Pernah Mengalami Jantung Berdegup Kencang? Waspada dengan Gejala Aritmia - Ashefa Griya Pusaka

Pernah Mengalami Jantung Berdegup Kencang? Waspada dengan Gejala Aritmia

aritmia 1
Share on:

Aritmia adalah istilah medis yang mengacu pada gangguan irama jantung. Gejala aritmia yang paling terasa adalah jantung berdegup kencang atau sebaliknya melambat dari biasanya. Bahayakah kondisi semacam itu?

 Jenis Jenis Aritmia

Jantung normalnya berdetak dengan irama teratur, mengikuti suatu pola yang dikenal sebagai sinus rhythm. Namun, pada individu dengan aritmia, detak jantung bisa menjadi terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak teratur.

Terdapat beberapa jenis aritmia, di antaranya:

  1. Fibrilasi Atrium (Atrial Fibrillation, AFib): Ini adalah jenis aritmia yang paling umum. Atrium jantung berdetak tidak teratur dan cepat, menyebabkan pengosongan yang tidak efisien, yang dapat meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah.
  2. Flutter Atrium (Atrial Flutter): Mirip dengan fibrilasi atrium, tetapi detak atriumnya lebih teratur dan lebih cepat.
  3. Takikardia Ventrikel (Ventricular Tachycardia): Jenis ini melibatkan detak jantung yang cepat dan tidak teratur yang berasal dari ventrikel. Ini bisa menjadi kondisi yang serius dan memerlukan perhatian medis segera.
  4. Fibrilasi Ventrikel (Ventricular Fibrillation): Ini adalah jenis aritmia paling berbahaya, karena menyebabkan jantung berdetak tidak teratur dan tidak efektif. Ini adalah kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan segera, karena dapat menyebabkan berhenti jantung dan kematian jika tidak diatasi dalam hitungan menit.
  5. Bradikardia: Ini terjadi ketika detak jantung terlalu lambat, biasanya kurang dari 60 detak per menit. Pada beberapa kasus, bradikardia bisa mengganggu aliran darah yang cukup ke tubuh.
  6. Blok Jantung (Heart Block): Ini terjadi ketika ada gangguan dalam transmisi sinyal listrik antara atrium dan ventrikel, menyebabkan penurunan jumlah detak jantung yang mencapai ventrikel.
  7. Supraventrikular Tachycardia (SVT): Ini adalah kelompok aritmia yang melibatkan detak jantung yang cepat, tetapi berasal dari atas ventrikel.

Faktor Utama Penyebab Aritmia

Faktor risiko aritmia meliputi penyakit jantung, hipertensi, gangguan elektrolit, kerusakan jaringan jantung, obat-obatan tertentu, konsumsi alkohol berlebihan, merokok, dan faktor genetik.

Berikut adalah beberapa faktor penyebab aritmia:

  • Penyakit Jantung: Penyakit jantung seperti penyakit arteri koroner, gagal jantung, dan penyakit jantung bawaan dapat merusak jaringan jantung dan mengganggu aliran listrik normal, menyebabkan terjadinya aritmia.
  • Gangguan Katup Jantung: Kerusakan pada katup jantung, seperti katup mitral atau katup aorta yang bocor atau sempit, dapat menyebabkan aliran darah yang tidak normal dan berkontribusi pada terjadinya aritmia.
  • Gangguan Elektrolit: Keseimbangan elektrolit yang tidak normal dalam tubuh, seperti kadar kalium, natrium, dan magnesium yang tidak seimbang, dapat mempengaruhi fungsi listrik jantung dan memicu aritmia.
  • Cedera Jantung: Cedera langsung pada jantung, misalnya setelah serangan jantung atau prosedur bedah jantung, bisa merusak jaringan jantung dan menyebabkan aritmia.
  • Konsumsi Alkohol atau Kafein Berlebihan: Konsumsi alkohol dan kafein dalam jumlah berlebihan dapat memicu aritmia pada beberapa individu.
  • Stres dan Kecemasan: Kondisi stres dan kecemasan yang berlebihan dapat memengaruhi aktivitas sistem saraf otonom, yang mengontrol irama jantung, dan menyebabkan aritmia.
  • Obat-obatan: Beberapa obat-obatan, termasuk obat-obatan jantung, obat-obatan tertentu untuk tekanan darah tinggi, serta beberapa obat resep atau obat bebas yang mengandung stimulan, dapat menyebabkan perubahan irama jantung.
  • Riwayat Keluarga: Faktor genetik juga dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk mengalami aritmia.
  • Merokok: Merokok dapat merusak pembuluh darah dan mempengaruhi sirkulasi darah, yang pada gilirannya dapat memicu aritmia.
  • Gangguan Tiroid: Gangguan tiroid, baik hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif) maupun hipertiroidisme (kelenjar tiroid terlalu aktif), dapat mempengaruhi irama jantung.
  • Stimulasi Listrik Eksternal: Paparan terhadap aliran listrik eksternal, seperti dari alat medis atau tegangan listrik yang tinggi, bisa mempengaruhi irama jantung.
  • Kerusakan Jaringan Jantung: Trauma fisik atau kerusakan jaringan jantung akibat infeksi atau peradangan juga bisa menjadi faktor penyebab aritmia.

