Perbedaan Pusing dan Sakit Kepala, Apa Saja? - Ashefa Griya Pusaka

Perbedaan Pusing dan Sakit Kepala, Apa Saja?

Perbedaan Pusing dan Sakit Kepala
Share on:

Sakit kepala dan pusing dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan penyakit. Dari perubahan tajam tekanan darah, cedera fisik, hingga sejumlah patologi serius. Ada beberapa Perbedaan pusing dan sakit kepala, yaitu pada sensasi rasa yang dialami. Untuk pusing (lightheaded) sensasinya kepala seperti berputar. Sementara, sakit kepala yaitu perasaan nyeri tajam di bagian kepala tertentu. 

Pusing dan sakit kepala adalah dua gangguan kesehatan yang kerap diderita banyak orang. Beberapa penyebabnya, seperti badan yang terlampau lelah, tak cukup minum air, sampai gejala penyakit tertentu. Namun, masyarakat acapkali menyamakan kedua gejala itu, sebab keduanya memang menyerang kepala. Terdapat perbedaan signifikan dari pusing dan sakit kepala.

Sakit kepala dan pusing dapat menjadi kronis dan secara signifikan merusak kehidupan, mempengaruhi kinerja seseorang, dan fungsi normal dalam masyarakat. Hanya sedikit orang yang tahu, tetapi ada berbagai jenis sakit kepala yang berbeda satu sama lain. Baik dalam penyebab, maupun dalam metode pengobatannya.

Perbedaan Pusing dan sakit Kepala

Untuk menentukan penyebab pasti timbulnya gejala pusing atau sakit kepala, biasanya penderita perlu menjalani pemeriksaan komprehensif oleh dokter khusus. Menggunakan peralatan diagnostik modern yang memungkinkan pendeteksian gangguan secara akurat dan tepat waktu, serta mengambil tindakan medis yang diperlukan.

Sakit kepala dan pusing secara umum dapat terjadi sebagai akibat dari pengaruh luar atau akibat berbagai penyakit yang sedang diderita. Sakit kepala terjadi akibat interaksi sinyal antara otak, pembuluh darah, dan saraf di sekitarnya. Selama sakit kepala, mekanisme yang tidak diketahui mengaktifkan saraf tertentu yang mempengaruhi otot dan pembuluh darah. Saraf ini mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak. Salah satu penyebab paling umum adalah migrain, penyakit saraf yang kompleks, disertai dengan sakit kepala akut. Penyebab lain dari pusing dan sakit kepala meliputi:

  • Distonia vegetovaskular, disertai dengan peningkatan kepekaan terhadap perubahan cuaca, ditandai dengan tekanan darah rendah dan vasospasme;
  • Gula darah rendah;
  • Stres fisik dan psikologis yang tinggi, kerja tubuh yang berlebihan, situasi stres, sesak napas yang disebabkan oleh pilek;
  • Osteochondrosis tulang belakang leher. Sakit kepala dengan berbagai intensitas dan pusing terjadi karena gangguan pembuluh darah dan ujung saraf;
  • Peningkatan beban pada organ penglihatan. Ini sering diamati pada orang yang bekerja lama di depan monitor komputer atau menonton acara TV;
  • Stroke hemoragik (perdarahan). Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak Anda pecah dan berdarah; 
  • Aneurisma. Tonjolan atau pembengkakan pembuluh darah di otak;
  • Meningitis. Infeksi bakteri atau virus yang menyebabkan pembengkakan lapisan pelindung otak;
  • Sejumlah penyakit menular, virus, serta tumor otak, dan sumsum tulang belakang;

Berikut berbagai macam penyakit dan gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan gejala sakit kepala sekunder, yaitu:

  1. Glaukoma (kerusakan saraf mata);
  2. Keracunan karbon monoksida;
  3. Penggumpalan darah di otak;
  4. tumor otak;
  5. dehidrasi;
  6. stroke;
  7. serangan panik;
  8. influenza;
  9. tekanan darah tinggi;
  10. konsumsi obat sakit kepala terlalu banyak (rebound headaches);
  11. radang otak misalnya ensefalitis atau meningitis.

Sebagaimana pada sakit kepala sekunder, pusing pun diakibatkan penyakit utama yang diderita. Hanya saja, pusing tak ada tipe-tipenya sebagaimana sakit kepala. Di samping itu, pusing kerap muncul karena adanya gangguan di bagian telinga maupun otak yang bertugas mengatur keseimbangan tubuh. Masalah tersebut sering dinamakan dengan gangguan vestibular. 

Baca juga: Penyebab Kepala pusing dan Mual

Dan berikut ini, berbagai penyakit atau gangguan kesehatan yang bisa menimbulkan gejala pusing, antara lain:

  1. Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV);
  2. vestibular neuritis (infeksi saraf vestibular),
  3. penyakit meniere,
  4. migrain,
  5. tekanan darah rendah,
  6. penyakit saraf, misalnya multiple sclerosis atau penyakit Parkinson,
  7. anemia,
  8. kadar gula darah rendah,
  9. gangguan kecemasan.

Untuk sejumlah kasus, sakit kepala dapat terjadi bersama-sama dengan pusing. Gangguan tersebut umumnya dialami pasien migrain dan cedera otak. Untuk kasus yang ini, pemeriksaan yang menyeluruh harus dilakukan oleh dokter.

Berbagai Gejala Pusing dan Sakit Kepala

Pusing dan sakit kepala memiliki gejala yang berbeda, yang dapat menentukan sifat masalah, serta akar penyebab perkembangannya. Gejala umum meliputi:

  • Mata kabur dan buram. Terkadang detail yang berbeda hanya dapat dilihat saat memfokuskan pada objek tertentu;
  • Keadaan pingsan atau setengah sadar;
  • Sensasi nyeri yang tajam di berbagai area kepala: bagian belakang kepala, dahi, atau bagian temporal;
  • Kehilangan koordinasi gerakan, kehilangan keseimbangan;
  • Kelemahan umum tubuh, kadang disertai mual.

Jika mengalami salah satu gejala di atas pada diri sendiri atau orang terdekat, maka segera temui dokter. Mendiagnosis penyebab dan mengatasi masalah dengan benar hanya mungkin dilakukan dengan pendekatan medis terpadu.

Pengobatan Pusing dan Sakit Kepala

Hanya dokter umum atau ahli saraf yang dapat meresepkan pengobatan untuk pusing dan sakit kepala, berdasarkan pemeriksaan awal dan hasil tes. Tetapi, pusing dan sakit kepala umumnya dilakukan dengan memberikan obat-obatan, seperti obat pereda rasa nyeri, antidepresan, obat migrain, dan sebagainya. Dalam beberapa kasus, pengobatan alami, teknik relaksasi, dan optimalisasi diet dapat pula digunakan.

Baca juga: Jenis-Jenis Obat Pusing dan Sakit Kepala

Penyakit atau kondisi yang memicu pusing dan sakit kepala memang berbeda. Karena itu, pengobatan yang diperlukan untuk sakit kepala dan pusing juga tak sama. Oleh karena itu, penting bagi penderita agar memahami perbedaan antara sakit kepala dan pusing sehingga pengobatan yang digunakan pun akan tepat.

Apabila memang mengalami salah satu dari kondisi tadi, penderita tidak boleh keliru menyampaikan gejala yang dialami kepada dokter. Karena, jika rasa sakit yang dirasakan di antara kedua kondisi tersebut keliru, maka diagnosis maupun jenis obat yang diberikan dokter boleh jadi tidak tepat.

Untuk beberapa kondisi, sakit kepala dan pusing dapat pulih dengan sendirinya tanpa perawatan medis sedikitpun. Hanya saja, sejumlah jenis sakit kepala primer dapat disembuhkan menggunakan obat penghilang nyeri, misalnya aspirin, ibuprofen, maupun paracetamol (acetaminophen). Di samping itu, tersedia juga jenis obat yang lain yang bisa membantu mengurangi dan menghambat serangan sakit kepala. Umpamanya obat antikejang, obat beta blocker, maupun obat antidepresan.

Baca juga: Cara Mengatasi Sakit Kepala Secara Sederhana

Berbagai teknik terapi alternatif, diantaranya akupuntur, meditasi, maupun terapi perilaku kognitif pun dapat menolong menyembuhkan sakit kepala yang diderita. Sedangkan, sakit kepala sekunder umumnya membutuhkan pemeriksaan kesehatan mendalam agar bisa diperoleh penyebab yang memicunya. Karenanya, penderita harus berkonsultasi dengan dokter lebih dulu untuk memastikan jenis pengobatan yang sesuai.

Begitupun untuk pusing, penderita boleh jadi mesti mengikuti pengobatan sesuai kondisi medis yang mendasarinya. Umpamanya, pasien pusing karena penyakit Meniere akan membutuhkan obat diuretik yang akan membantu mengeluarkan cairan dalam tubuh sebagai pemicu pusing. Operasi pun mungkin saja harus dilakukan, misalnya labyrinthectomy yang akan menangani masalah vestibular yang kerap mengakibatkan pusing.

Sekian pembahasan tentang Perbedaan pusing dan sakit kepala yang dapat kami berikan. Semoga informasi dari artikel Ashefa Griya Pusaka ini dapat membantu menambah wawasan anda.

Scroll to Top