Sensasi Telinga Tersumbat - Penyebab, Gejala dan Pengobatan - Ashefa Griya Pusaka

Sensasi Telinga Tersumbat – Penyebab, Gejala dan Pengobatan

sensasi telinga tersumbat
Share on:

Sensasi telinga tersumbat merupakan ketidaknyamanan yang sering terjadi pada orang-orang dari segala usia. Persepsi suara yang buruk dan ketegangan saat mendengar bisa menjadi masalah. Apa sebenarnya penyebab sensasi telinga tersumbat?

Penyebab dari Gejala Sensasi Telinga Tersumbat

Perjalanan udara, selam scuba, dan mendaki gunung adalah beberapa penyebab paling sering. Dalam kebanyakan kasus, ketidaknyamanan tersebut bukanlah masalah serius dan hilang setelah beberapa menit. Demikian pula, ada beberapa pengobatan yang dapat meredakan nyeri dengan cepat.

Namun bila sensasi telinga tersumbat disertai gejala lain, seperti demam atau nyeri, bisa jadi itu merupakan peringatan akan adanya kondisi yang lebih serius. Dalam kasus ini, penting untuk mengunjungi spesialis otorhinolaryngology untuk mendapatkan evaluasi komprehensif.

Telinga adalah organ kompleks yang bertanggung jawab atas persepsi suara dan keseimbangan. Secara umum, organ telinga tersusun atas pinna, saluran pendengaran eksternal, membran timpani, rantai tulang pendengaran dan koklea.

Sensasi telinga tersumbat hampir selalu disebabkan oleh penyumbatan saluran Eustachius. Eustachius bertanggung jawab mengkomunikasikan telinga tengah dengan daerah posterior hidung. Dengan cara ini, bagian ini akan menyamakan dan mengkompensasi tekanan antara lingkungan luar dan bagian dalam telinga.

  • Akumulasi Lilin

Kelenjar sebaceous dan ceruminous di saluran pendengaran eksternal terus menerus memproduksi lilin. Lilin ini berbentuk cair, namun lama kelamaan akan bercampur dengan zat lain, seperti sel mati atau debu, dan mengeras. Kotoran telinga biasanya dikeluarkan melalui gerakan rahang saat berbicara, mengunyah, atau menguap.

Pada beberapa orang, mekanisme pembersihan diri ini bisa gagal dan lilin menjadi terperangkap. Bahkan bisa membentuk sumbat. Penyumbatan kotoran telinga adalah penyebab umum telinga tersumbat. Selain itu, orang tersebut mungkin mengalami penurunan ketajaman pendengaran, gatal, telinga berdenging, dan nyeri.

Penggunaan kapas dapat menyebabkan penyumbatan dengan memadatkan kotoran di saluran telinga. Demikian pula penggunaan alat bantu dengar merupakan faktor risiko kondisi ini. Penyebab lainnya termasuk telinga menyempit dan atrofi kelenjar serumen.

Untuk menangani kondisi tersebut, biasanya dokter akan membilas telinga. Prosedur ini akan melunakkan akumulasi serumen dan memudahkan pembuangannya di kemudian hari. Metode ini dikontraindikasikan pada orang yang baru saja menjalani operasi telinga dan perforasi timpani.

  • Air di Telinga

Air bisa masuk ke liang telinga saat mandi, berenang di kolam renang atau menyelam di laut. Secara umum, air mengalir masuk dan keluar dengan mudah tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman. Namun, pada beberapa orang, tetesannya bisa terperangkap.

Dalam kebanyakan kasus, air dikeluarkan secara spontan melalui tekanan dan gerakan kepala dalam beberapa menit. Salah satu anjurannya adalah dengan cepat memiringkan kepala ke samping sambil menahan napas. Air yang terperangkap perlu dikeluarkan karena kondisi ini meningkatkan risiko mengalami “telinga perenang”. Jika sensasi telinga tersumbat terus berlanjut setelah beberapa hari, disarankan untuk menemui dokter spesialis.

  • Perubahan Tekanan

Perjalanan udara dan pendakian gunung dapat menyebabkan gangguan sementara pada telinga. Fenomena ini disebabkan oleh kegagalan tuba Eustachius dalam menyeimbangkan dan mengkompensasi pertukaran tekanan antara lingkungan dan telinga tengah. Hal serupa terjadi pada orang yang menyelam sangat dalam.

Persepsi telinga tersumbat dapat berlangsung selama beberapa menit hingga tubuh beradaptasi, dan kemudian hilang saat berpindah ke ketinggian yang lebih rendah. Beberapa orang mungkin juga mengalami penyakit ketinggian, yang ditandai dengan sakit kepala, pusing, mual, mengantuk, dan sesak napas.

Tips untuk menghindari gejala tersebut adalah dengan bernapas melalui mulut atau mengunyah permen karet saat lepas landas. Begitu pula dengan menguap dan bernapas dalam-dalam dapat membantu menghilangkan sensasi tersebut.

  • Pilek dan Rinitis Alergi

Pilek adalah infeksi virus yang umum terjadi pada hidung dan tenggorokan. Kemacetan dan peradangan pada saluran napas bagian atas dapat menghambat pembuangan sekret dan meningkatkan tekanan, sehingga hidung dan telinga orang tersebut mungkin terasa tersumbat.

Rinitis alergi adalah kelainan peradangan pada mukosa hidung setelah terpapar alergen yang mempengaruhi antara 10 hingga 15% populasi dunia, menurut statistik. Reaksi hipersensitivitas mendorong pelepasan histamin, menghasilkan gejala berikut: Bersin, Mata berair, Telinga tersumbat, Pilek, Berkurangnya indera penciuman, Hidung dan tenggorokan gatal.

  • Sinusitis

Sinusitis adalah penyakit inflaminasi mukosa sinus. Ini adalah rongga berisi udara yang bertindak sebagai filter saluran napas bagian atas. Pada sinusitis, kemacetan dan penumpukan lendir mengganggu pertukaran udara di saluran Eustachius dan menyebabkan sensasi telinga tersumbat. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh virus, meski bisa juga disebabkan oleh beberapa bakteri.

Gejala lainnya termasuk hidung tersumbat, nyeri wajah, sakit kepala, batuk, dan keluarnya cairan dari hidung. Dalam kebanyakan kasus, sinusitis hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari, sehingga pengobatan medis hanya bersifat simtomatik.

  • Otitis Media

Otitis tidak lebih dari infeksi dan radang telinga. Bentuk gejala yang paling umum adalah otitis media, akibat penyumbatan saluran Eustachius. Telinga tersumbat menimbulkan sensasi telinga tersumbat dan gejala lain seperti berikut: Demam ringan, Sakit di telinga, Ketidaknyamanan umum, Keluarnya cairan bernanah, dan Gatal di dalam telinga.

Studi memperkirakan bahwa 70 hingga 80% anak di bawah usia 6 tahun menderita infeksi telinga. Agen penyebab paling umum adalah Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae. Perawatannya bervariasi tergantung jenis otitisnya, dengan antibiotik selalu menjadi pilihan utama.

  • Labirinitis

Labirinitis mengacu pada peradangan pada labirin tulang, struktur anatomi yang terletak di telinga bagian dalam dan bertanggung jawab atas keseimbangan. Penyebab utamanya berasal dari infeksi akibat invasi lokal atau migrasi dari telinga tengah. Ini bisa menjadi serosa atau bernanah.

Ini adalah masalah umum, di mana orang mungkin merasa telinga tersumbat, pusing hebat, dan vertigo. Mungkin juga ada tinitus dan gangguan pendengaran sebagian. Saat ini tidak ada pengobatan pasti untuk labirinitis. Namun, pendekatan dan pengobatan profesional sejak dini dapat memperlambat perkembangan penyakit dan meringankan gejalanya.

  • Masalah Tenggorokan

Peradangan pada faring, atau faringitis, adalah ketidaknyamanan umum yang dapat menyebabkan sensasi telinga tersumbat. Orang biasanya melaporkan nyeri, gatal, dan kekeringan di tenggorokan.

Pada beberapa pasien, faringitis dapat berkembang hingga menyebabkan ketidaknyamanan pada telinga karena keterlibatan saraf, atau menyebabkan otitis, menurut para ahli. Dalam bentuk virus, obat antipiretik dan antiinflamasi digunakan untuk meredakan gejalanya.

  • Kolesteatoma

Ini adalah tumor atau kista jinak yang terbentuk di telinga tengah atau daerah mastoid. Kolesteatoma biasanya bertambah besar secara bertahap dan bahkan dapat menekan struktur di sekitarnya dan merusak telinga tengah. Gejala kondisi ini antara lain : penurunan ketajaman pendengaran pada salah satu telinga, sensasi telinga tersumbat, aliran keluar cairan serosa, sakit kronis, dan pusing.

Penelitian menunjukkan bahwa otitis media kronis adalah penyebab paling umum dari kolesteatoma. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah pembedahan, namun ada beberapa pendekatan untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.

  • Neuroma Akustik

Neuroma akustik, juga disebut vestibular schwannoma, adalah tumor jinak yang terbentuk di saraf vestibular. Saraf ini berjalan dari telinga bagian dalam ke batang otak dan bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan. Orang yang terkena dampak mungkin mengalami telinga berdenging, perasaan pengap, dan ketidakstabilan saat berjalan.

Selain itu, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran unilateral yang progresif, kelemahan, dan mati rasa pada wajah. Pemeriksaan kesehatan, audiometri, dan metode pencitraan sangat membantu dalam mendiagnosis penyakit ini.

  • Bruxisme

Ini adalah kelainan di mana penderita menggemeretakkan, dan mengatupkan giginya secara tidak sadar. Kondisi ini bisa terjadi pada siang atau malam hari, sering terjadi saat tidur. Ketegangan otot rahang bisa membuat telinga terasa tersumbat. Secara umum, penanganan bruxism harus dilakukan oleh dokter gigi. Demikian pula, penting untuk menemui spesialis medis untuk evaluasi komprehensif guna mencari akar masalahnya.

  • Sindrom Meniere

Sindrom Meniere adalah salah satu penyakit vertigo yang paling terkenal di seluruh dunia, meski bukan yang paling sering terjadi. Penyakit ini ditandai dengan episode vertigo yang berulang, penurunan ketajaman pendengaran, tinitus, dan sensasi telinga tersumbat. Kondisi ini belum ada obatnya, namun dapat diobati dengan pengobatan yang dapat meringankan gejalanya. Orang yang terkena dampak harus menghindari stres, kurang tidur, kafein, dan alkohol.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top