Pernahkah kamu mendengar istilah Temperamen dan Temperamental? Temperamen adalah cara seseorang merespons sesuatu. Sedangkan, temperamental seseorang merespon sesuatu dengan kemarahan atau amarah. Menerapkan mindfulness bisa jadi langkah efektif mengatasinya.
Masih ada beberapa orang yang menganggap temperamen dan temperamental yaitu dua hal yang sama. Tetapi, kenyataannya kedua istilah tersebut berbeda. Lalu, apa perbedaan Temperamen dengan Temperamental? Bagaimana cara mengatasinya? Simak yuk penjelasan berikut ini.
Apa itu temperamen?
Temperamen adalah gaya perilaku dan karakteristik seseorang dalam merespons sesuatu. Temperamen mempunyai ciri-ciri perilaku, seperti kemampuan bersosialisasi, tingkat aktivitas, emosionalitas, tingkat perhatian, dan ketekunan.
Temperamen biasanya sudah terlihat dari lahir. Maksudnya, temperamen yaitu kombinasi keturunan (genetik) dari keluarga dan lingkungan tempat seseorang dibesarkan. Oleh karena itu, temperamen sudah terlihat sejak dini dengan pola asuh orang tua. Pola asuh orangtua sangat memengaruhi perkembangan anak dan secara tidak langsung mengajarkan anak tentang cara mengatasi situasi tersebut.
Setiap individu tentunya mempunyai temperamen yang berbeda. Ada yang kesehariannya merasa tenang, mudah beradaptasi, mudah bersedih, dan mudah marah dalam menghadapi sesuatu. Seseorang yang mempunyai temperamen mudah marah disebut temperamental. Sifat temperamental yaitu kondisi ketika amarah seseorang sering meningkat cepat.
Jika dibiarkan begitu saja, sifat temperamental dapat menggangu aktivitas dan hubungan sosial. Selain itu, bisa berdampak buruk untuk kesehatan.
Bahaya Sifat Temperamental Untuk Kesehatan
Mempunyai sifat temperamental bisa diibaratkan seperti menyimpan bom waktu. Kondisi emosional seseorang yang mudah marah terus menerus berisiko mengalami masalah kesehatan di kemudian hari. Berikut ini bahaya sifat Temperamental untuk kesehatan yang harus kamu ketahui:
1. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Seseorang yang mempunyai sifat temperamental, berisiko dua kali lebih besar terkena penyakit jantung dibandingkan dengan mereka yang jarang marah. Bahkan, seseorang mengalami serangan jantung dapat naik sebanyak dua kali lipat di dua jam sesudah ledakan amarah.
Untuk menjaga kesehatan tubuhmu, cobalah untuk mengenali dan mencari cara untuk meredakan emosi sebelum meledak. Sebab, kondisi mudah marah kurang baik untuk kesehatan apabila terus-menerus terjadi.
2. Melemahkan sistem kekebalan tubuh
Seseorang yang terus mengingat pengalaman yang memicu amarah bisa mengalami benam jam penurunan tingkat antibodi immunoglobulin A (IgA). Antibodi yaitu garda terdepan pertahanan sel terhadap infeksi. Oleh karena itu, sifat temperamental tak diatasi dengan baik maka lebih berisi mengalami komplikasi penyakit.
3. Meningkatkan risiko penyakit paru-paru
Tidak hanya merokok atau polusi, sifat temperamental juga memicu gangguan pada paru-paru. Seseorang tang mempunyai amarah yang berubah terus menerus, kapasitas paru-paru lebuh buruk dan mengalami peningkatan risiko masalah pernapasan.
Hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan hormon stres saat seseorang merasa marah, sehingga terjadi peradangan pada saluran pernapasan. Selain itu, bisa mengalami berbagai penyakit, seperti perubahan metabolisme tubuh, depresi, insomnia, eksim, rasa cemas, sakit perut dan stroke.
Cara Mengatasi Sifat Temperamental
Untuk mengatasi sifat temperamental dan menghindari berbagai gangguan kesehatan akibat dari sifat temperamental, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk meredakannya, yakni:
1. Mengetahui penyebab amarah
Cara pertama mengatasi sifat temperamental yaitu mengetahui penyebabnya. Sehingga, kamu bisa lebih mudah untuk berdamai dengan diri sendiri. Sadar atau tidak, penyebab temperamental biasanya berkaitan dengan masalah yang pernah dihadapi di masa lalu. Seperti, kenangan masa kecil yang belum bisa memaafkan dan trauma. Untuk menutupi rasa cemas, sedih, lemah, dan sakit hati sering dengan amarah.
Selain itu, Seseorang tidak mampu mengungkapkan emosi selain dengan marah. Terkadang, beranggapan jika rasa malu, takut dan bersalah tidak membuatnya terlihat kuat.
Apabila kamu merasa seperti itu, cobalah untuk mengenali berbagai perasaan yang ada dalam diri kamu. Salah satunya dengan melatih kecerdasan emosional.
