tenggorokan berjangkit) karena EBV biasanya menyebar melalui air liur dan kontak fisik. Juga penting untuk menjaga kebersihan pribadi dan menerapkan praktik-praktik kebersihan yang baik.
  • Makanan dan Pola Makan: Beberapa makanan yang mengandung bahan-bahan tertentu, seperti makanan yang diasap atau diawetkan dengan garam nitrit, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker nasofaring. Ini sering terkait dengan pola makan regional tertentu. Oleh karena itu, mengurangi konsumsi makanan yang dianggap berisiko dapat membantu dalam pencegahan. Pola makan sehat yang kaya akan sayuran, buah-buahan, dan makanan tinggi serat juga dapat mendukung sistem kekebalan tubuh.
  • Hindari Paparan Asap Rokok dan Polusi Udara: Merokok dan terpapar asap rokok sering dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker nasofaring. Oleh karena itu penting untuk selalu menjauhi merokok dan juga terkena paparan asap rokok pasif. Selain itu, berusaha untuk mengurangi paparan polusi udara yang tinggi, terutama jika Anda tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara yang tinggi.
  • Vaksinasi: Vaksinasi adalah cara efektif untuk melindungi diri dari infeksi virus tertentu. Saat ini, belum ada vaksin khusus untuk mencegah infeksi EBV atau kanker nasofaring. Namun, vaksinasi terhadap virus lain, seperti human papillomavirus (HPV) yang dapat menyebabkan beberapa jenis kanker tenggorokan, dapat membantu mengurangi risiko kanker tenggorokan yang terkait dengan HPV.
  • Konsultasi dengan Profesional Medis: Jika Anda memiliki faktor risiko yang tinggi untuk kanker nasofaring, seperti riwayat keluarga yang menderita penyakit ini, konsultasikan dengan profesional medis. Mereka dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang pencegahan dan tindakan yang sesuai berdasarkan risiko individu Anda.
  • Pemeriksaan Kesehatan Berkala: Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala dengan dokter Anda adalah bagian penting dari pencegahan kanker nasofaring. Dokter dapat mendeteksi masalah kesehatan lebih awal, termasuk gejala awal kanker nasofaring, yang dapat meningkatkan peluang kesembuhan.

Meskipun langkah-langkah pencegahan ini dapat membantu mengurangi risiko kanker nasofaring, tidak ada jaminan bahwa Anda dapat menghindari sepenuhnya penyakit ini. Oleh karena itu, kesadaran akan gejala-gejala kanker nasofaring dan pemeriksaan kesehatan berkala sangat penting untuk mendeteksinya secara dini jika ada kecurigaan.

Kanker nasofaring adalah penyakit serius yang memengaruhi nasofaring, area di belakang hidung dan di atas tenggorokan. Meskipun langka secara global, kanker ini memiliki tingkat kejadian yang tinggi di beberapa wilayah tertentu. Pengenalan gejala, diagnosis dini, dan pengobatan yang tepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top