Memahami Perbedaan Teknik Terapi CBT dengan DBT - Ashefa Griya Pusaka

Memahami Perbedaan Teknik Terapi CBT dengan DBT

perbedaan terapi cbt dan dbt 1
Share on:

Ada kesalahpahaman umum bahwa terapi hanya untuk masalah serius, dan kebanyakan orang tidak memerlukannya. Meskipun demikian, faktanya ada 21,6% orang dewasa menerima perawatan kesehatan mental pada tahun 2021. Terapi adalah alat yang berguna dan bermanfaat bagi banyak orang. Namun, agar terapi Anda menjadi paling efektif, Anda harus memilih jenis yang tepat. Dua bentuk terapi paling umum yang tersedia adalah CBT dan DBT. Apa perbedaan terapi CBT dengan DBT ?

Apa itu CBT?

CBT adalah singkatan dari Cognitive Behavioral Therapy (Terapi Perilaku Kognitif) dan pertama kali muncul pada tahun 1960an, namun kini menjadi bentuk psikoterapi yang mapan dan banyak digunakan. Terapis menggunakan CBT untuk mengatasi berbagai gejala dan kondisi kesehatan mental, seperti:

  • PTSD
  • Kecemasan
  • Fobia
  • Depresi
  • Gangguan Penyalahgunaan Narkoba

Tujuan terapi CBT adalah membantu orang mengubah pikiran dan perilaku tidak sehat. Para ahli percaya bahwa pikiran dan perilaku negatif dapat memperburuk masalah kesehatan mental. Seseorang dapat memperkuat keyakinan negatif dengan berulang kali memikirkan atau melakukan suatu perilaku. Jika pengobatan berhasil, pasien dapat hidup lebih sehat, lebih memuaskan, dan bebas dari hal-hal negatif yang menjatuhkan mental dan kesehatan mereka.

Pasien yang menjalani pengobatan dengan terapi CBT dapat menyelesaikan programnya dalam beberapa bulan pengobatan. Seorang spesialis CBT akan membantu pasien mengidentifikasi, mengatasi, dan mengubah pikiran dan perilaku bermasalah selama ini.

Seorang spesialis CBT akan membantu pasien mengidentifikasi keyakinan dan pikiran negatif mereka. Kemudian, mereka akan membantu pasien menemukan mengapa mereka mempunyai keyakinan ini. Terakhir, terapis akan membantu pasien mengganti keyakinan tersebut dengan sesuatu yang lebih konstruktif dan bermanfaat.

CBT sering dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan unik masing-masing pasien. Misalnya, teknik yang tepat untuk mengatasi kecemasan mungkin berbeda dengan teknik yang digunakan untuk mengatasi depresi. Namun, Anda mungkin akan menemukan banyak teknik yang sama di semua perawatan CBT. Berikut beberapa contoh teknik yang mungkin Anda temui:

  • Pemantauan Diri

Pemantauan mandiri hanya melacak gejala, perilaku, dan pengalaman dari waktu ke waktu. Pasien sering melakukan ini melalui penulisan buku harian atau jurnal. Pasien kemudian membagikan informasi yang mereka dokumentasikan dengan terapisnya.

  • Penetapan tujuan

Apa yang pasien harapkan dari sesi CBT mereka? Bagaimana mereka dapat mengatasi ketakutan ini? Penetapan tujuan dapat membantu pasien menentukan keinginannya dan cara mendapatkannya.

  • Latih Keterampilan Baru

Pasien perlu berlatih menggunakan pikiran dan perilaku barunya. Mereka dapat melakukan ini di rumah dan dalam sesi terapi. Mempraktikkan ide-ide dan perilaku baru menjadikannya normal dan menjadikannya kebiasaan.

Apa itu DBT?

DBT, atau Terapi Perilaku Dialektis, dikembangkan dari terapi CBT. Terapi Perilaku Dialektis awalnya digunakan untuk mengobati Gangguan Kepribadian Ambang (BPD) dan telah terbukti efektif pada orang yang bergumul dengan emosi, hubungan, dan impulsif yang intens. DBT sekarang digunakan untuk mengobati kondisi kesehatan mental lainnya dan dapat memberikan orang keterampilan mengatasi masalah yang mereka butuhkan.

Terapi DBT berfokus pada satu jenis perilaku tertentu: strategi penanggulangan. Orang-orang menggunakan strategi penanggulangan untuk mencoba membuat diri mereka merasa lebih baik. Sayangnya, strategi penanggulangannya terkadang bisa berupa perilaku tidak sehat seperti makan berlebihan, penyalahgunaan alkohol, dan lain-lain.

Spesialis DBT akan membantu pasiennya mengganti mekanisme penanggulangan yang tidak membantu dengan mekanisme yang lebih sehat. Memanfaatkan strategi yang sehat membantu pasien menghadapi perjuangan dan pemicu dengan lebih baik.

Ada beberapa modul berbeda yang digunakan dalam terapi DBT. Para spesialis memilih teknik berdasarkan apa yang mereka yakini paling sesuai untuk masalah spesifik pasien. Contoh teknik DBT meliputi:

  • Toleransi Distress

Situasi yang menjengkelkan terjadi pada semua orang. Namun, orang-orang dengan masalah kesehatan mental sering kali beralih ke perilaku yang kurang sehat untuk mengatasi stres. Spesialis membantu pasien mengubah reaksi tidak sehat ini menjadi perilaku sehat.

  • Perhatian

Perhatian penuh membantu orang fokus pada momen saat ini dan menjadi membumi. Dengan melakukan ini, pasien dapat lebih mudah mengabaikan pikiran negatif otomatisnya. Menghindari pikiran negatif memungkinkan pasien untuk menghindari dampak dari pikiran tersebut.

  • Hubungan yang Efektif

Terapi DBT juga membantu orang dalam menjalin hubungan. Ahli akan mengajari pasien cara berkomunikasi dengan baik, menetapkan batasan, menyelesaikan konflik, dan banyak lagi.

Terapi CBT dibanding Terapi DBT

Ada persamaan antara terapi CBT dengan DBT, namun juga ada perbedaan signifikan.  Karena DBT merupakan perpanjangan dari CBT, kedua pendekatan ini memiliki beberapa kesamaan:

  • Teknik Perilaku Kognitif: Keduanya dianggap sebagai pendekatan perilaku kognitif yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menantang pikiran dan perilaku negatif.
  • Berorientasi pada Tujuan: Kedua terapi jangka pendek ini terstruktur dan berorientasi pada tujuan, menawarkan jalur yang jelas untuk memecahkan masalah saat ini dan memperoleh keterampilan yang berharga untuk tantangan di masa depan. Keduanya mampu mendorong pertumbuhan pribadi dan meningkatkan kepercayaan diri.
  • Tugas Pekerjaan Rumah: Peserta akan menerima pekerjaan rumah untuk melatih keterampilan yang dipelajari di luar sesi, memperkuat apa yang telah dipelajari dan memfasilitasi kemajuan.
  • Berbasis Bukti: Keduanya memiliki bukti ilmiah luas yang mendukung efektivitasnya dalam mengobati gangguan kesehatan mental, sehingga menambah kepercayaan diri dalam proses terapi.
  • Fokus pada Saat Ini: Saat menangani trauma dan masalah masa lalu, kedua terapi ini terutama berkonsentrasi pada perilaku dan situasi saat ini. Kedua teknik terapi ini memberikan strategi praktis untuk perubahan positif dan kesejahteraan secara keseluruhan.
  • Sifat Kolaboratif: Kedua terapi ini memupuk hubungan yang mendukung antara peserta dan terapis. Terapis berfungsi sebagai pemandu dan pelatih, menciptakan ruang yang aman untuk eksplorasi dan memfasilitasi pertumbuhan dan transformasi pribadi.

Beberapa perbedaannya adalah, CBT mengubah pemikiran dan perilaku, sedangkan DBT mengubah mekanisme penanggulangan. DBT sering digunakan untuk mengobati BPD, meskipun juga digunakan untuk mengobati kondisi kesehatan mental lainnya. CBT digunakan untuk berbagai kondisi kesehatan mental.

Perbedaan Fokus dan Tujuan Terapi pun dapat diamati. Terapi CBT berfokus pada pembentukan kembali pikiran dan perilaku negatif. Dalam terapi, terapis membantu individu mengidentifikasi dan menantang pemikiran dan perilaku maladaptif, menggantikannya dengan alternatif yang konstruktif. Kekuatan terbesar CBT adalah menumbuhkan pola pikir dan keyakinan yang lebih sehat.

DBT dibangun di atas fondasi CBT. Namun, yang membedakan DBT adalah fokusnya dalam menemukan keseimbangan antara penerimaan dan perubahan, serta mengintegrasikan kekuatan-kekuatan yang berlawanan. Pengobatan DBT mengambil pendekatan berbeda dengan menekankan perhatian dan validasi diri. Perjalanan ini melibatkan penerapan sikap yang lebih menerima yang kontras dengan proses CBT yang berpusat pada tantangan.

Mengetahui perbedaan terapi CBT dengan DBT harus menjadi langkah awal untuk mendapatkan pengobatan yang tepat untuk Anda atau orang yang Anda cintai. Jika Anda siap untuk memulai terapi, hubungi profesional yang kompeten. Pusat rehabilitasi biasanya dapat membantu Anda mengatasi masalah kesehatan mental dan membantu Anda berbahagia dalam hidup.

Scroll to Top