Berbagai Tes Gangguan Kecemasan - Ashefa Griya Pusaka

Berbagai Tes Gangguan Kecemasan

Tes Gangguan Kecemasan
Share on:

Gangguan kecemasan harus diidentifikasi secara jelas supaya bisa melakukan perawatan lebih lanjut. Tes gangguan kecemasan yang dapat dilakukan, antara lain pemeriksaan fisik, tes zung, tes hamilton, beck Anxiety Inventory (BAI), Social Phobia Inventory (SPIN), Kuesioner kekhawatiran Penn State, dan juga Skala gangguan kecemasan umum.

Gangguan kecemasan merupakan salah satu gejala psikologis yang sulit untuk diidentifikasi secara jelas. Mengalami hal ini dapat mengganggu rutinitas seseorang, karena akan merasakan kekhawatiran dan rasa cemas hampir setiap saat. Meskipun pada dasarnya kekhawatiran itu diperlukan untuk melindungi kita dari bahaya, tetapi akan sangat mengganggu jika sudah melampaui batas.

Untuk itu, pada artikel ini kita akan membahas beberapa metode yang sering digunakan oleh para ahli untuk memastikan seseorang mengalami gangguan kecemasan. Jika penasaran, teruskan membaca penjelasan yang ditulis dalam artikel ini.

Tes Gangguan Kecemasan

Gejala gangguan kecemasan tidak bisa semata-mata ditebak. Terkadang ada kondisi yang menyebabkan gejalanya tidak terlihat atau gejala yang serupa dengan penyakit tertentu. Perlu ada tindakan untuk mengetahui hal tersebut secara pasti.

Untuk memastikan bahwa seseorang telah mengalami gangguan kecemasan atau anxiety disorder, ada beberapa pemeriksaan atau tes gangguan kecemasan yang dapat diikuti. Beberapa metode tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik merupakan salah satu hal utama yang perlu dilakukan untuk mendiagnosa gangguan kecemasan. Dari pemeriksaan fisik kita akan mengetahui penyakit lain yang mungkin menjadi pemicu munculnya kecemasan yang diderita. Hal ini juga berguna untuk mengetahui jika penyakit yang dialami menutupi gejala kecemasan yang dialami.

Untuk mengikuti pemeriksaan fisik, pasien akan diminta untuk menjelaskan secara jujur riwayat lengkap penyakit yang pernah dialami. Biasanya faktor yang dapat mempengaruhi gangguan kecemasan, antara lain:

  1. Obat-obatan
  2. Hormon
  3. Konsumsi alkohol
  4. Penyakit tertentu

Perlu diketahui bahwa beberapa kondisi medis dapat meniru gejala kecemasan yang dialami. Sehingga, pemeriksaan fisik ini perlu dilakukan untuk menyingkirkan hal tersebut. Adapun beberapa kondisi medis yang dimaksud, yaitu:

  1. Asma
  2. Takikardia
  3. Mati haid
  4. Hipertiroidisme
  5. Tumor kelenjar adrenal
  6. Serangan jantung
  7. Efek samping obat (seperti obat diabetes, gangguan tiroid, dan obat darah tinggi)
  8. Penarikan obat tiba-tiba (seperti antidepresan, antikecemasan, atau antikonvulsan)
  9. Penyalahgunaan zat terlarang
  10. Prolaps katup martial

Mungkin Anda tidak menyadari gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit atau kondisi medis tersebut hampir serupa dengan gangguan kecemasan. Jadi, perlu melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

2. Tes Zung

Metode Tes Zung merupakan pilihan selanjutnya untuk mengetahui apabila seseorang mengalami gangguan kecemasan. Tes ini didasarkan pada 20 pertanyaan yang akan memberikan nilai pada setiap soal yang dijawab.

Konsep dalam tes ini mengharuskan anda untuk melakukan penilaian terhadap kecemasan mulai dari “sedikit waktu” hingga “sebagian besar waktu” pada kondisi, seperti:

  1. Gemetar
  2. Pingsan
  3. Detak jantung cepat
  4. Gugup
  5. Kecemasan
  6. Mimpi buruk
  7. Sering buang air kecil

3. Beck Anxiety Inventory (BAI)

Beck anxiety Inventory merupakan salah satu tes yang dapat diikuti secara mandiri, namun seorang profesional psikologis juga dapat memberikan hal tersebut secara lisan kepada anda. Tentunya tes ini harus dijawab dengan keadaan yang dirasakan, tidak boleh dikurangi atau dilebih-lebihkan.

Anda akan diberikan 21 pertanyaan dengan pilihan ganda. Konsepnya mempertanyakan tentang penilaian anda dari gejala yang dialami selama seminggu belakangan. Adapun gejala-gejala yang dipertanyakan dalam tes ini, antara lain mati rasa, kesemutan, dan juga ketakutan.

4. Kuis Penn State

Penn State merupakan kuesioner yang dilakukan untuk mengukur kekhawatiran seseorang. Ada 16 pertanyaan yang akan diberikan untuk mengukur sifat umum, berlebihan, atau tidak terkendalinya kekhawatiran seseorang. Dengan begitu gangguan kecemasan umum atau gangguan kecemasan sosial bisa dibedakan dalam tes ini.

5. Social Phobia Inventory (SPIN)

Fobia sosial merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan. Dengan mengikuti social phobia Inventory yang berisikan 17 pertanyaan di dalamnya, kita dapat mengukur seberapa tinggi tingkat phobia sosial yang terdapat di dalam diri. Pada tes ini kamu akan dapat melakukan penilaian terhadap kecemasan yang dialami dan keterkaitannya dengan keadaan sosial dengan skala nilai 0-4. Di mana semakin besar angkanya, maka semakin tinggi dan ekstrem kecemasan yang dialami.

6. Tes Hamilton (HAM-A)

Sampai saat ini, tes Hamilton masih sering digunakan dalam penelitian dan juga pengaturan klinis. Tes ini merupakan salah satu skala penilaian pertama untuk gangguan kecemasan. Bisa dikatakan penggunaannya cukup efektif untuk memberikan penilaian terhadap gangguan kecemasan yang dialami oleh seseorang. 

Dalam mengikuti Hamilton Test, kita akan diberikan pertanyaan yang berjumlah 14 untuk menilai suasana hati, ketakutan dan ketegangan yang dialami. Selain itu, terdapat juga penilaian terhadap sifat mental, fisik, dan perilaku kamu.

7. Skala Gangguan Kecemasan Umum

Tes terakhir yang dapat diikuti untuk mengetahui tingkat gangguan kecemasan yang dialami adalah skala gangguan kecemasan umum. Berbeda dari tes sebelumnya, skala ini hanya memberikan 7 pertanyaan yang memuat bagaimana perasaan marah, gugup, atau takut yang kamu alami selama seminggu terakhir.

Kamu akan ditanya seberapa sering hal itu terjadi. Dan jawaban yang bisa dipilih adalah “tidak sama sekali”, “beberapa hari”, atau “hampir setiap hari”. Jadi, kamu harus menjawab sesuai apa yang dirasakan dalam waktu seminggu tersebut.

Penutup

Itulah beberapa tes gangguan kecemasan yang dapat kamu ikuti secara mandiri atau dengan bantuan pihak profesional psikologis. Tes ini perlu benar-benar diikuti jika merasa sedang mengalami gangguan kecemasan.

Apabila sudah mengetahui tingkat kecemasan yang dialami, tentunya itu akan memudahkan kita untuk membuat keputusan tentang perawatan atau mengatasi gangguan dan gejala kecemasan yang dialami. Semoga artikel ini dapat membantu anda.

Scroll to Top