Di dalam kehidupan masyarakat setiap individu mempunyai sifat atau karakter yang berbeda- beda dengan individu yang lain dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Misalnya ada yang sangat teliti dan hati hati dalam menyelesaikannya ada pula yang asal beres menyelesaikan pekerjaan.
Seseorang yang mempunyai ketelitian tinggi dan menyelesaikannya dengan sempurna disebut perfeksionis. Ada kekurangan dan kelebihan masing-masing sesuai jenisnya. Lalu mengapa seseorang dapat mempunyai karakter perfeksionis? Ketahui penyebabnya di artikel ini.
Pengertian perfeksionis
Perfeksionis adalah karakter seseorang yang selalu berusaha mengerjakan sesuatu dengan sempurna dan teliti, dengan menetapkan standar yang terlalu tinggi bagi diri sendiri maupun orang lain. Rencana dan hasil kerja nya harus sesuai dengan apa yang telah ditentukan. Biasanya jika tidak sesuai, maka ia mengkritik secara berlebihan kepada diri sendiri maupun orang lain.
Seorang perfeksionis mengharapkan kesempurnaan dari diri sendiri dan orang lain, dengan standar yang tidak masuk akal. Mereka akan bekerja sangat keras atau disebut workaholic dan menngingkan sempurna dalam setiap hal yang dilakukan.
Perfeksionis tidak selalu dianggap sebagai karakteristik yang positif, karena dapat menimbulkan kecemasan yang berlebih jika sesuatu hal tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kecemasan ini bisa terjadi karena perasaan tidak puas atau bangga akan pekerjaan yang dikerjaan dirinya sendiri. Oleh karena itu, perfeksionis akan melakukan berbagai cara agar semua berjalan sesuai dengan rencananya. Jika belum memenuhi kriterianya, ia akan terus mengulangi pekerjaan hingga benar-benar sempurna.
Karakter ini juga dapat menuntut lebih orang lain hingga mengkritik agar pekerjaanya bisa lebih baik lagi. Hingga dapat melihat hal-hal kecil yang dapat menjadi masalah bagi dirinya. Sifat ini dapat terjadi pada usia muda hingga dewasa baik di lingkungan kerja, sekolah dan sosial.
Penyebab perfeksionis
Penyebab perfeksionis dapat terjadi saat masa kecil, ketika orang-orang sekitarnya menilai dan menghargai dirinya berdasarkan pencapaian yang dimiliki. Ada beberapa faktor juga yang mempengaruhi seseorang dapat menjadi perfeksionis diantaranya :
- Gangguan mental seperti kecemasan atau OCD (obsessive compulsive disorder).
- Rasa takut yang berlebihan takut tidak disukai oleh orang lain.
- Faktor genetik misalnya mempunyai orang tua yang perfeksionis, yang tidak dapat menghargai usaha anak saat tidak memberikan hasil yang sempurna dalam melakukan sesuatu.
- Sudah ketergantungan melakukan hal dengan sempurna sejak masa kecil.
- Perasaan tidak aman atau insecure. Takut jika tidak melakukan hal yang tidak sempurna mungkin karir nya akan terancam.
- Ingin diterima banyak orang. Semakin sempurna dirinya maka ia berfikir akan semakin banyak diterima banyak orang.
Jenis-jenis Perfeksionis
Ada 2 jenis kepribadian perfeksionis antara lain :
- Perfeksionis adaptif
Perfeksionis adaptif adalah jenis yang tergolong sehat dan terarah. Seseorang akan memiliki standar tinggi untuk dirinya sendiri dan orang lain. Saat menyelesaikan sesuatu, akan dikerjakan dengan teliti dan hati-hati dalam menghadapi kesulitan. Namun tidak bereaksi berlebihan saat mengalami kegagalan.
Jenis perfeksionis adaptif fokus pada hal positif dan dapat memotivasi seseorang melakukan sesuatu dengan baik. Karakter ini dapat dikaitkan dengan kesehatan psikologis yang baik dan prestasi yang tinggi di lingkungannya.
- perfeksionis maladptif
Perfeksionis maladaptif adalah jenis yang tergolong berlebihan dan tidak sehat. Hal tersebut karena menimbulkan reaksi yang berlebihan seperti stres dan lebih parahnya depresi. Sering dikaitkan Dengan gangguan kesehatan mental, yang berupa merasa rendah diri, tidak bahagia, gangguan makan hingga mengalami insomnia.
Ciri-ciri perfeksionis maladaptif diantaranya :
- Takut melakukan kesalahan yang baru
- Selalu membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain
- Sibuk memikirkan kesalahan yang diperbuat sebelumnya
- Tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri
- Takut dengan penolakan orang lain
- Selalu memikirkan harapan tinggi orang lain kepadanya
- Tidak yakin dengan usaha yang dilakukan sudah tepat
Bahaya seseorang perfeksionis
Menjadi yang terbaik dalam suatu bidang dan mengarahkan kemampuan terbaik dari dalam diri itu baik. Namun, berbeda dengan perfeksionis yang mengharapkan kesempurnaan berlebih. Hal ini dapat menimbulkan masalah dalam fisik maupun mental. Bahaya perfeksionis antara lain :
- Munculnya gangguan kesehatan
Bahaya perfeksionis dapat terjadinya gangguan kesehatan, seperti gangguan makan anoreksia (tidak mau makan) karena demi mempertahankan pola makan yang sempurna dan tubuh yang diinginkan.
Selain itu dapat menyebabkan gangguan mental yaitu stres yang berujung depresi, kesepian, mudah marah, tidak sabaran, frustasi, insomnia hingga keinginan untuk bunuh diri.
- Tidak dapat menikmati hidup
Perfeksionis dapat membuat penderitanya tidak bisa menikmati hidup, karena rasa khawatir akan kritik yang dapat terjadi disekitar mereka, menyesali sesuatu yang telah terjadi. Selain itu juga, rasa gelisah dan resah akan masa depan juga bisa ada pada dirinya.
- Produktivitas menurun
Seseorang dengan karakter perfeksionis dapat menghabiskan waktu untuk memikirkan cara agar pekerjaanya bisa selesai dengan sempurna hingga tidak folus dalam bekerja. Menunda pekerjaan karena terlalu banyak berfikir sempurna dapat menurunkan produktivitas kerja menurun.
- Hubungan dengan orang lain terganggu
Saat seseorang memiliki sifat perfeksionis maka dirinya akan menilai orang lain sama seperti menilai dirinya sendiri. Bahaya nya akan mempunyai harapan terlalu tinggi pada teman, keluarga, rekan kerja hingga pasangannya. Sehingga hubungan sosial dengan orang lain dapat terganggu.
Kesimpulan
Perfeksionis adalah karakter seseorang untuk selalu tampil sempurna dalam melakukan suatu hal, dengan menetapkan standar yang sangat tinggi untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Mereka selalu bekerja keras dalam mendambakan kesempurnaan namun ada sisi negatif dari perfeksionis ini.
Penyebab perfeksionis diantaranya karena rasa takut yang berlebihan tidak disukai orang lain, faktor genetik mempunyai orang tua yang perfeksionis, saat masih kecil dinilai karena suatu pencapaian oleh orang sekitarnya, gangguan mental, rasa insecure dan tidak aman dalam kehidupannya dan ingin diterima banyak orang.
Jenis jenis perfeksionis ada dua yaitu adaptif atau sehat dan maladaptif atau tidak sehat. Keduanya dinilai dari sisi seseorang dalam melakukan pencapaian, apakah menyebabkan gangguan kesehatan fisik dan mental atau tidak. Bahaya perfeksionis antara lain tidak dapat menikmati hidup, hubungan dengan orang lain terganggu, munculnya gangguan kesehatan dan produktivitas menurun.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka