Mengenali Jenis Jenis PTSD - Stres Pasca Trauma - Ashefa Griya Pusaka

Mengenali Jenis Jenis PTSD – Stres Pasca Trauma

jenis jenis ptsd
Share on:

Mengatasi perasaan sedih, teror, dan takut sudah cukup sulit, tetapi memahami mengapa Anda merasa seperti ini sangat penting untuk mendapatkan bantuan secara medis. Mungkin ada beberapa hal yang menyebabkan perasaan tersebut, termasuk Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD). Sekitar 5% populasi dunia pernah menderita kondisi ini. Gangguan Stres Pasca Trauma umumnya terjadi setelah peristiwa traumatis. Ada berbagai jenis PTSD yang harus diketahui yang akan menentukan penanganan seperti apa yang harus diambil.

Tanda dan Gejala PTSD

PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) adalah salah satu kondisi kesehatan mental. Para profesional mendiagnosis penyakit mental ini dengan bertemu penderita untuk memperoleh pemahaman tentang perasaan dan pengalaman masa lalunya. PTSD dapat memiliki banyak tanda dan gejala, termasuk:

  • Kesulitan fokus
  • Depresi
  • Kesedihan
  • Amarah
  • Kilas balik (flashback)
  • Mimpi buruk
  • Kecemasan
  • Takut
  • Insomnia
  • Kurang motivasi

Banyak masalah kesehatan mental yang biasanya diakibatkan oleh kombinasi perasaan-perasaan ini; Namun, PTSD umumnya disertai kenangan menyakitkan yang memicu perasaan cemas. Beberapa orang bahkan memiliki gejala yang signifikan, seperti serangan panik, sementara yang lain mungkin menunjukkan gejala yang tidak terlalu parah.

Jenis Jenis PTSD

Gangguan Stres Pasca Trauma muncul dalam berbagai bentuk. Beberapa jenis yang lebih umum termasuk gangguan stres akut tanpa komplikasi, disosiatif, kompleks, dan komorbiditas.

  • PTSD Tanpa Komplikasi

Ketika Anda menderita Gangguan Stres Pascatrauma karena satu peristiwa traumatis tertentu, Anda mungkin menderita PTSD tanpa komplikasi. Para ahli menganggap hal ini tidak rumit karena terjadi dari satu pengalaman. Hasilnya, diagnosisnya seringkali lebih sederhana.

Pelecehan seksual, kecelakaan mobil, atau kehilangan orang tercinta secara tak terduga adalah contoh kejadian yang dapat menyebabkan PTSD tanpa komplikasi. Setelah kejadian tersebut terjadi, Anda mulai mengalami gejalanya. Mengalami kesedihan dan kecemasan setelah suatu kejadian adalah hal yang wajar.

Namun, perasaan tersebut tidak boleh terus berlama-lama dan mengganggu hidup Anda selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelahnya. Anda mungkin menderita PTSD tanpa komplikasi jika Anda terus mengalami gejala dalam jangka waktu lama.

  • Gangguan Stres Akut

Gangguan stres akut sangat mirip dengan PTSD tanpa komplikasi, namun gejalanya umumnya tidak terlalu parah. Meskipun gangguan stres akut sebenarnya bukan PTSD, gejalanya mirip dengan PTSD. Para profesional menangani gangguan stres akut sama seperti PTSD. Hal ini dapat terjadi akibat jenis kejadian yang sama seperti PTSD tanpa komplikasi.

  • PTSD Disosiatif

PTSD disosiatif sering terjadi ketika seseorang mengalami pelecehan, terutama pada masa kanak-kanak. Bentuk Gangguan Stres Pasca Trauma ini menyebabkan seseorang melepaskan diri dari kenangan buruk yang dialaminya semasa kecil. Sayangnya, menjauhkan diri dari ingatan-ingatan ini menyebabkan pikiran orang-orang tetap tidak terselesaikan. Mereka bahkan mungkin tidak mengingat semua peristiwa tersebut, namun peristiwa tersebut memengaruhi pikiran dan perasaan mereka.

Orang dengan PTSD disosiatif cenderung mengalami masalah besar dengan perhatian dan fokus. Hal ini juga menyebabkan orang menarik diri dari perasaannya. Seseorang dengan penyakit ini mungkin menyatakan bahwa mereka merasa “mati rasa” dan tidak dapat merasakan emosi.

  • PTSD Kompleks

Para profesional mencirikan PTSD kompleks sebagai bentuk paling parah. Gangguan Stres Pasca Trauma Kompleks merupakan gangguan yang paling sulit diobati, namun tetap dapat disembuhkan. Seseorang menderita PTSD kompleks setelah mengalami peristiwa traumatis berulang kali. Bisa jadi kejadian serupa terjadi berulang kali, atau bisa juga rangkaian kejadian traumatis yang berbeda dan tidak berhubungan.

Gejala yang dialami orang-orang dari PTSD kompleks seringkali lebih besar dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan bentuk Gangguan Stres Pasca Trauma lainnya. Dalam banyak kasus, penderita ini menunjukkan perilaku agresif, marah, dan impulsif.

  • PTSD Komorbid

PTSD komorbiditas adalah bentuk Gangguan Stres Pasca Trauma yang rumit karena melibatkan masalah kedua. Masalah kedua umumnya adalah masalah penyalahgunaan narkoba atau kondisi kesehatan mental lainnya. Terkadang PTSD menyebabkan masalah kedua, namun terkadang sebaliknya. Seorang profesional terlatih dapat mengidentifikasi kedua masalah tersebut dan menawarkan rencana perawatan khusus untuk mengatasi kedua kondisi tersebut.

Perawatan untuk Penderita PTSD

Ada beberapa langkah dalam program perawatan bagi penderita PTSD, termasuk diagnosis dan rencana pengobatan.

  • Diagnosa

Mendiagnosis kondisi PTSD dilakukan dengan melakukan evaluasi psikologis. Evaluasi ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang membantu seorang profesional menentukan kondisi mental penderita dan apakah ia menderita PTSD atau kondisi kesehatan mental lainnya. Selama evaluasi, mereka juga menentukan jenis PTSD yang dialami. Evaluasi ini biasanya memakan waktu sekitar satu jam untuk diselesaikan. Langkah awal ini membantu menentukan rencana pengobatan terbaik selanjutnya.

  • Terapi

Kebanyakan rencana pengobatan PTSD terdiri dari berbagai strategi dan teknik. Biasanya profesional kesehatan akan mendasarkannya pada jenis PTSD yang diderita dan tingkat keparahan gejalanya, dan sebagian besar rencana mencakup terapi.

Yang pertama adalah Terapi Perilaku Kognitif (CBT). CBT adalah salah satu bentuk terapi yang paling populer, dan para ahli menggunakannya untuk menangani sebagian besar kondisi mental. CBT adalah terapi bicara. Ini adalah proses yang harus diselesaikan. Tujuannya adalah untuk menyelesaikannya dalam pikiran. Dengan melakukan ini, pasien akan terbebas dari kenangan dan pikiran buruk.

Desensitisasi dan pemrosesan ulang gerakan mata (EMDR) adalah bentuk terapi lain bagi penderita PTSD. EMDR dapat membantu pasien memproses ulang ingatannya, sehingga memungkinkan ia bereaksi secara berbeda terhadapnya.

Terapi kelompok juga bermanfaat. Pasien dapat berbicara dengan orang lain yang memiliki pengalaman serupa, dan mereka akan mengerti. Mempelajari cara berbicara tentang kesehatan mental akan sangat membantu bagi kebanyakan penderita.

Profesional kesehatan juga dapat meresepkan obat untuk mengatasi masalah PTSD. Pengobatan dengan obat-obat tertentu memang tidak selalu diperlukan tetapi dapat bermanfaat bagi sebagian pasien.

  • Belajar

Belajar adalah bentuk lain pengobatan PTSD. Mempelajari mengapa pasien bisa mengalami kondisi tersebut adalah langkah pertama. Selanjutnya, pasien akan mempelajari cara mendeteksi pemicu dan menghindarinya. Pasien juga akan mempelajari metode penanggulangannya.

Misalnya, olahraga dapat menjadi jalan keluar yang bermanfaat untuk mengatasi kondisi mental. Olahraga merangsang hormon perasaan senang dan menyehatkan tubuh dan pikiran. Latihan aerobik seperti lari, bersepeda, atau berenang bisa sangat bermanfaat bagi penderita PTSD. Jenis olahraga ini terbukti meningkatkan aliran darah ke otak, sehingga dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif secara keseluruhan. Mereka juga membantu mengurangi tingkat stres, karena mendorong pelepasan endorfin.

Aktivitas luar ruangan seperti hiking, panjat tebing, dan kayak pun bisa sangat bermanfaat bagi penderita PTSD. Mereka memberikan kesempatan untuk terhubung dengan alam, yang bisa sangat membumi dan menenangkan. Selain itu, aktivitas ini sering kali memerlukan fokus dan konsentrasi, yang dapat membantu mengalihkan pikiran dari kenangan traumatis.

Setiap pasien penderita PTSD akan mendapatkan penanganan berbeda dan unik, berdasarkan kebutuhan orang tersebut. Penting untuk diketahui bahwa PTSD tidak hilang dengan sendirinya. Masalah mental ini memerlukan intervensi profesional kesehatan. Jika Anda mengalami gejala PTSD, mencari pengobatan adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top