Kanker Limfoma - Memahami Penyakit Kelenjar Getah Bening - Ashefa Griya Pusaka

Kanker Limfoma – Memahami Penyakit Kelenjar Getah Bening

kanker limfoma 1
Share on:

Bahkan seorang instruktur kebugaran dengan tubuh prima pun bisa menderita kanker limfoma atau kanker kelenjar getah bening. Itu dialami Seorang influencer kebugaran di Atlanta, Amerika Serikat bernama Lee Troutman yang masih berusia 22 tahun. Lalu apa sebenarnya kanker limfoma itu? Penjelasan berikut akan memberikan jawabannya.

Definisi Kanker Limfoma

Kanker adalah penyakit yang telah menjadi momok menakutkan di seluruh dunia. Salah satu jenis kanker yang cukup umum adalah kanker limfoma, yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh manusia. Kanker limfoma adalah kelompok penyakit kanker yang mengenai sistem limfatik, yaitu sistem yang bertanggung jawab untuk memproduksi sel-sel darah putih atau limfosit yang membantu tubuh melawan infeksi. Limfoma terjadi ketika sel-sel limfosit berubah menjadi sel-sel kanker yang tidak dapat dikendalikan.

Sistem limfatik sendiri terdiri dari berbagai jenis jaringan dan organ, termasuk kelenjar getah bening (limfonodi), sumsum tulang, dan limpa. Penyakit ini dapat berkembang di berbagai bagian tubuh, termasuk leher, ketiak, dan selangkangan.

Tipe Kanker Limfoma

Ada dua tipe utama kanker limfoma, yaitu:

  1. Limfoma Hodgkin (LH): Limfoma Hodgkin adalah jenis kanker limfoma yang relatif jarang terjadi. Ciri khasnya adalah kehadiran sel Reed-Sternberg, yang merupakan sel-sel besar dan tidak normal. LH dapat berkembang di berbagai bagian tubuh, termasuk kelenjar getah bening, limpa, dan sumsum tulang. Limfoma Hodgkin lebih umum terjadi pada remaja dan orang dewasa muda.
  • Limfoma Non-Hodgkin (LNH): Limfoma non-Hodgkin adalah kelompok besar kanker limfoma yang mencakup berbagai jenis sel-sel kanker limfosit. LNH lebih sering terjadi daripada LH, dan gejalanya dapat bervariasi tergantung pada jenis sel-sel kanker yang terlibat.

Gejala Kanker Limfoma

Gejala kanker limfoma bisa sangat bervariasi tergantung pada jenis dan stadium penyakitnya. Beberapa gejala umum yang mungkin muncul termasuk:

  • Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Pembengkakan yang tidak nyeri pada kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan adalah gejala yang umum terjadi pada kanker limfoma.
  • Demam: Demam yang tidak jelas penyebabnya dapat terjadi sebagai gejala kanker limfoma.
  • Kehilangan Berat Badan: Kehilangan berat badan yang tidak diinginkan dan tanpa sebab yang jelas adalah gejala kanker limfoma.
  • Kelelahan: Kelelahan yang berlebihan dan berkepanjangan adalah gejala yang seringkali menyertai kanker limfoma.
  • Nyeri pada Kelenjar Getah Bening: Nyeri yang timbul ketika kelenjar getah bening membesar dapat menjadi tanda kanker limfoma.
  • Gatal-gatal Kulit: Beberapa orang dengan kanker limfoma mengalami gatal-gatal pada kulit.
  • Nyeri Dada atau Batuk: Limfoma Hodgkin yang berkembang di mediastinum (daerah di dalam dada yang berisi jantung, pembuluh darah, dan kelenjar getah bening) dapat menyebabkan nyeri dada atau batuk.
  • Pembengkakan Limpa: Limfoma yang memengaruhi limpa dapat menyebabkan pembengkakan di sisi kiri atas perut.

Penyebab Kanker Limfoma

Penyebab pasti kanker limfoma masih belum diketahui. Namun, beberapa faktor risiko telah diidentifikasi yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan penyakit ini. Faktor-faktor risiko kanker limfoma meliputi:

  • Usia: Risiko kanker limfoma meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Kelompok Etnis: Beberapa kelompok etnis memiliki risiko yang lebih tinggi daripada yang lain. Sebagai contoh, orang Kaukasus lebih cenderung terkena limfoma Hodgkin, sementara orang Afrika dan Afrika-Amerika lebih cenderung mengembangkan limfoma non-Hodgkin.
  • Infeksi: Beberapa infeksi seperti infeksi virus Epstein-Barr dan infeksi virus tipe human T-lymphotropic (HTLV) dapat meningkatkan risiko kanker limfoma.
  • Penyakit Autoimun: Orang dengan penyakit autoimun seperti lupus atau sindrom Sjögren memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kanker limfoma.
  • Riwayat Keluarga: Jika ada anggota keluarga yang pernah menderita kanker limfoma, risiko seseorang untuk mengembangkan penyakit ini dapat meningkat.
  • Terapi Radiasi dan Kimia: Paparan terapi radiasi atau agen kimia tertentu dalam pengobatan kanker sebelumnya dapat meningkatkan risiko kanker limfoma.
  • Imunodefisiensi: Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti mereka yang menjalani transplantasi organ atau memiliki infeksi HIV, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan limfoma.

Diagnosis Kanker Limfoma

Proses diagnosis kanker limfoma melibatkan serangkaian langkah yang meliputi:

  • Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa tubuh pasien untuk mencari tanda-tanda pembengkakan kelenjar getah bening dan gejala lainnya.
  • Tes Darah: Tes darah dapat memberikan petunjuk tentang adanya perubahan dalam jumlah sel darah putih, sel darah merah, atau trombosit.
  • Biopsi Kelenjar Getah Bening: Biopsi adalah prosedur di mana sampel jaringan dari kelenjar getah bening yang membesar diambil untuk dianalisis di bawah mikroskop.
  • Pencitraan: Pencitraan seperti CT scan, MRI, atau PET scan digunakan untuk menilai sejauh mana kanker telah menyebar dalam tubuh.
  • Tes Penanda Tumor: Tes darah khusus seperti tes LDH atau tes penanda tumor khusus limfoma dapat membantu dalam diagnosis dan pemantauan.

Pengobatan Kanker Limfoma

Pilihan pengobatan untuk kanker limfoma akan bergantung pada tipe limfoma, stadium penyakit, usia pasien, dan faktor-faktor lainnya. Beberapa metode pengobatan yang umum digunakan termasuk:

  • Kemoterapi: Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan khusus untuk membunuh sel-sel kanker. Ini adalah pengobatan yang paling umum digunakan untuk limfoma.
  • Terapi Radiasi: Terapi radiasi menggunakan sinar-X tinggi energi untuk merusak sel-sel kanker. Ini sering digunakan sebagai pengobatan tambahan setelah kemoterapi.
  • Terapi Targeted: Terapi targeted adalah penggunaan obat-obatan yang dirancang untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker dengan cara tertentu. Contoh terapi targeted untuk limfoma adalah obinutuzumab dan rituximab.
  • Terapi Sel T: Terapi sel T adalah penggunaan sel-sel T yang diubah genetik untuk menargetkan sel kanker. Ini adalah bentuk pengobatan yang relatif baru dan masih dalam pengembangan.
  • Transplantasi Sumsum Tulang: Transplantasi sumsum tulang digunakan dalam beberapa kasus kanker limfoma yang lebih parah. Ini melibatkan penggantian sumsum tulang pasien dengan sumsum tulang sehat dari donor.

Pencegahan Kanker Limfoma

Karena penyebab pasti kanker limfoma belum diketahui, sulit untuk memberikan panduan pencegahan yang pasti. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terkena kanker limfoma, termasuk:

  • Pertahankan Gaya Hidup Sehat: Menerapkan pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan menjaga berat badan yang sehat dapat membantu meminimalkan risiko kanker.
  • Hindari Paparan Zat Beracun: Menghindari paparan zat-zat beracun dan bahan kimia berbahaya dapat membantu mengurangi risiko kanker limfoma.
  • Pemantauan Kesehatan: Penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan.
  • Vaksinasi: Beberapa infeksi virus telah terkait dengan risiko kanker limfoma. Vaksinasi yang tepat dapat membantu mengurangi risiko infeksi.

Kanker limfoma adalah jenis kanker yang memengaruhi sistem limfatik tubuh dan dapat berkembang di berbagai bagian tubuh, termasuk kelenjar getah bening, limpa, dan sumsum tulang. Pencegahan kanker limfoma melibatkan menjaga gaya hidup sehat, menghindari paparan zat beracun, dan pemantauan kesehatan secara teratur.

Publikasi: Ashefa Griya Pusaka

Scroll to Top