Beberapa Pengalaman Sembuh dari Psikosomatis - Ashefa Griya Pusaka

Beberapa Pengalaman Sembuh dari Psikosomatis

Pengalaman Sembuh dari Psikosomatis
Share on:

Banyak kasus yang menganggap dirinya sakit fisik dan harus banyak berobat ke banyak dokter untuk mendapatkan diagnosa sakit fisik yang tepat dan ingin cepat sembuh, padahal ia mengalami psikosomatis. Setelah tahu ia didiagnosa psikosomatis, banyak usaha yang dilakukan untuk sembuh mulai dari melakukan terapi, mengubah gaya hidup, dan lainnya. Berikut beberapa pengalaman sembuh dari psikosomatis, simak artikel ini hingga selesai 

Psikosomatis adalah keadaan dimana adanya gangguan fisik yang diakibatkan oleh keadaan mental. Jadi, yang sakit sebenarnya pikiran bukan fisiknya. Misalnya, seseorang yang sakit dada dan pusing terus menerus, sebenarnya karena banyak tekanan pekerjaan yang terlalu berat. 

Pengalaman Sembuh dari Psikosomatis

1. Pengalaman sembuh dari psikosomatis Nn AD

Seorang influencer muda bernama Nn AD pernah mengalami psikosomatis akibat stres yang dipicu komentar negatif yang menyerang di media sosial pada tahun 2017. Komentar yang buruk berdampak buruk pada kesehatan mentalnya. Sejak itu, ia merasakan kondisi fisik yang buruk seperti sesak napas, panik, kesemutan, dan batuk yang tidak sembuh-sembuh selama berbulan-bulan. 

Setelah berkonsultasi dengan para ahli, ternyata ia mengalami psikosomatis, yaitu gangguan fisik yang diakibatkan oleh pikiran. Setelah mengetahui penyebabnya, ia menjalani terapi selama 2 tahun untuk menyembuhkan kondisi luka batin yang mengakibatkan psikosomatis tersebut. Setelah itu, ia bisa kuat mentalnya kembali dan membangun rasa kepercayaan diri.

2. Pengalaman sembuh dari psikosomatis Nn HR

Nn HR adalah seorang santri di pondok pesantren. Ia mengalami sakit di bagian perut terus menerus dan didiagnosa oleh dokter terkena tipes, namun tidak kunjung sembuh. Setelah itu, ia diajak oleh ibunya untuk berobat kepada kyai, dan menurut kyai ia terkena gangguan mahluk halus karena tidak menawari mahluk gaib yang sedang melihat ia makan. 

Kemudian oleh kyai diberi air minum yang diberi doa untuk dikonsumsi. Namun, sama tidak ada hasil yang memuaskan, perutnya tetap sakit. Kemudian, ibunya membawa Nn HR untuk kembali ke dokter, dokter menyarankan untuk pergi ke psikolog, karena ada yang aneh pada dirinya. 

Dokter mengatakan bahwa ia stres dan terlalu banyak beban pikiran, seperti banyaknya hafalan yang diberikan di pondok pesantren, atau kehilangan teman dekat di kamar karena ada pertukaran. 

Setelah mengetahui efek stres yang ditimbulkan, NN HR pergi ke psikolog untuk menjalankan terapi agar bisa menjalankan kegiatan secara normal kembali.

3. Pengalaman sembuh dari psikosomatis Tn Yd

Tn Yd mengalami gejala psikosomatis awalnya akibat trauma pernah mengalami kejang pada saat sakit GERD. Trauma tersebut terus berlangsung mengakibatkan berat badan turun, sakit punggung, sakit dada, halusinasi, sakit kepala,mual, keringat berlebih, susah tidur, jantung berdebar cepat, dan tremor

Banyak orang yang tidak percaya namun itu kenyataan. Sudah banyak menemui dokter dan cek lab, namun hasilnya baik-baik saja tidak ada gangguan apapun. Cara ia sembuh dari psikosomatis tersebut yaitu dengan menerapkan pola pikir yang positif.

Semangat untuk sembuh, jangan melamun sendirian, jauhi obat penenang, isi waktu dengan olahraga, aktivitas yang menyenangkan, minum vitamin dan susu, banyak berdoa dan beribadah. Selain pergi ke dokter untuk berkonsultasi, ia selalu melakukan kebiasaan tersebut, ia sembuh sekitar 8 bulan dengan tips itu, dan bisa beraktivitas kembali.  

Kesimpulan

Banyak pengalaman sembuh dari psikosomatis yang mengaku bahwa dirinya merasakan sakit fisik yang begitu parah dan menyiksa, namun saat diperiksa dokter dan pemeriksaan lab tidak ada masalah apapun. Itu disebabkan karena tekanan, stres yang terlalu berat dan tidak bisa dikelola dengan baik yang menyebabkan sakit fisik. 

Namun, bisa sembuh dengan usaha yang sabar, tekun, banyak melakukan perubahan gaya hidup yang lebih baik, diiringi doa, dan terus berkonsultasi dengan dokter, psikolog, ataupun psikiater.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top