Sebagaimana narkotika kebanyakan, akibat mengonsumsi sabu adalah terjadinya kerusakan fisik, otak, dan juga mental. Meski dampaknya yang begitu mengerikan, masih banyak saja orang yang terjerat menggunakan sabu. Dalam waktu singkat usai dikonsumsi, sabu langsung menghasilkan efek negatif pada kesehatan penggunanya mulai dari depresi, detak jantung meningkat dan bahkan batuk darah. Tentu dapat dibayangkan efeknya dalam jangka panjang. Namun tak ada kata terlambat untuk sembuh. Begini cara sembuh dari kecanduan sabu!
Tahapan Pemulihan Kecanduan Sabu
Sabu yang nama lainnya metamfetamin, speed, atau crack, adalah narkoba stimulan kuat yang bekerja dengan mempengaruhi sistem saraf pusat. Efeknya memicu ledakan energi dan gelombang euforia yang intens. Juga meningkatkan kewaspadaan, mengurangi nafsu makan, meningkatkan aktivitas, banyak bicara, dan memberikan rasa bahagia palsu.
Metamfetamin kadang-kadang diresepkan dalam dosis rendah untuk mengobati kondisi kesehatan mental seperti gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) dan sebagai komponen jangka pendek dalam perawatan penurunan berat badan bagi orang-orang obesitas yang tidak mampu menurunkan berat badan.
Metamfetamin awalnya dikembangkan pada awal abad ke-20 untuk tujuan medis dan digunakan sebagai dekongestan hidung pada inhaler untuk mengobati kondisi pernapasan. Namun kini, sabu banyak disalahgunakan untuk tujuan kesenangan yang bersfat sangat adiktif yang merusak fungsi otak dan mengubah pikiran dan tindakan seseorang.
Cara sembuh dari kecanduan sabu akan melibatkan beberapa langkah penting. Dimulai dengan pengobatan, yang membantu pecandu mengatasi masalah penyalahgunaan sabu melalui detoksifikasi dan terapi perilaku. Kemudian dilanjutkan dengan tahap rehabilitasi.
Pemulihan kecanduan sabu terjadi dalam lima tahap. Dua minggu pertama adalah yang paling intens. Namun seiring berjalannya waktu dan dengan bantuan dan dukungan, pasien akan mempelajari keterampilan baru untuk mengatasi penyalahgunaan sabu dan menemukan minat hidup baru.
Tahap Penarikan (Hari 0 hingga 15)
Tahap penarikan adalah tahap pertama pemulihan kecanduan sabu. Selama penghentian obat, pasien akan mengalami kelelahan, disorientasi dan depresi serta gemetar dan jantung berdebar-debar. Gejala putus sabu harus ditangani di fasilitas rehabilitasi, di mana tenaga medis akan memberikan obat antidepresan untuk meningkatkan suasana hati, konsentrasi, dan kualitas tidur.
Tahap Honeymoon (Hari ke 16 hingga 45)
Setelah tahap penghentian sabu berakhir, maka tubuh pun mulai pulih. Keinginan untuk menggunakan sabu memudar, energi meningkat, dan suasana hati, kepercayaan diri, dan optimisme meningkat. Namun, dalam beberapa kasus, pasien secara salah percaya bahwa masalah sabu mereka telah berakhir. Hal ini menyebabkan banyak klien rehabilitasi meninggalkan pengobatan dan terus menggunakan alkohol atau obat-obatan lain.
Tahap Pemulihan (Hari 46 hingga 120)
Selama tahap pemulihan sabu ini, pasien sangat rentan mengalami kekambuhan. Mereka juga menemukan sedikit kesenangan dalam hidup dan mengalami energi rendah, kesulitan berkonsentrasi, mudah tersinggung dan susah tidur.
Tahap Penyesuaian (Hari 121 hingga 180)
Risiko kekambuhan berkurang selama tahap penyesuaian pemulihan sabu ini. Selama fase ini, pasien merasa berhasil dan optimis. Mereka mulai beradaptasi dengan gaya hidup baru mereka, yang mungkin mencakup pekerjaan atau hubungan baru.
Tahap Resolusi (Hari ke 181 dan seterusnya)
Tahap resolusi mewakili enam bulan ketenangan. Dalam kurun waktu enam bulan, pasien sudah terbiasa mempelajari keterampilan baru mengetahui tanda-tanda kambuh, mempertahankan gaya hidup baru, dan mengidentifikasi bidang minat baru.
Pemulihan Otak yang Rusak
Proses pemulihan dari kecanduan sabu bisa menjadi perjuangan yang melelahkan dalam beberapa bulan pertama. Pasien yang sudah menyelesaikan proses pengobatan sering kali masih memiliki keinginan untuk menggunakan sabu kembali. Mereka mungkin juga ingin kembali ke lingkungan lama di mana mereka pernah menggunakan sabu.
Orang-orang dalam masa pemulihan mungkin masih merasakan dampak penyalahgunaan sabu di masa lalu. Misalnya, mulut sabu yang tidak kunjung hilang meski telah menyelesaikan proses pengobatan.
Depresi, yang merupakan gejala umum kecanduan sabu, juga dapat bertahan hingga masa pemulihan berakhir. Penyakit mental ini memengaruhi cara penderita berpikir, merasakan, dan menangani aktivitas sehari-hari. Biasanya kombinasi terapi dan pengobatan tertentu dapat membantu meningkatkan suasana hati dan mengurangi pikiran depresi.
Perlu diketahui bahwa kecanduan sabu akan secara permanen mengubah otak. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sabu secara kronis dapat mengubah bagian otak yang mengontrol emosi dan memori. Hal ini juga dapat mengurangi kecepatan motorik dan mengganggu pembelajaran verbal.
Artinya, orang yang baru pulih dari kecanduan sabu mungkin mengalami masalah dalam belajar dan mengendalikan impuls. Mereka mungkin mempunyai masalah di sekolah, di tempat kerja atau di dalam keluarga. Dibutuhkan waktu dan komitmen untuk mengatasi permasalahan yang masih ada akibat penyalahgunaan sabu.
Namun para ilmuwan menemukan bahwa otak pengguna sabu dapat mengalami kesembuhan seiring berjalannya waktu. Faktanya, pemindaian otak menunjukkan bahwa penurunan kadar dopamin di otak yang disebabkan oleh penggunaan sabu secara terus-menerus akan membaik secara signifikan setelah 14 bulan berhenti menggunakan sabu.
Cara Menghindari Kekambuhan Sabu
Kekambuhan sering terjadi pada orang yang baru pulih dari kecanduan narkoba. Menurut penelitian, 40 hingga 60 persen dari mereka yang berada dalam masa pemulihan kecanduan mengalami kekambuhan setelah menyelesaikan rehabilitasi.
Mengidam narkoba memang sulit untuk diatasi, tetapi tidak bertahan lama. Keinginan untuk menggunakan sabu seringkali hanya terlintas selama 15 hingga 30 menit saja. Karena itu mengetahui bahwa perasaan ini akan mereda dapat membantu mantan pecandu menghindari dorongan negatif dari dalam itu.
Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan sebagai cara menghindari kekambuhan sabu?
- Pahami pemicu keinginan dan batalkan semua situasi yang dapat menyebabkan kekambuhan, seperti pergi ke pesta atau konser.
- Buatlah rencana untuk menghindari pemicu keinginan menggunakan kembali sabu.
- Jalin hubungan yang akrab dengan orang-orang di sekitar yang tidak menggunakan narkoba.
- Habiskan waktu bersama orang-orang yang Anda percayai dan peduli dengan kesejahteraan Anda
- Lakukan aktivitas sehat yang disukai, seperti berolahraga atau melakukan hobi lama yang sempat ditinggalkan.
Cara sembuh dari kecanduan sabu memang tidak ada yang instan. Orang yang baru pulih dari kecanduan sabu setelah melalui proses detoksifikasi maka harus melanjutkan terapi hingga tuntas. Terapi yang dilakukan di klinik rehabilitasi akan dapat membuat mereka fokus pada tahap-tahap pemulihan yang akhirnya akan bersih sama sekali dari pengaruh sabu.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka