Quarter Life Crisis dan Tanda-tanda yang Harus Diketahui - Ashefa Griya Pusaka

Quarter Life Crisis dan Tanda-tanda yang Harus Diketahui

Quarter Life Crisis
Share on:

Pernahkah kamu mendengar istilah Quarter Life Crisis ? Quarter Life Crisis adalah kondisi seseorang yang tiba-tiba merasa kesepian, kosong dan tertekan, tapi tak tahu apa yang harus dilakukan. Quarter Life Crisis (QCL) menjadi istilah populer yang sering diucapkan ketika kehidupan tidak berjalan dengan harapan. 

Quarter Life Crisis sering dialami oleh seseorang di usia pertengahan 20-30 tahun, diikuti dengan munculnya rasa kesepian, cemas, dan bingung dengan tujuan hidupnya. Sehingga, menimbulkan seseorang menjadi lebih pendiam dan menarik diri dari lingkungan sosial. Lalu, apa itu Quarter Life Crisis? Bagaimana tanda-tanda Quarter Life Crisis? Langsung saja yuk, simak penjelasan berikut ini. 

Apa itu Quarter Life Crisis?

Quarter Life Crisis (QLC) adalah periode ketika seseorang menginjak usia 18–30 tahun merasa tidak mempunyai arah, bingung, khawatir, dan galau akan ketidakpastian kehidupannya di masa mendatang. Sacara umum, kekhawatiran tersebut meliputi masalah percintaan, karier, relasi, dan kehidupan sosial.

Quarter Life Crisis (QLC) merupakan hal yang wajar, saat menginjak usia seperempat abad, beban dan kebutuhan hidup pun bertambah. Munculnya Quarter Life Crisis disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekitar, lalu mendorong seseorang untuk terus-menerus memikirkan berbagai hal dalam hidup, sehingga muncullah perasaan kegelisahan dan rasa tertekan.

Misalnya, pertanyaan yang dianggap remeh oleh sebagian orang, “Kapan wisuda? Kapan Menikah? Bekerja dimana? Usia segini kok belum mapan?” Sebenarnya, inilah yang paling banyak memberatkan pikiran seseorang.

Orang yang mengalami Quarter Life Crisis (QLC) akan merasakan kekhawatiran berlebih, depresi, bahkan frustrasi karena merasa terjebak dalam ketakutan akan masa depan. Quarter Life Crisis (QLC) muncul karena ada berbagai tekanan atau tuntutan dari orang di lingkungan sekitarnya. Tekanan dan tuntutan berkaitan dengan pencapaian hidup dan tujuan hidup seseorang. Menurut, Dr. Oliver Robinson peneliti dan pengajar Psikologi dari University of Greenwich, London mengatakan bahwa empat fase dalam Quarter Life Crisis (QLC)):

1. Fase Pertama

Seseorang akan merasa terjebak dalam keadaan entah itu dalam pendidikan, pekerjaan, hubungan asmara maupun ketiganya. Dia akan merasakan kondisi yang begitu menjerat dan tidak mudah untuk keluar dari zonanya.

2. Fase Kedua

Pada fase ini, seseorang merasa bisa mengubah kondisi menjadi lebih baik. Ketika sadar posisinya yang rentan, maka akan berusaha keras untuk mengejar target dan mengubah semuanya lebih baik. Tetap berhati-hati dalam melangkah, apabila kamu gagal di fase ini, maka akan kembali ke fase pertama. Bahkan, kemungkinan dengan tingkat depresi yang lebih berat.

3. Fase ketiga

Di fase ini, muncul keinginan untuk memulai kehidupan yang baru. Terjadi ketika seseorang berhasil mencapai satu target dalam hidupnya. Misalnya, saat seseorang berhasil meraih gelar sarjana, maka muncul perasaan lega, bangga dan puas telah melewati fase perkuliahan. Semuanya tidak berlangsung lama, karena dia akan merasa harus mengumpulkan semangat tinggi untuk mencari pekerjaan yang diinginkan atau melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi.

4. Fase Keempat

Fase ini, muncul rasa komitmen dalam diri pada pendidikan, pekerjaan atau hubungan asmara yang tengah dijalaninya. Kamu juga siap menghadapi tantangan dan kehidupan baru dengan segala aktivitas dalam hidup.

Tanda-tanda Seseorang Mengalami Quarter Life Crisis

Quarter Life Crisis (QLC) bisa dikatakan sebagai krisis yang umum. Walaupun demikian, kadang orang tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami krisis. Sehingga, banyak orang yang mengalami krisis dan kesulitan untuk mengatasinya, karena tidak benar-benar paham yang sedang menimpa dirinya. 

Supaya tak salah menilai keadaan kamu sekarang, kenali beberapa tanda-tanda seseorang yang mengalami Quarter Life Crisis (QLC) berikut ini.

1. Mulai mempertanyakan tujuan hidup

Saat memasuki Quarter Life Crisis (QLC), kamu mulai mempertanyakan tujuan hidupmu. Ada banyak pertanyaan yang muncul dalam pikiran termasuk eksistensi dan tujuan hidup di dunia ini. Pertanyaan tersebut, sering kali tidak menemukan jawaban hingga membuatmu frustrasi.

2. Merasa tidak bahagia

Salah satu tanda seseorang mengalami Quarter Life Crisis, yaitu saat seseorang merasa sulit bahagia, padahal sudah banyak hal yang di lakukan dan dicapai. Keadaan ini, bisa disebabkan oleh bermacam hal, seperti kehilangan tujuan hidup dan terlalu ambisius tanpa usaha dan doa.

3. Sosial media membuat tertekan

Apa tujuan seseorang menggunakan media sosial? Media sosial lebih sering membuat seseorang merasa tertekan dan resah. Misalnya, melihat kesuksesan teman yang diposting di sosial media yang seharusnya ikut senang, malah membuatmu cemas tanpa alasan dan merasa minder.

Ketika seseorang berada pada Quarter Life Crisis, ia akan merasa tertinggal dibandingkan dengan lainnya, entah dalam hal karir, percintaan, dan hubungan sosial, efek yang di timbulkan mulai menarik diri dari sosial. Bahkan menolak ketika diajak berkumpul bersama.

4. Mulai melupakan waktu untuk bersenang-senang

Seseorang bisa melupakan waktu bersantai dan bersenang-senang. Apabila sebelumnya suka menunda pekerjaan atau hangout dengan teman. Sekarang, kamu lebih memaksimalkan waktu untuk mengejar tujuan hidup. Kamu akan sadar, jika setiap waktu yang ada sangat berharga dan tak akan menyiakannya.

5. Lingkungan pertemanan berubah

Memasuki usia 20-an, perubahan lingkungan pertemanan hal yang lumrah. Kamu mungkin merasa belum terbiasa saat pertemanan semakin mengecil. Sebagian teman yang paling banyak menghabiskan waktu di masa sekolah sampai kuliah semakin sulit untuk ditemui.

6. Kurang motivasi

Ketika Quarter Life Crisis muncul, maka semangat melakukan aktivitas akan menurun, misalnya hanya sekadar bekerja dan melakukan hobi saja. Kamu merasa lingkungan sekitar tidak dapat membantu keluar dari masalah. Kamu berusaha menyelesaikan segala permasalahannya, padahal motivasi dari orang lain sangat diperlukan untuk menguatkan di masa ini. Merasa bingung antara tetap di zona nyaman atau keluar.

7. Membeli barang mahal untuk menunjukkan diri

Kamu membeli berbagai barang mahal supaya diakui sebagai orang sukses meskipun sebenarnya belum. Kamu juga terus berbelanja barang bermerek dan mahal untuk melambangkan kesuksesan. Padahal, kamu hanya memamerkan barang tersebut ke orang lain. Namun, kamu sebenarnya tidak mampu membayar kebutuhan lainnya.

Demikianlah pembahasan mengenai Quarter Life Crisis dan tanda-tanda seseorang yang mengalami Quarter Life Crisis. Quarter Life Crisis dapat menimpa siapa saja, sebab masalah dalam hidup hal yang wajar. Dalam menghadapi fase ini, memerlukan fisik dan mental yang kuat agar krisis ini tidak semakin jauh.

Selain untuk kesehatan mental kamu, jangan lupa untuk merawat diri, berolahraga, dan mengonsumsi makanan yang bergizi untuk kesehatan tubuh. Apabila kamu, masih mengalami kesehatan dalam menghadapi Quarter Life Crisis, jangan pernah ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater yang ada di Ashefa Griya Pusaka.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top