Di kehidupan sekarang ini orang dapat mudah stres. Stres dipengaruhi sejumlah faktor beragam, faktor internal maupun eksternal. Stres berbahaya sebab bisa memicu munculnya penyakit fisik. Bahkan stres diyakini dapat meningkatkan risiko diabetes, benarkah?
Mengapa Orang Mudah Stres?
Setiap individu memiliki toleransi terhadap stres yang berbeda-beda, dan apa yang menyebabkan stres pada seseorang mungkin tidak berlaku untuk orang lain. Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan orang mudah stres:
- Tingkat Kepribadian: Beberapa orang memiliki sifat kepribadian yang cenderung lebih cemas, khawatir, atau perfeksionis. Orang-orang dengan tipe kepribadian ini mungkin lebih rentan terhadap stres dalam situasi tertentu.
- Tuntutan Hidup: Tekanan dari pekerjaan, tuntutan keluarga, pendidikan, dan tanggung jawab sehari-hari dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi. Beban tuntutan hidup yang berlebihan dapat membuat seseorang mudah stres.
- Perubahan Hidup: Peristiwa besar dalam hidup seperti pernikahan, perceraian, kematian anggota keluarga, atau pindah tempat tinggal dapat menyebabkan stres akut karena perubahan ini memerlukan penyesuaian besar.
- Tekanan Kerja: Lingkungan kerja yang kompetitif, tenggat waktu yang ketat, tuntutan yang berlebihan, dan konflik antar rekan kerja atau atasan dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi.
- Kesehatan Mental: Gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, atau gangguan stres pasca trauma dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap stres.
- Ketidakpastian: Ketidakpastian mengenai masa depan, keuangan, pekerjaan, atau masalah pribadi lainnya dapat menciptakan rasa tidak aman yang berkontribusi pada stres.
- Kurangnya Keterampilan Mengatasi Stres: Beberapa orang mungkin tidak memiliki keterampilan yang efektif dalam mengatasi stres. Ini dapat membuat mereka sulit menghadapi tantangan dan tekanan hidup.
- Faktor Genetik: Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa faktor genetik juga dapat memainkan peran dalam sejauh mana seseorang rentan terhadap stres.
Stres adalah respons alami tubuh terhadap tekanan atau perubahan. Namun, jika stres berlebihan dan tidak diatasi dengan baik, dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.
Diabetes tipe 2 adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif, yang dapat mengakibatkan peningkatan kadar gula darah. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan berperan dalam mengatur kadar gula darah dengan mengizinkan glukosa (gula) masuk ke dalam sel-sel tubuh, di mana glukosa digunakan sebagai sumber energi.
Ketika seseorang mengidap diabetes tipe 2, resistensi insulin terjadi. Ini berarti meskipun tubuh masih memproduksi insulin, sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik, sehingga gula darah tetap tinggi dalam aliran darah. Pada tahap awal, pankreas mungkin meningkatkan produksi insulin untuk mencoba mengatasi resistensi ini, tetapi seiring waktu, pankreas bisa mulai kelelahan dan produksi insulin bisa menurun.
Benarkah Stres Bisa Meningkatkan Risiko Diabetes?
Stres dapat berkontribusi terhadap peningkatan risiko diabetes. Ada beberapa cara di mana stres dapat memengaruhi kesehatan tubuh dan memicu perkembangan diabetes tipe 2:
- Peningkatan Resistensi Insulin: Stres kronis dapat menyebabkan peningkatan hormon stres, seperti kortisol dan epinefrin. Hormon-hormon ini dapat menyebabkan peningkatan gula darah dan juga mengganggu cara tubuh menggunakan insulin, yang dapat menyebabkan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah salah satu faktor yang memainkan peran dalam perkembangan diabetes tipe 2.
- Perubahan Pola Makan dan Aktivitas Fisik: Orang yang mengalami stres sering kali mengalami perubahan pola makan dan kecenderungan untuk mengonsumsi makanan yang kurang sehat, kaya gula, dan lemak. Selain itu, mereka juga mungkin kurang termotivasi untuk berolahraga atau menjaga gaya hidup sehat. Kombinasi perubahan ini dapat meningkatkan risiko diabetes.
- Perubahan Hormon: Stres dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang berperan dalam regulasi gula darah. Ketidakseimbangan ini dapat berkontribusi pada peningkatan risiko diabetes.
- Pengaruh Terhadap Berat Badan: Beberapa orang merespons stres dengan kecenderungan untuk makan berlebihan, yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Kelebihan berat badan atau obesitas adalah faktor risiko utama dalam pengembangan diabetes tipe 2.
- Pengaruh Terhadap Kualitas Tidur: Stres dapat mengganggu pola tidur seseorang. Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas telah dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes.
Hubungan antara stres dan diabetes bersifat kompleks, dan banyak faktor lain juga dapat memengaruhi risiko diabetes, seperti faktor genetik, pola makan, gaya hidup, dan faktor lingkungan.
Strategi Tepat Mengurangi Tingkat Stres
Menghindari stres sepenuhnya mungkin sulit dilakukan karena stres adalah bagian alami dari kehidupan. Namun, Anda dapat mengadopsi berbagai strategi untuk mengurangi risiko stres yang berlebihan dan belajar cara menghadapinya dengan lebih baik. Berikut beberapa tips untuk membantu Anda mengurangi kemungkinan stres:
- Pola Hidup Sehat: Menerapkan gaya hidup sehat melalui pola makan seimbang, olahraga teratur, dan tidur yang cukup dapat membantu menjaga tubuh dan pikiran Anda dalam kondisi optimal untuk menghadapi stres.
- Atur Waktu dan Prioritas: Mengelola waktu dengan baik dan menetapkan prioritas yang realistis dapat membantu Anda menghindari tekanan akibat pekerjaan atau tugas yang terlalu banyak.
- Komunikasi yang Efektif: Berkomunikasi dengan baik dalam hubungan pribadi maupun pekerjaan bisa membantu mencegah konflik yang dapat menyebabkan stres.
- Atur Harapan: Jangan menaruh harapan yang terlalu tinggi pada diri sendiri. Memiliki ekspektasi yang realistis tentang apa yang bisa Anda capai dapat menghindari stres yang timbul dari perasaan tidak mampu.
- Berlatih Relaksasi: Terapkan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga secara rutin untuk membantu menjaga keseimbangan emosi dan menenangkan pikiran.
- Atur Komitmen Sosial: Hindari merasa terlalu terbebani dengan berbagai acara atau tanggung jawab sosial. Belajar untuk mengatakan “tidak” dengan sopan jika Anda merasa sudah cukup sibuk.
- Berolahraga: Aktivitas fisik bisa membantu mengurangi tekanan dan merangsang pelepasan endorfin, yaitu hormon yang meningkatkan suasana hati.
- Mengelola Keuangan: Masalah keuangan sering menjadi penyebab stres. Mengelola keuangan dengan bijak dan memiliki rencana keuangan yang realistis dapat membantu menghindari tekanan ini.
- Pentingkan Waktu untuk Diri Sendiri: Sisihkan waktu untuk melakukan hal-hal yang Anda nikmati dan yang membawa kebahagiaan, seperti hobi atau bersantai dengan teman-teman.
- Hindari Prokrastinasi: Menunda-nunda tugas hanya akan meningkatkan tekanan. Cobalah untuk menyelesaikan tugas-tugas secepat mungkin agar Anda tidak merasa tertekan pada akhirnya.
- Praktikkan Problem Solving: Belajar mengatasi masalah dengan metode yang terstruktur dapat membantu mengurangi stres karena Anda merasa lebih terkendali dalam menghadapi situasi.
- Jangan Terlalu Serius: Pelajari untuk melihat sisi humor dalam situasi dan jangan terlalu serius dalam menghadapi masalah.
- Belajar dari Pengalaman: Pelajari bagaimana Anda merespons situasi stres sebelumnya dan pikirkan apa yang bisa Anda lakukan untuk menghadapinya dengan lebih baik di masa depan.
Mengelola stres adalah keterampilan yang perlu dilatih dan ditingkatkan seiring waktu. Jangan biarkan stres membelenggu anda yang akhirnya memicu terkena penyakit diabetes tipe 2.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka