Apa Itu Lupus Nefritis – Penyebab Meninggalnya Shena Malsiana, Eks Kontestan X Factor Indonesia - Ashefa Griya Pusaka

Apa Itu Lupus Nefritis – Penyebab Meninggalnya Shena Malsiana, Eks Kontestan X Factor Indonesia

lupus nefritis 1
Share on:

Belum lama ini kita dikejutkan dengan berita meninggalnya Shena Malsiana yang merupakan penyanyi jebolan X Factor Indonesia Musim pertama. Penyebab meninggalnya penyanyi berusia 32 tahun ini adalah Lupus Nefritis yang menyebabkan kerusakan ginjal. Apa itu lupus nefritis?

Gejala Lupus Nefritis

Lupus nefritis adalah salah satu komplikasi serius dari penyakit lupus sistemik, suatu penyakit autoimun yang dapat mengenai berbagai organ tubuh. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang ginjal, menyebabkan peradangan dan kerusakan pada jaringan ginjal.

Lupus nefritis dapat mempengaruhi fungsi ginjal dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Lupus nefritis mungkin tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal. Namun, seiring perkembangannya, seseorang dengan lupus nefritis dapat mengalami gejala berikut:

  • Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi): Salah satu gejala umum lupus nefritis adalah peningkatan tekanan darah. Ini dapat menjadi tanda awal kerusakan ginjal.
  • Urine Berbusa: Pada tahap lanjut lupus nefritis, urine mungkin mengandung busa yang lebih banyak karena adanya protein dalam urine (proteinuria).
  • Perubahan Pola Buang Air Kecil: Seseorang dengan lupus nefritis mungkin sering buang air kecil, terutama pada malam hari (nokturia), atau mengalami inkontinensia urin.
  • Pembengkakan (Edema): Pembengkakan pada wajah, tangan, kaki, atau pergelangan kaki adalah gejala umum lupus nefritis. Ini disebabkan oleh penumpukan cairan dalam tubuh.
  • Nyeri Punggung Bawah: Beberapa penderita lupus nefritis mengalami nyeri atau ketidaknyamanan pada punggung bawah yang berhubungan dengan gangguan ginjal.
  • Penurunan Fungsi Ginjal: Seiring perkembangannya, lupus nefritis dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang parah, yang dapat berujung pada gagal ginjal.

Diagnosis Lupus Nefritis

Untuk mendiagnosis lupus nefritis, sejumlah langkah diagnostik perlu dilakukan oleh dokter. Langkah-langkah tersebut mencakup:

  • Pemeriksaan Fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat medis pasien.
  • Uji Urine: Uji urine akan mengungkap adanya protein, darah, atau sel darah putih dalam urine, yang merupakan tanda-tanda lupus nefritis.
  • Tes Darah: Tes darah untuk mendeteksi adanya antibodi khusus yang berkaitan dengan lupus, seperti anti-dsDNA dan ANA (antinuclear antibody).
  • Biopsi Ginjal: Biopsi ginjal adalah langkah diagnostik paling pasti. Melalui prosedur ini, sejumlah kecil jaringan ginjal diambil untuk dianalisis di bawah mikroskop.
  • Pemeriksaan Gambar: Pemeriksaan pencitraan seperti ultrasonografi ginjal atau CT scan juga dapat membantu dalam diagnosis.

Tingkatan Lupus Nefritis

Lupus nefritis dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya. Ada beberapa skala klasifikasi yang digunakan, salah satunya adalah skala WHO (World Health Organization). Berikut tingkatan lupus nefritis menurut skala WHO:

  1. Tingkat I: Hanya melibatkan perubahan minimal pada ginjal.
  2. Tingkat II: Melibatkan proliferasi mesangial dalam glomerulus ginjal.
  3. Tingkat III: Melibatkan peradangan aktif dalam sel-sel ginjal.
  4. Tingkat IV: Merupakan bentuk yang lebih serius, dengan kerusakan jaringan ginjal yang signifikan.
  5. Tingkat V: Disebut juga dengan nefritis membranosa, melibatkan kerusakan membran glomerulus.

Tingkatan tersebut akan mempengaruhi rencana pengelolaan dan pengobatan lupus nefritis yang diderita pasien.

Pengelolaan Lupus Nefritis

Pengelolaan lupus nefritis bertujuan untuk mengendalikan peradangan, mencegah kerusakan lebih lanjut pada ginjal, dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Pengelolaan melibatkan beberapa aspek, seperti:

  • Pengobatan Imunosupresif: Penggunaan obat-obatan seperti kortikosteroid, siklofosfamid, atau mycophenolate mofetil bertujuan untuk menghambat sistem kekebalan tubuh yang berperang melawan ginjal.
  • Pengendalian Tekanan Darah: Jika tekanan darah tinggi, obat antihypertensi mungkin diresepkan untuk menjaga tekanan darah dalam kisaran yang aman.
  • Diet Seimbang: Diet rendah garam dan pengaturan asupan protein dapat membantu mengurangi beban ginjal.
  • Pantauan Rutin: Pasien dengan lupus nefritis perlu menjalani pemeriksaan rutin untuk memantau perkembangan penyakit dan respons terhadap pengobatan.
  • Gaya Hidup Sehat: Berhenti merokok, menghindari alkohol, dan menjaga berat badan ideal merupakan langkah penting dalam pengelolaan lupus nefritis.

Prognosis lupus nefritis sangat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya dan respons terhadap pengobatan. Jika lupus nefritis terdeteksi pada tahap awal dan dikelola dengan baik, banyak pasien dapat menjalani hidup yang relatif normal. Namun, pada tingkat keparahan yang lebih tinggi, risiko gagal ginjal dan komplikasi serius lainnya meningkat.

Hemodialisis pada Penderita Lupus Nefritis

Ketika lupus nefritis mencapai tingkat keparahan yang tinggi dan merusak fungsi ginjal secara signifikan, hemodialisis menjadi suatu opsi pengobatan yang penting. Hemodialisis adalah suatu prosedur medis yang digunakan untuk membersihkan darah dari zat-zat berbahaya ketika ginjal tidak lagi dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Proses ini melibatkan penggunaan mesin dialisis khusus yang bertugas menyaring darah, menghilangkan limbah, garam, dan kelebihan cairan, serta mengembalikan darah yang telah dibersihkan ke dalam tubuh. Proses hemodialisis melibatkan beberapa langkah berikut :

  • Akses Darah: Untuk memulai proses hemodialisis, diperlukan akses ke aliran darah pasien. Ini biasanya dilakukan dengan membuat akses vaskular, seperti fistula arteriovena atau kateter.
  • Penghubung ke Mesin: Darah pasien kemudian dihubungkan ke mesin dialisis melalui akses vaskular. Mesin dialisis akan mengambil darah dari pasien dan memompa darah ke dalam filter yang disebut dialiser.
  • Pembersihan Darah: Dalam dialiser, darah akan mengalami proses filtrasi di mana zat-zat berbahaya, seperti urea dan kreatinin, akan disaring.
  • Kembalikan Darah Bersih: Setelah darah dibersihkan, darah yang sudah bersih akan dikembalikan ke dalam tubuh pasien melalui akses vaskular.
  • Sesi Hemodialisis Selesai: Proses ini akan berlangsung selama beberapa jam dan biasanya dilakukan beberapa kali seminggu, tergantung pada kebutuhan pasien.

Hemodialisis memiliki berbagai manfaat penting pada penderita lupus nefritis yang mengalami penurunan fungsi ginjal yang signifikan yaitu :

  • Membersihkan Darah: Hemodialisis membantu membersihkan darah dari zat-zat berbahaya yang biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal yang sehat. Hal ini membantu menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
  • Mengendalikan Gejala: Hemodialisis membantu mengendalikan gejala seperti tekanan darah tinggi, pembengkakan, dan peningkatan kadar urea dan kreatinin dalam darah.
  • Mengurangi Komplikasi: Dengan menjalani hemodialisis secara teratur, pasien lupus nefritis dapat mengurangi risiko komplikasi serius seperti gagal jantung, edema paru, atau hiperkalemia.
  • Meningkatkan Kualitas Hidup: Hemodialisis membantu mempertahankan kualitas hidup pasien dengan lupus nefritis yang mengalami gagal ginjal. Meskipun prosedur ini memerlukan komitmen dan penyesuaian dalam gaya hidup, pengelolaan yang baik dapat memberikan harapan dan kualitas hidup yang lebih baik.

Meskipun hemodialisis memberikan manfaat yang signifikan, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan seperti :

  • Konsistensi: Hemodialisis adalah prosedur yang harus dijalani secara teratur, seringkali beberapa kali seminggu. Pasien harus mampu untuk berkomitmen pada jadwal sesi dialisis yang ketat.
  • Efek Samping: Hemodialisis dapat menyebabkan efek samping seperti hipotensi (tekanan darah rendah), mual, muntah, dan kelelahan. Pasien perlu untuk memahami dan mengatasi efek samping ini.
  • Kehidupan Sehari-hari: Proses hemodialisis dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari pasien, termasuk aspek sosial dan pekerjaan. Dukungan dari keluarga dan tim medis sangat penting.
  • Pilihan Lain: Sebelum memutuskan untuk menjalani hemodialisis, pasien dan dokter harus mempertimbangkan opsi pengobatan lainnya, termasuk transplantasi ginjal. Transplantasi ginjal mungkin menjadi pilihan yang lebih permanen.

Lupus nefritis adalah komplikasi serius dari lupus sistemik yang dapat memengaruhi fungsi ginjal. Diagnosis tepat melalui pemeriksaan urine, tes darah, dan biopsi ginjal sangat penting. Pengetahuan dan perawatan yang tepat dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita lupus nefritis.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top