Tracedol: Manfaat dan Dosis Obat - Ashefa Griya Pusaka

Tracedol: Manfaat dan Dosis Obat

Tracedol
Share on:

Tracedol adalah obat yang mengandung zatnonopoid atipikal yang merupakan analgesik kerja sentral atau zat aktif Paracetamol dan Tramadol, diproduksi dalam bentuk sediaan kaplet. Tracedol digunakan untuk mengobati rasa nyeri ringan hingga sedang. Tracedol termasuk golongan obat keras, sehingga perlu untuk dikonsultasikan terlebih dahulu pada dokter sebelum digunakan.

Mengalami rasa nyeri memang suatu hal yang tidak nyaman bagi seseorang. Secara spontan jika nyeri sudah mengganggu atau tidak tertahankan, maka kita bisa melakukan pengobatan ke fasilitas kesehatan terdekat agar diberi obat untuk dikonsumsi sehingga rasa nyeri bisa mereda. Tracedol merupakan salah satu obat pereda nyeri yang akan kita bahas pada artikel ini.

Baca juga: Jenis Obat Pereda Nyeri dan Cara Kerjanya 

Tracedol Obat Apa?

Tracedol adalah obat dengan kandungan tramadol yang ditujukan untuk mengatasi nyeri akut jangka pendek sehingga dosis dan aturan minumnya harus sesuai anjuran dari dokter.

Cara kerja kandungan paracetamol dalam tracedol yang banyak diketahui sekarang adalah dengan cara menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX). Enzim ini berperan sebagai pembentukan prostaglandin yaitu senyawa penyebab nyeri. Dengan dihambatnya kerja enzim COX, maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf pusat menjadi kurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri dapat berkurang. Paracetamol juga menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan hipotalamus set-point di pusat pengendali pada suhu tubuh di otak.

Dosis tracedol

  1. Selalu minum obat ini secara ketat seperti yang diarahkan oleh dokter Anda. Jika Anda belum yakin, konsultasikan kepada dokter atau apoteker Anda.
  2. Dianjurkan untuk mengambil TRACEDOL untuk waktu sesingkat mungkin.
  3. TRACEDOL tidak cocok untuk anak di bawah usia 12 tahun.
  4. Dosis harus disesuaikan dengan intensitas rasa sakit Anda dan kepekaan pribadi Anda terhadap rasa sakit. Secara umum, dosis terendah yang mengurangi rasa sakit harus diambil.
  5. Dosis awal yang direkomendasikan untuk orang dewasa dan remaja di atas 12 tahun, kecuali ditentukan lain oleh dokter Anda, adalah 2 tablet effervescent.
  6. Dosis tambahan dapat diberikan sesuai kebutuhan; ikuti resep dokter Anda.
  7. Interval antara dosis harus setidaknya 6 jam.
  8. Jangan mengonsumsi lebih dari 8 tablet effervescent TRACEDOL per hari.
  9. Jangan minum TRACEDOL lebih sering dari yang diresepkan dokter Anda.

Tracedol terbukti bisa melewati plasenta. Tidak ada penelitian pada wanita hamil. Penggunaan yang aman dalam kehamilan belum ditetapkan. Tracedol tidak dianjurkan untuk ibu menyusui, karena keamanannya pada bayi dan bayi yang baru lahir belum diteliti.

Efek Samping Tracedol

Mengkonsumsi obat kimia seperti tracedol tentu memiliki efek samping jangka pendek dan jangka panjang. Ada dampak paling jelas yang dapat dirasakan ketika mengkonsumsi obat ini.

1. Menurunnya Kemampuan Konsentrasi

Tracedol dapat menurunkan kemampuan mental atau fisik yang diperlukan untuk aktivitas yang berpotensi membahayakan seperti mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin.

2. Overdosis

Tracedol adalah produk kombinasi. Presentasi klinis dari kelebihan dosis dapat meliputi tanda atau gejala dari keracunan tramadol, keracunan asetaminofen atau keduanya. Gejala awal yang terlihat dalam 24 jam pertama setelah overdosis asetaminofen dapat meliputi lemas, pucat dan diaforesis, iritasi pencernaan, anoreksia, mual, serta muntah.

Pada pasien usia lanjut (lebih dari 75 tahun), eliminasi tramadol mungkin tertunda. Dalam hal ini, dokter Anda mungkin menyarankan Anda untuk meminumnya lebih sering.

Baca juga: Kenali Gejala-gejala Overdosis dan Cara Penanganannya

Bagaimana Cara Penyimpanan Tracedol?

Obat Tracedol harus disimpan dengan baik, agar fungsinya tidak rusak. Simpanlah pada tempat yang bersuhu di bawah 30 ºC untuk waktu simpan paling lama hanya 3 tahun.

Demikian artikel terkait Tracedol yang perlu diketahui. Manfaat obat ini sangat dibutuhkan di dunia medis, namun dosis yang digunakan harus sesuai dan perlu mengikuti anjuran dokter agar tidak mengalami overdosis obat.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top