Mata Silinder - Gangguan Refraksi yang Membuat Pandangan Buram - Ashefa Griya Pusaka

Mata Silinder – Gangguan Refraksi yang Membuat Pandangan Buram

mata silinder 1
Share on:

Mata adalah salah satu indra yang sangat penting dalam kehidupan kita. Gangguan penglihatan dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Salah satu gangguan refraksi yang seringkali menjadi perhatian adalah mata silinder. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi mata silinder secara mendalam, menyoroti definisi, gejala, penyebab, diagnosis, dan penanganan.

Definisi Mata Silinder

Mata silinder, juga dikenal sebagai astigmatisme, adalah gangguan refraksi mata yang terjadi ketika kornea mata atau lensa mata memiliki bentuk yang tidak teratur. Dalam mata normal, permukaan kornea atau lensa mata memiliki bentuk bulat seperti bola, sehingga cahaya dapat fokus dengan benar pada retina. Namun, pada mata silinder, permukaan kornea atau lensa mata berbentuk ovoid atau oval, menyebabkan cahaya yang masuk tidak dapat fokus dengan baik pada retina.

Gejala Mata Silinder

Penderita mata silinder mungkin mengalami sejumlah gejala, termasuk:

  • Pengaburan Gambar. Salah satu gejala utama mata silinder adalah gambar yang terlihat buram atau kabur. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan mata untuk memfokuskan cahaya dengan benar pada retina.
  • Mata Lelah. Orang dengan mata silinder sering merasa mata lelah, terutama setelah membaca atau melakukan pekerjaan dekat dalam waktu yang lama.
  • Sakit Kepala. Mata silinder juga dapat menyebabkan sakit kepala, terutama jika mata terus-menerus berusaha menyesuaikan fokus.
  • Sulit Melihat di Malam Hari. Penderita mata silinder mungkin mengalami kesulitan dalam melihat dengan jelas di malam hari atau dalam kondisi cahaya yang redup.

Penyebab Mata Silinder

Penyebab pasti mata silinder masih belum sepenuhnya dipahami. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan ini, seperti:

  • Faktor Genetik. Faktor genetik atau riwayat keluarga dengan mata silinder dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan ini.
  • Trauma Mata. Cedera atau trauma pada mata yang mengubah bentuk kornea atau lensa mata dapat menjadi penyebab mata silinder.
  • Penyakit Mata Lainnya. Beberapa kondisi mata lainnya, seperti keratoconus, juga dapat berkontribusi pada perkembangan mata silinder.

Diagnosis Mata Silinder

Untuk mendiagnosis mata silinder, seorang optometris atau oftalmologis akan melakukan serangkaian tes mata. Salah satu tes yang umum dilakukan adalah autorefraktor, yang mengukur sejauh mana cahaya difokuskan oleh mata.

Autorefraktor adalah alat diagnostik yang digunakan dalam bidang optometri dan oftalmologi untuk mengukur refraksi mata secara otomatis. Refraksi mata adalah kemampuan mata untuk memfokuskan cahaya pada retina sehingga kita dapat melihat dengan jelas.

Alat ini membantu optometris atau oftalmologis dalam menentukan sejauh mana mata pasien memerlukan koreksi penglihatan, seperti kacamata atau lensa kontak, untuk mengatasi gangguan refraksi. Berikut cara autorefraktor bekerja:

  • Pemindaian Mata: Pasien duduk di depan autorefraktor dan diberikan instruksi untuk melihat ke arah target visual, biasanya dalam bentuk gambar atau titik cahaya yang diproyeksikan.
  • Pemindaian Automatis: Autorefraktor kemudian akan memancarkan cahaya ke mata pasien dan secara otomatis memindai mata untuk mengukur sejauh mana cahaya difokuskan. Alat ini mengukur parameter refraktif, termasuk tingkat miopi (mata minus), hipermetropi (mata plus), dan astigmatisme.
  • Hasil Refraksi: Setelah pemindaian selesai, autorefraktor akan menghasilkan data refraksi, biasanya dalam bentuk angka yang menggambarkan ukuran koreksi yang diperlukan untuk membawa penglihatan pasien kembali ke kondisi normal.

Autorefraktor sangat berguna dalam proses pemeriksaan mata rutin, terutama dalam menentukan jenis dan tingkat koreksi yang diperlukan untuk mengatasi masalah penglihatan pasien. Alat ini membantu optometris dan oftalmologis dalam membuat resep kacamata atau lensa kontak yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

Hasil autorefraktor adalah salah satu komponen dalam evaluasi mata pasien. Hasil ini kemudian dianalisis bersamaan dengan pemeriksaan mata lainnya, termasuk uji tajam penglihatan, uji lensa, dan pemeriksaan mata lengkap untuk menghasilkan rekomendasi koreksi mata yang paling sesuai.

Selain dengan autorefraktor, pemeriksaan tajam penglihatan juga akan dilakukan untuk menentukan seberapa baik seseorang melihat dengan mata yang mengalami mata silinder.

Penanganan Mata Silinder

Para penderita mata silinder memiliki beberapa pilihan dalam penananganan gangguan mata yang dialaminya. Beberapa penanganan mata silinder itu termasuk :

  • Kacamata atau Lensa Kontak

Salah satu metode pengelolaan yang paling umum untuk mata silinder adalah dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. Kacamata atau lensa kontak dirancang khusus untuk mengkompensasi ketidaksempurnaan bentuk mata dan membantu cahaya untuk difokuskan dengan benar pada retina.

  • Operasi Mata

Dalam beberapa kasus, operasi mata mungkin diperlukan untuk mengatasi mata silinder. Operasi refraktif, seperti LASIK, dapat membantu mengoreksi bentuk kornea mata sehingga cahaya dapat fokus dengan benar.

Operasi LASIK (Laser-Assisted In Situ Keratomileusis) adalah prosedur bedah refraktif yang digunakan untuk mengoreksi masalah penglihatan seperti miopi (mata minus), hipermetropi (mata plus), dan astigmatisme. Prosedur LASIK bertujuan untuk mengubah bentuk kornea mata agar cahaya dapat difokuskan dengan benar pada retina, sehingga memungkinkan penderita masalah penglihatan melihat dengan lebih jelas tanpa perlu menggunakan kacamata atau lensa kontak.

Prosedur LASIK melibatkan beberapa langkah, di antaranya:

  • Pengangkatan Jaringan Epitel Kornea: Dokter mata akan mengangkat lapisan tipis epitel kornea atau membuat flap tipis pada kornea untuk mengakses jaringan di bawahnya.
  • Penggunaan Laser Excimer: Laser excimer digunakan untuk menghilangkan jaringan kornea yang sudah diubah sebelumnya agar kornea memiliki bentuk yang sesuai dengan masalah refraksi mata penderita.
  • Penggantian Lapisan Epitel atau Penutupan Flap: Setelah pengoreksian dengan laser selesai, lapisan epitel yang telah diangkat tadi ditempatkan kembali atau flap kornea yang telah dibuat sebelumnya ditutup. Lapisan tersebut akan menempel tanpa perlu jahitan.

Prosedur LASIK biasanya cepat dan nyaman untuk pasien. Setelah operasi, sebagian besar pasien melaporkan perbaikan penglihatan segera setelah prosedur selesai. Namun, butuh beberapa hari atau minggu untuk mencapai hasil optimal, dan pasien biasanya diberikan obat tetes mata dan instruksi untuk merawat mata mereka selama proses penyembuhan.

Penting untuk dicatat bahwa LASIK adalah prosedur bedah, dan bukan semua orang adalah kandidat yang cocok. Pilihan untuk menjalani LASIK harus dipertimbangkan dengan serius setelah berkonsultasi dengan dokter mata yang berpengalaman. Dokter mata akan mengevaluasi kesehatan mata Anda, sejarah kesehatan mata, dan tingkat keparahan masalah refraksi mata Anda sebelum menentukan apakah LASIK adalah pilihan yang tepat.

  • Terapi Visual

Terapi visual yang dilakukan di bawah pengawasan optometris atau terapis mata dapat membantu penderita mata silinder meningkatkan koordinasi mata dan meminimalkan gejala yang muncul.

Terapi visual melibatkan berbagai jenis latihan dan teknik yang dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan dan masalah penglihatan individu. Ini bisa mencakup latihan peningkatan fokus, koordinasi mata, persepsi kedalaman, atau perbaikan persepsi warna. Terapi visual sering dilakukan secara berkelanjutan dan memerlukan kerjasama antara pasien dan terapis mata.

Terapi visual adalah proses yang berkelanjutan dan memerlukan kesabaran. Hasilnya mungkin tidak instan, tetapi dengan komitmen dan latihan yang konsisten, banyak individu mengalami perbaikan yang signifikan dalam kemampuan penglihatan dan kenyamanan mata mereka.

Mata silinder adalah gangguan refraksi mata yang umum terjadi. Penderita mata silinder harus menjalani pemeriksaan mata rutin dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan mata agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.

Scroll to Top