Aritmia bisa bersifat ringan hingga serius. Jika mengalami gejala seperti detak jantung tidak teratur, berdebar-debar, pusing yang parah, atau sesak napas, memang sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Pengobatan Aritmia

Pengobatan aritmia tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Ini bisa mencakup penggunaan obat-obatan antiaritmia, pemasangan alat pacu jantung, atau tindakan medis lainnya seperti ablasi jantung untuk menghancurkan jaringan yang tidak normal.

Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang dapat digunakan untuk mengatasi aritmia:

  • Perubahan Gaya Hidup: Pada beberapa kasus, perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikan aritmia. Ini termasuk menghindari faktor pemicu seperti alkohol, kafein, dan merokok, serta mengelola stres melalui relaksasi dan latihan fisik teratur.
  • Obat-obatan: Dokter dapat meresepkan obat-obatan antiaritmia untuk mengatur irama jantung. Jenis obat yang diresepkan akan bervariasi tergantung pada jenis aritmia. Beberapa obat dapat membantu memperlambat detak jantung, sementara yang lain dapat membantu mengontrol detak jantung yang tidak teratur.
  • Ablasi Jantung: Ablasi jantung adalah prosedur bedah minimal invasif di mana jaringan jantung yang abnormal dihancurkan atau dihilangkan. Ini dapat membantu memulihkan irama jantung normal. Prosedur ini sering digunakan untuk mengobati aritmia supraventrikular seperti fibrilasi atrium atau flutter atrium.
  • Pacu Jantung: Jika mengalami bradikardia atau blok jantung yang parah, dokter dapat merekomendasikan pemasangan alat pacu jantung. Alat ini membantu mengontrol detak jantung dan memastikan jantung berdetak dalam irama yang tepat.
  • Defibrilator Kardioversi: Jika mengalami aritmia yang mengancam nyawa seperti fibrilasi ventrikel, dokter mungkin akan melakukan kardioversi. Ini melibatkan penggunaan defibrilator untuk memberikan aliran listrik ke jantung dan mengembalikan irama jantung normal.
  • Terapi Listrik dan Ablasi: Pada beberapa jenis aritmia, terapi listrik seperti ablasi atau kardioversi dapat digunakan untuk mengatasi masalah irama jantung.
  • Pembedahan: Dalam beberapa kasus, terutama jika aritmia disebabkan oleh masalah struktural atau kelainan jantung yang mendasarinya, pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki masalah tersebut.

Berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan rencana pengobatan yang sesuai adalah langkah yang harus dilakukan. Pengobatan aritmia harus disesuaikan dengan keadaan kesehatan dan kebutuhan individu.

Pencegahan Aritmia

Meskipun tidak selalu mungkin untuk sepenuhnya mencegah aritmia, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya aritmia atau mengelolanya dengan lebih baik.

Berikut langkah langkah pencegahan yang dapat dilakukan :

  • Pola Makan Sehat: Mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan serat, buah-buahan, sayuran, ikan berlemak, dan biji-bijian dapat mendukung kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit yang dapat memicu aritmia.
  • Olahraga Teratur: Latihan fisik teratur dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan meningkatkan sirkulasi darah. Namun, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memulai program latihan baru, terutama jika memiliki riwayat kesehatan yang kompleks.
  • Pengelolaan Stres: Stres berlebihan dapat mempengaruhi irama jantung. Praktikkan teknik pengelolaan stres seperti meditasi, yoga, relaksasi otot, atau aktivitas hobi yang menenangkan.
  • Hindari Faktor Pemicu: Jika Anda menyadari bahwa alkohol, kafein, atau makanan tertentu diduga memicu aritmia, coba batasi atau hindari konsumsinya.
  • Hentikan Merokok: Merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Berhenti merokok akan memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan jantung Anda.
  • Kontrol Tekanan Darah dan Kolesterol: Tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol yang tidak terkendali dapat meningkatkan risiko aritmia dan penyakit jantung lainnya. Pantau dan kelola tekanan darah serta kadar kolesterol Anda secara teratur.
  • Konsumsi Obat dengan Bijak: Jika Anda memiliki penyakit kronis atau kondisi medis lain yang memerlukan obat-obatan, ikuti instruksi dokter dan gunakan obat sesuai resep.
  • Kontrol Diabetes: Jika Anda memiliki diabetes, mengelola kadar gula darah dengan baik dapat membantu melindungi kesehatan jantung.
  • Pemeriksaan Rutin dan Konsultasi Medis: Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan berkonsultasilah dengan dokter secara teratur. Ini akan membantu mendeteksi masalah kesehatan lebih awal dan mengambil tindakan yang sesuai.
  • Pengobatan Sesuai Anjuran: Jika Anda telah didiagnosis dengan kondisi jantung atau aritmia, penting untuk mengikuti pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter dengan ketat.
  • Pentingkan Kesehatan Mental: Gangguan mental seperti kecemasan dan depresi juga dapat mempengaruhi kesehatan jantung. Pastikan Anda mendapatkan dukungan dan pengobatan yang diperlukan jika Anda mengalami masalah mental.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top