Jadi, saat kamu mudah marah dan tersinggung, cobalah untuk menanyakan pada dirimu apa yang membuatmu emosi, bahkan terhadap masalah sekecil apapun.
2. Praktikan mindfulness
Mindfulness bisa membantu kamu untuk lebih mengendalikan respons terhadap sesuatu yang memicu amarah. Kamu dapat mempraktikkannya dengan melakukan beberapa hal sederhana saat marah. Seperti, pergi ke tempat sepi dan duduk, kemudian pejamkan mata dan rasakan sensasi fisik saat kamu marah, misalnya detak jantung cepat dan rahang yang terkatup. Cobalah untuk menenangkan diri dengan menarik napas dalam-dalam, kemudian hembuskan perlahan. Ulangi beberapa kali hingga amarah mereda.
3. Berolahraga teratur
Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan. Ternyata olaharaga bisa membantu kamu dalam mengontrol amarah. Berolahraga bisa mengeluarkan hormon endorfin yang membuat kamu merasa lebih baik dan memberikan efek menenangkan.
Jadi, lakukanlah olahraga secara teratur dalam jadwal harianmu. Olahraga bisa dilakukan dirumah dan dalam waktu singkat misalnya 39 menit selama lima hari dalam seminggu.
4. Belajar memaafkan
Menyimpan dendam dan perasaan negatif terus-menerus hanya membuat kamu terpuruk dalam keadaan, dan menghilangkan perasaan positif yang tentunya merugikan diri sendiri dan orang lain. Memaafkan seseorang yang membuat kamu marah dapat membantu meredakan amarah. Dengan begitu hubungan yang sedang kamu jalani menjadi lebih baik.
5. Ungkapkan perasaan saat tenang
Sesudah kondisimu mulai tenang dan mampu berpikir jernih, tidak boleh memendam segala sesuatu sendiri. Belajarlah untuk mengungkapkan perasaan atau kekhawatiran yang kamu rasakan, dan hal-hal yang kamu butuhkan. Ungkapkan dengan jelas, tegas, tanpa menyinggung atau menyulut emosi orang lain.
Cara Menghadapi Orang Temperamental
Adapun berbagai cara untuk mengahadapi orang temperamental, yakni:
1. Validasi emosi
Perasaan marah salah satu respon yang wajar dan bagian dari emosi. Tetapi, mengungkapkan kemarahan dengan cara salah seperti membentak, menghina, dan menyakiti orang lain itu tidak dibenarkan. Apabila seseorang marah, cobalah untuk menanyakan pada diri sendiri tentang alasan orang tersebut marah dan hal yang bisa Anda lakukan untuk meredakan kemarahan tersebut. Bisa jadi, orang tersebut marah karena kesalahan yang Anda lakukan.
2. Tetap tenang
Hal yang paling penting dalam menghadapi orang temperamental yakni tetap tenang. Hindari berteriak, mengumpat atau meninggikan suara saat berhadapan dengan orang yang sedang marah. Karena hanya bisa memperburuk situasi.
3. Hindari kata-kata yang menyudutkan
Orang yang sedang marah jauh lebih sensitif dari biasanya, jadi hal sekecil apapun bisa membuatnya semakin tersinggung. Oleh sebab itu, hindarilah perkataan yang menyudutkan pribadinya.
4. Beri waktu untuk tenang
Berbicara dengan orang temperamental saat emosi berada di puncaknya, tak akan membuahkan titik terang atau jalan keluar. Jadi, cobalah untuk memberikan waktu sampai kondisi tenang dan kondusif.
5. Cari kondisi aman
Orang temperamental mudah marah dapat sangat agresif secara fisik. Kemungkinan mereka dapat menyerang secara tiba-tiba. Oleh karena itu, pastikan kamu berada dalam kondisi aman. Dalam hal ini, kamu bisa menjaga jarak atau memisahkan diri dari orang tersebut.
Adanya batasan bisa membantu kamu mengetahui kapan ketika untuk melepaskan diri dari situasi yang berbahaya. Apabila kamu merasa terancam. Pastikan kamu tidak sendiri dan meminta bantuan.
Penutup
Demikianlah pembahasan mengenai perbedaan Temperamen dengan temperamental. Temperamen yaitu gaya, perilaku atau cara seseorang dalam merespon sesuatu, misalnya sedih, tenang dan marah. Temperamen kombinasi dari keturunan dan lingkungan sehingga setiap individu berbeda. Sedangkan temperamental yaitu sifat mudah marah dalam menghadapi berbagai hal. Sifat tersebut, berdampak buruk bagi kehidupan pribadi, sosial dan kesehatan.
Apabila kamu merasa kesulitan untuk mengendalikan amarah, tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Apabila kamu ingin berkonsultasi bisa kunjungi Ashefa Griya Pusaka untuk mendapatkan pertolongan yang tepat.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka