Gangguan mental Obsessive Compulsive Disorder (OCD), kini banyak terjadi dengan berbagai gejala yang dialami oleh para penderitanya. Mulai dari gangguan kecemasan, gangguan panik bahkan ada juga yang sering melakukan sesuatu hal diluar kontrol dirinya.
Salah satu gejala bagi para penderita Obsessive Compulsive Disorder (OCD), yang paling banyak terjadi adalah selalu melakukan hal-hal atau tindakan secara berulang dan terus menerus. Efeknya membuat mereka kesulitan untuk mengontrol dirinya sendiri.
Lalu apa itu Obsessive Compulsive Disorder (OCD)? Ketahui juga gejala dan penyebab penyakit ini bisa muncul, semuanya akan dibahas dalam artikel berikut ini.
Obsessive Compulsive Disorder (OCD)
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah salah satu gangguan mental yang sering terjadi pada usia 7-17 tahun. Para penderita OCD seringkali melakukan sesuatu secara berulang. Pada nyatanya penderita OCD menyadari hal tersebut, namun tidak bisa melawan dan mengontrolnya.
Selain pada usia yang rentan mengalami OCD, para penderitanya pun bisa saja terjadi pada usia lain yang memang bisa menyebabkan Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Namun, gejala yang terjadi pada penderita OCD seringkali muncul dan terkadang juga tidak muncul.
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) juga dapat dianggap sebagai masalah kesehatan mental, yang bisa membuat pikiran dan juga dorongan melakukan sesuatu. Akibatnya dorongan ini akan sulit untuk dicegah, sehingga menyebabkan obsesi atau berulang dan munculnya kompulsif atau paksaan.
Gangguan mental tersebut merupakan kondisi yang memengaruhi psikologis penderita nya dan bisa memberikan perubahan serta mengganggu aktivitas sehari-hari jika tidak diatasi dan dibiarkan.
Para penderita Obsessive Compulsive Disorder (OCD) juga akan merasa cemas, panik dan juga takut ketika tindakan yang biasa dilakukan tersebut tidak dilakukan, sehingga menyebabkan obsesi atau pengulangan.
Gejala OCD
Gejala yang sangat dominan terjadi adalah obsesi dan kompulsi. Hal tersebut bisa menyebabkan pengaruh yang kurang baik dan sangat mengganggu aktivitas sehari-harinya. Gejala antara obsesi dan kompulsif ini bisa terjadi satu sama lain dan bisa juga terjadi bersamaan diantaranya adalah:
- Pengecekan secara terus menerus dan berulang
- Keteraturan
- Rutinitas yang kaku dan monoton
- Penghitungan yang berulang dan kompulsif
- Mandi atau bersih-bersih secara berulang dan berlebihan
- Mengurutkan barang dengan cara yang tepat dan tertata
- Mengulangi kata-kata atau kalimat
- Mengulangi doa-doa yang dibacakan
- Menolak untuk berjabat tangan dan memegang pegangan pintu
- Makan secara tertata dan sesuai diurutkan
- Terjebak dengan gambar, pikiran serta kata-kata yang biasanya mengganggu
- Mengerjakan tugas berkali-kali
- Menghabiskan waktu banyak untuk berpikir dan mengerjakan sesuatu secara terus menerus
- Tidak bisa mengndalikan tingkah laku dan pikirannya
- Mengalami masalah, akibat dari perilaku atau sesuatu yang dipikirkan
- Takut melakukan kesalahan
- Takut berlebihan akan sesuatu hal yang terjadi
- Takut kuman
- Takut dipermalukan dan tidak diterima di lingkungan sekitar
- Agresif
- Ragu secara berlebihan terhadap sesuatu hal sehingga harus memastikan secara berulang
- Memikirkan sesuatu yang tidak masuk akal, tidak sesuai dan tidak pantas misalnya tindakan seks
Itulah beberapa gejala, yang bisa terjadi dan muncul kepada para penderita Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Gejala tersebut bisa mengganggu aktivitas sehari-hari para penderitanya jika tidak segera diatasi.
Oleh sebab itu, penyakit gangguan mental tersebut harus disadari dan dipantau oleh keluarga, orang-orang sekitarnya dan juga dokter yang merawatnya agar gejala yang dialami tidak bertambah parah.
Penyebab OCD
Selain gejala ada juga penyebab dari Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Penyebab gangguan mental ini memang bisa terjadi akibat beberapa faktor namun memang masih belum diketahui secara pasti sehingga perlu diketahui agar dapat meminimalisir terjadinya OCD.
- Struktur dan fungsi kerja otak
Para penderita Obsessive Compulsive Disorder (OCD) biasanya terjadi akibat adanya perbedaan pada struktur otak di belakang dahi atau pada bagian korteks frontal. Bagian tersebut memiliki fungsi untuk merencanakan, berpikir, mengontrol emosi dan suasana hati, berempati, memutuskan, serta memahami diri sendiri.
Sehingga ketika terjadi perubahan dan menyebabkan perbedaan pada struktur korteks frontal menyebabkan fungsi kerja otak pun terhambat dan mengalami gangguan. Selain itu pun terjadi perbedaan juga pada subkortikal pada otak.
Meskipun begitu perbedaan antara bagian lain pada otak tersebut memang harus diteliti kembali untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
- Genetic
Selain itu pun bisa juga terjadi akibat faktor genetic. Keluarga inti yang memimiliki riwayat penyakit Obsessive Compulsive Disorder (OCD), misalnya seperti saudara kandung, anak ataupun orang tua maka akan memiliki faktor risiko yang lebih besar.
Selain itu pun, risiko Obsessive Compulsive Disorder (OCD) ini juga bisa lebih tinggi terjadi kepada anak-anak dan juga remaja usia 7-17 tahun.
- Infeksi
Pada beberapa anak yang memiliki infeksi streptokokus atau sindrom yang terjadi seperti Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcal Infections (PANDAS) pun bisa menjadi penyebab terjadinya OCD.
Oleh sebab itu, para penderita yang memiliki infeksi dan sindrom tersebut harus selalu waspada terjadinya gangguan mental tersebut.
- Lingkungan
Penyebab lainnya berasal dari faktor lingkungan. Seseorang yang mengalami trauma terhadap kekerasan baik secara fisik, psikis ataupun seksual bisa mengalami risiko Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
Kesimpulan
Gangguan mental banyak sekali jenisnya. Salah satunya adalah Obsessive Compulsive Disorder (OCD). OCD merupakan gangguan mental yang terjadi dengan berbagai gejala yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Seperti melakukan sesuatu atau tindakan secara berulang, ketakutan, ragu, tekanan hingga sangat agresif. Selain gejala yang bisa ditimbulkan terhadap penderita OCD ada juga penyebab yang bisa menyebabkan gangguan mental tersebut. Gangguan mental tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti infeksi, gangguan fungsi otak, genetic hingga lingkungan. Oleh sebab itu dengan mengetahui gejala dan penyebabnya diharapkan bisa mencegah terjadinya Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
Segera konsultasikan masalah ini dengan pusat rehabilitasi NAPZA, Ashefa Griya Pusaka. Mungkin saja terjadinya OCD, karena Anda pernah memiliki riwayat penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka