Sebelum berbagi berita kehamilan, penting bagi wanita untuk mempertimbangkan potensi risiko kehamilan trimester 1. Kehamilan awal adalah saat yang menyenangkan, tetapi juga bisa menjadi saat yang penuh dengan ketidakpastian dan kekhawatiran. Anda mungkin bertanya-tanya mengapa banyak wanita menunggu tiga bulan untuk mengumumkan kehamilan?
Apa yang Terjadi di Kehamilan Trimester 1
Selama periode kehamilan trimester 1, tubuh wanita mengalami serangkaian perubahan hormonal yang dapat berdampak signifikan pada kesehatan ibu dan janin. Menurut Johns Hopkins Medicine, saat embrio menempel di dinding rahim, proses pembentukan jaringan berikut terjadi:
- Kantung ketuban mengelilingi janin untuk melindunginya dari cedera dan mengatur suhunya. Kantung ini berisi cairan ketuban.
- Plasenta: Ini adalah organ pipih berbentuk pai. Plasenta menempel pada dinding rahim oleh vili – pembuluh darah janin terhubung dengannya untuk bertukar nutrisi.
- Tali pusar menghubungkan janin dengan plasenta. Tali pusar berisi dua arteri dan vena yang membawa oksigen dan nutrisi.
Meskipun banyak perubahan eksternal tidak terlihat, janin mengalami periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Selama trimester pertama, semua organ dan sistemnya sedang terbentuk, oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kesehatan Anda dan menghindari alkohol, narkoba, dan obat-obatan tertentu.
Kehamilan trimester pertama, ibu hamil akan mengalami perubahan fisik dan emosional. Saat tubuh ibu beradaptasi dengan kehidupan yang berkembang di dalam dirinya, wajar jika mengalami sejumlah tanda yang jelas. Meskipun ada beberapa wanita yang mengalami kehamilan tanpa gejala, namun sebagian besar merasakan hal berikut:
- Mual dan muntah
- Payudara nyeri dan bengkak
- Kelelahan, mengantuk, dan kurang energi
- Perubahan suasana hati
- Lebih sering buang air kecil
- Keengganan terhadap makanan dan bau tertentu
Bahkan jika semuanya berjalan baik dalam beberapa minggu pertama, janin yang sedang tumbuh pun masih sangat rentan. Termasuk risiko kehamilan trimester 1, komplikasi dalam bentuk apa pun dapat memengaruhi perkembangan normal bayi.
Selama trimester pertama kehamilan, ada satu risiko yang sering terjadi yaitu mengalami keguguran. Menurut International Journal of Maternal Fetal Health, 15% kehamilan mengalami situasi ini dan 1% wanita akan mengalami keguguran berulang. Data tersebut didukung oleh sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Multimed, yang melaporkan bahwa 1 dari setiap 5 kehamilan yang diketahui berakhir dengan keguguran.
Beberapa faktor dapat menyebabkan keguguran pada trimester 1 yaitu :
- Rahim
- Genetik
- Infeksi
- Endokrin
- Lingkungan
- Imun
Sebagaimana yang disarankan oleh sebuah penelitian di Peruvian Journal of Gynecology and Obstetrics, cacat numerik atau struktural kromosom terlibat dalam lebih dari 50% aborsi spontan. Oleh karena itu, faktor kromosom akan menjadi penyebab utama yang diidentifikasi. Ini adalah perubahan genetik yang tidak diwariskan, tetapi terjadi saat sel-sel janin berkembang biak. Risiko keguguran berkurang drastis setelah 12 minggu kehamilan. Dan itulah sebabnya banyak wanita menunggu hingga bulan ketiga untuk mengumumkan kehamilan mereka.
Kehamilan ektopik adalah risiko kehamilan trimester 1 lainnya, yang dapat mengancam jiwa ibu. Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang tumbuh di mana pun selain lapisan rahim. Itu berarti bahwa sel telur yang telah dibuahi (disebut embrio) menempel dan tumbuh di tuba falopi, ovarium, serviks, atau bahkan dinding luar rahim. Karena tumbuh dalam beberapa minggu pertama, ini dapat menyebabkan pendarahan dan nyeri perut yang parah. Jika tidak segera diobati, kondisi ini dapat menyebabkan pendarahan internal yang signifikan.
Meskipun prevalensinya sekitar 1% hingga 2% dari semua kehamilan, dan itu tampak kecil, kondisi ini harus dipertimbangkan. Kehamilan ektopik dapat terjadi tanpa faktor risiko, tetapi wanita yang memiliki faktor-faktor berikut dalam riwayat kesehatan atau gaya hidupnya mungkin berisiko lebih tinggi mengalami kehamilan ektopik:
- Pernah menjalani operasi perut atau panggul
- IMS (infeksi menular seksual)
- Endometriosis (kondisi di mana jaringan rahim tumbuh di luar rongga rahim)
- Merokok
- Perawatan kesuburan sebelumnya
- Kehamilan ektopik sebelumnya
- Konsepsi dengan IUD (alat kontrasepsi dalam rahim)
- Warisan Ras Afrika-Amerika
Gejala kehamilan ektopik dapat meliputi nyeri perut, nyeri bahu, pusing, merasa ingin pingsan, dan pendarahan vagina. Jika Anda mengalami salah satu gejala ini dan menduga Anda hamil, sangat penting untuk menemui dokter kandungan/ginekolog sesegera mungkin. Kehamilan ektopik sangat jarang terjadi hingga cukup bulan dan dapat sangat membahayakan nyawa wanita tersebut.
Di antara faktor risiko lain yang perlu diwaspadai selama kehamilan trimester pertama, diantaranya adalah :
- Hiperemesis gravidarum: Kebanyakan ibu mengalami morning sickness selama trimester pertama. Namun, jika melaporkan gejala terkait lainnya, seperti muntah yang tidak terkontrol, dehidrasi parah, dan kehilangan lebih dari 5% berat badan, berkonsultasi dengan dokter kandungan adalah pilihan terbaiknya.
- Pendarahan vagina terjadi pada 20% hingga 40% wanita hamil selama trimester pertama, menurut sebuah publikasi oleh Australian Family Physician. Gejala ini pun memerlukan perhatian medis.
- Nyeri perut yang parah: Jika menjadi tak tertahankan dan intens atau berlangsung selama berjam-jam, Dokter harus diberitahu untuk mengidentifikasi penyebabnya.
Risiko kehamilan trimester 1 juga bergantung pada penyakit yang mendasariny. Kondisi yang mungkin mereka alami. Misalnya, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, anemia, dan tirotoksikosis. Usia juga memengaruhi kemungkinan komplikasi. Setelah usia 35 tahun, risiko tidak dapat melanjutkan kehamilan meningkat.
Berdasarkan alasan di atas, wanita biasanya menunggu 3 bulan untuk mengumumkan kehamilan. Pada titik ini, risiko akan menurun secara signifikan dan mereka dapat lebih yakin bahwa kehamilan mereka berjalan lancar.
Mengurangi Risiko Kehamilan Trimester 1
Meskipun tidak mungkin untuk sepenuhnya menghilangkan risiko pada trimester pertama kehamilan, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan para ibu hamil untuk menguranginya, seperti :
- Hindari aktivitas fisik yang intens: Meskipun tidak ada bukti konklusif, menurut penelitian ilmiah, lebih baik memilih olahraga yang lebih ringan.
- Kendalikan stres: Untuk mencapainya, meditasi, yoga, atau latihan kesadaran disarankan. Istirahat yang cukup di malam hari juga merupakan kuncinya.
- Makan makanan yang sehat: Nutrisi penting selama kehamilan. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk membuat rencana yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda.
- Konsumsi asam folat yang diresepkan: Dokter akan meresepkan suplemen ini untuk mencegah malformasi pada sistem saraf bayi.
Setiap wanita berbeda dan berhak memutuskan kapan harus memberi tahu kabar kehamilannya. Namun, mengetahui risiko kehamilan trimester 1 merupakan langkah awal untuk menerapkan kebiasaan sehat guna mengurangi risiko keguguran. Pendampingan dokter kandungan tepercaya merupakan satu lagi cara untuk memastikan kapan waktu terbaik untuk memberi tahu bahwa Anda akan menjadi orang tua.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka