Skizoid (schizoid personality disorder) adalah suatu kondisi berupa gangguan kepribadian yang membuat pengidapnya enggan untuk menjalani interaksi sosial. Namun, dalam dunia medis, kita mengenal istilah skizoid untuk menggambarkan seseorang yang sangat tertutup dan tidak mau bersosialisasi.
Berbeda dengan introvert, yaitu seseorang yang introvert adalah seseorang yang “mawas diri”, sedangkan gangguan kepribadian skizoid adalah seseorang yang suka “mengisolasi diri”. Gangguan kepribadian skizoid umumnya dapat muncul mulai usia anak-anak atau bahkan usia remaja.
Apakah kamu pernah mendengar skizoid? Atau lebih tepatnya seperti gangguan kepribadian? Dan Apakah kamu lebih nyaman dengan kesendirian dibandingkan harus berinteraksi dengan orang lain? Mungkin kamu bisa mengenal kondisi tersebut dengan istilah “introvert“. Tapi tahukah kamu? Seseorang yang sangat suka dengan sendirian belum tentu sama dengan introvert.
Ketahui lebih lanjut mengenai kondisi ini mulai dari Gejala, tanda-tanda, penyebab, hingga cara mengatasinya!
Apa itu Skizoid ?
Sebelum lebih dalam mengenal skizoid lebih dalam, ada baiknya jika kamu mengetahui apa itu pengertian dari skizoid.
Pengertian Skizoid adalah suatu gangguan kepribadian yang dimana seseorang menghindari interaksi sosial dan secara konsisten langsung menghindar dari interaksi dengan orang.
Sementara itu, Seseorang yang menderita skizoid akan sering dianggap suka menyendiri atau bahkan sering dianggap meremehkan orang lain. sebab, hal ini terjadi karena si penderita lebih cenderung tidak menunjukkan emosi, sehingga dirinya tampak seolah-olah tidak peduli dengan orang lain atau apa yang terjadi di sekitarnya.
Namun, selain itu juga, si penderita mungkin dirinya kurang memiliki keinginan atau keterampilan untuk membentuk suatu hubungan pribadi yang akrab dengan orang lain.
Gejala Skizoid
Beberapa gejala dari Gangguan Kepribadian Skizoid adalah:
1. Mengisolasi diri
Si penderita dengan gangguan ini tidak memiliki keinginan atau menikmati hubungan dekat dengan orang lain, termasuk dalam keluarga. Dari mereka juga apabila dirinya ada memiliki sedikit ketertarikan untuk berhubungan seksual dengan orang lain. Namun, dari mereka yang terpaksa harus berinteraksi dengan orang lain,maka karena si penderita lebih cenderung akan merasa stress.
2. Beraktivitas sendiri
Seseorang yang skizoid hampir selalu memilih dirinya untuk beraktivitas sendiri atau seperti menikmati sedikit aktivitas. Maka, si penderita lebih sering memilih beraktivitas atau jenis pekerjaan yang dapat dilakukan pada malam hari, dengan harapan mereka hanya perlu berinteraksi dengan sedikit orang pada malam hari.
3. Tampak Acuh dan Dingin
Si penderita akan bersifat acuh tak acuh terhadap sebuah pujian atau kritik dari orang lain. Dan selain itu, si penderita memiliki emosi yang dingin dan ekspresi yang tampak datar.
Tanda-tanda gangguan skizoid
Gangguan skizoid umumnya terjadi dimulai pada awal fase dewasa. Namun, beberapa ciri mungkin sudah terlihat sejak masa kanak-kanak. Berikut ciri-ciri yang dapat ditunjukkan seseorang bila dirinya memiliki gangguan kepribadian skizoid, antara lain:
- Lebih suka menyendiri.
- Memilih untuk melakukan aktivitasnya sendiri.
- Tidak menginginkan atau tidak menikmati hubungan yang dekat dengan orang lain.
- Seperti dirinya tidak akan merasakan kesenangan.
- Mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosi dan bereaksi dengan tepat terhadap suatu situasi.
- Tampak dirinya tidak memiliki selera humor.
- Bersikap acuh tak acuh atau dingin pada orang lain, kecuali dengan keluarga.
- Tampak kurang motivasi dan tujuan
- Tidak bereaksi terhadap pujian atau komentar kritis dari orang lain.
- Seringkali tidak menikah.
- Tidak tertarik pada hubungan seksual.
- Tidak memiliki teman dekat.
- Sering melamun.
- Namun sangat berbeda dengan gangguan skizotipal dan skizofrenia, gangguan skizoid ini tidak mengalami paranoid, halusinasi, serta tidak memiliki pola percakapan yang aneh sehingga masih masuk akal ketika berbicara.
Sementara itu, orang dengan gangguan kepribadian ini juga dapat bekerja lebih baik dalam pekerjaan yang mengharuskannya dirinya untuk bekerja sendiri.
Akan tetapi, orang yang memiliki gangguan skizoid dapat menyulitkan si penderitanya untuk berfungsi dengan baik seperti di sekolah, pekerjaan, sosial, atau bahkan di bidang lainnya yang membutuhkan interaksi sosial.
Penyebab Skizoid
Kepribadian adalah sebuah kombinasi dari pikiran, emosi dan perilaku yang membuat kamu menjadi unik. Dan itulah cara seseorang memandang, memahami, atau berhubungan dengan dunia luar, serta cara seseorang memandang diri sendiri.
Untuk bentuk kepribadian selama masa kanak-kanak, dibentuk dari melalui interaksi yang lebih kecenderungan bawaan dan faktor lingkungan.
Namun, dalam perkembangan normalnya, anak-anak harus belajar dari waktu ke waktu untuk secara akurat menafsirkan isyarat sosial dan merespons dengan tepat. Seperti apa yang menyebabkan perkembangan gangguan kepribadian skizoid ini tidak diketahui, akan tetapi kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Terutama pada anak usia dini, dirinya dapat memainkan peran dalam mengembangkan gangguan tersebut.
Cara Mengatasi Skizoid
Untuk mengatasi gangguan kepribadian skizoid ini, kamu perlu melakukan terapi psikologis atau psikoterapi yang dilakukan oleh psikiater.
Tujuan psikoterapi adalah untuk membina kepercayaan antara si penderita dengan orang lain dan untuk menyadarkan pasien dampak dari gangguan kepribadiannya.
Pada umumnya, terapi ini dapat dilakukan secara berkelompok dengan harapan si penderita akan belajar berinteraksi sosial atau bahkan terbentuknya suatu hubungan akrab dengan teman sekelompoknya. Sementara untuk obat-obatan mungkin akan diberikan apabila gangguan kepribadian tersebut menyebabkan penderitanya menjadi depresi dan cemas.
Demikian penjelasan lengkap tentang skizoid yang dapat kami sajikan. Untuk mengikuti terapi kognitif atau konseling, Anda bisa menghubungi Ashefa Griya Pusaka cabang terdekat.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka