Social loafing adalah suatu fenomena yang terjadi ketika terjadinya kecenderungan individu mengeluarkan usaha lebih sedikit di dalam sebuah kelompok dibandingkan kerja secara individu.
Kecenderungan penurunan usaha di dalam sebuah kelompok jelas merugikan anggota kelompok lainnya yang seharusnya bekerja sama secara kolektif. Banyak sekali seseorang yang hanya menumpang nama saja tanpa melakukan usaha.
Selain itu, bisa juga dalam sebuah pertemuan online lebih banyak partisipan yang mematikan kamera dan mikrofon, sehingga tidak ada partisipasi dalam pertemuan tersebut. Hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti berkurangnya rasa tanggung jawab, minimnya motivasi, ukuran kelompok hingga ekspektasi yang tinggi.
Apa itu social loafing?
Social loafing adalah suatu perilaku yang berkembang di masyarakat ataupun kelompok ketika salah satu anggota kelompok hanya mengeluarkan sedikit usaha dalam kelompok tersebut dibandingkan kerja secara individu.
Kondisi tersebut sangat merugikan berbagai pihak, karena usaha yang sedikit, namun mendapatkan hasil yang sama dengan anggota kelompok lainnya yang mengeluarkan usaha besar.
Biasanya, seseorang yang mengeluarkan usaha sedikit pada saat berkelompok ini berbeda ketika dirinya melakukan atau mengerjakan sesuatu secara individu. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa penyebab, diantaranya adalah seperti dibawah ini.
Penyebab social loafing
1. Kurangnya rasa tanggung jawab
Penyebab yang pertama terjadinya social loafing ini diakibatkan karena kurangnya rasa tanggung jawab. Seseorang yang berada dalam sebuah kelompok biasanya mengalami pengurangan rasa tanggung jawab dibandingkan sesuatu yang dikerjakan secara individu.
Tak hanya itu, hal tersebut juga biasanya terjadi karena saling mengandalkan satu sama lain, sehingga rasa tanggung jawab di dalam diri seseorang menjadi minim. Hal tersebut harus dicegah, karena dalam sebuah kelompok, kerja sama itu penting.
2. Minimnya motivasi
Penyebab yang kedua adalah minimnya motivasi. Kurangnya motivasi dalam sebuah kelompok biasanya terjadi karena kemalasan sosial. Rasa malas tersebut biasanya terjadi pada seseorang yang lebih menyukai kerja individu.
Sehingga, pada saat kelompok terjadi penurunan motivasi dalam mengerjakannya yang berakibat terhadap munculnya rasa santai dan kurang bersemangat. Bahkan lebih parah lagi, mereka mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.
3. Ukuran kelompok
Penyebab yang ketiga adalah ukuran kelompok dan juga pengaturan kelompok yang tidak maksimal. Semakin besar jumlah anggota di dalam sebuah kelompok, biasanya akan semakin sulit untuk membagi tugasnya.
Selain itu, pengaturan kelompok juga bisa menjadi penyebab terjadinya social loafing. Karena, semakin banyak seseorang yang memiliki power, maka seseorang yang lemah terkadang berleha-leha dan mengandalkan orang lain.
4. Ekspektasi yang tinggi
Penyebab yang keempat adalah ekspektasi yang tinggi. Ekspektasi yang tinggi terhadap anggota kelompok satu sama lain, biasanya terjadi karena power dari salah satu anggotanya. Sehingga, anggota kelompok lain merasa santai dan berekspektasi bahwa orang tersebut bisa diandalkan.
Akhirnya, anggota kelompok lain melakukan social loafing yang justru merugikan orang lain. Sehingga, hal tersebut juga berkaitan dengan pengaturan kelompok yang merata agar semua anggota kelompok bisa bekerja sama dengan baik tanpa saling mengandalkan satu sama lain.
Kesimpulan
Social loafing adalah suatu fenomena yang terjadi di dalam sebuah kelompok ketika salah satu anggota hanya memberikan usaha sedikit atau minim, sehingga mereka hanya mengandalkan orang lain.
Berbeda ketika dirinya melakukan tugasnya individu mereka akan mengeluarkan usaha besar dalam mengerjakannya. Banyak penyebab yang bisa menyebabkan social loafing seperti berkurangnya rasa tanggung jawab, minimnya motivasi, ukuran kelompok hingga ekspektasi yang tinggi.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka