Metamfetamin, atau yang dikenal sebagai sabu, merupakan jenis obat stimulan yang sering digunakan secara ilegal sebagai obat rekreasional. Dengan penampilan kristal yang khas, sabu memiliki potensi kecanduan yang tinggi dan berisiko menyebabkan overdosis dan kematian. Seberapa banyak dosis sabu yang mampu membuat penggunanya overdosis ?
Potensi Overdosis Sabu
Sabu mirip dengan amfetamin dan sering diidentifikasi dengan sebutan meth, Ice, Speed, atau glass. Penggunaan metamfetamin ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk memasukkan melalui mulut, penyuntikan, penghirupan, atau pengisapan. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan meth tidak hanya merugikan kesehatan secara fisik, tetapi juga dapat menyebabkan kecanduan yang kuat.
Salah satu fakta menakutkan mengenai narkoba sabu ini adalah potensi overdosisnya yang tinggi. Overdosis tidak selalu terkait dengan jumlah dosis yang besar, karena zat ini dapat menumpuk dalam tubuh seiring waktu. Meskipun seseorang mengonsumsi dosis yang relatif kecil, pengguna kronis masih dapat mengalami overdosis.
Berapa Banyak Sabu yang Dibutuhkan untuk Overdosis?
Tidak ada jumlah pasti meth yang dianggap “mematikan” atau dapat menyebabkan overdosis. Banyak faktor yang mempengaruhi, termasuk kemurnian sabu, kondisi kesehatan individu, lamanya pemakaian, riwayat penyalahgunaan obat sebelumnya, dan penggunaan bersamaan dengan obat atau alkohol.
Dalam uji coba pada tikus dan mencit, nilai LD50 (dosis mematikan pada 50% subjek uji) untuk metamfetamin mencapai 55-57 mg/kg. Dosis oral tunggal sebesar 150 mg sudah dianggap dapat menyebabkan situasi yang fatal pada kebanyakan orang. Melalui suntikan, dosis 100 mg atau melalui rokok sebanyak 50 mg juga dianggap sangat berbahaya. Namun, angka-angka ini harus diperhatikan bahwa sabu kristal biasanya mengandung bahan tambahan dan zat, yang dapat mempengaruhi tingkat toksisitasnya.
Selain risiko overdosis yang tinggi, penyalahgunaan sabu juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kerusakan gigi dan gusi yang dikenal sebagai “mulut meth.” Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa overdosis sabu tidak hanya berkaitan dengan efek singkat, tetapi juga dapat menyebabkan dampak jangka panjang yang serius.
Gejala Overdosis Sabu
Jika overdosis sabu terjadi, dampaknya dapat melibatkan berbagai sistem tubuh dan dapat mencakup sejumlah gejala. Beberapa gejala umum overdosis sabu yang biasanya diderita pengguna meliputi:
- Pusing
- Penurunan Kesadaran
- Kejang
- Kebingungan Mental
- Halusinasi
- Ketakutan Ekstrim atau Kondisi Panik
- Perilaku Agresif
- Getaran Tubuh
- Kegelisahan
- Depresi
- Gangguan Memori dan Penilaian
- Mual dan Muntah
- Diare
- Sakit Perut
- Nyeri Dada
- Kesulitan Bernapas
- Kontraksi Otot yang Tidak Normal
- Nyeri atau Kelemahan Otot
Suhu tubuh yang sangat tinggi (hipertermia) juga merupakan dampak serius dan berpotensi fatal dari overdosis sabu. Penggunaan sabu secara kronis juga dapat merugikan jantung dan ginjal.
Pada tahun 2005, laporan DEA Amerika mencatat hampir 4.500 kematian akibat overdosis psikostimulan, termasuk metamfetamin. Namun, situasinya semakin memburuk. Pada tahun 2017, terjadi peningkatan sebesar 543 persen dalam kematian akibat psikostimulan sejak tahun 2005. Angka ini mencapai sekitar 10.333 kematian pada tahun 2017. Statistik ini memberikan gambaran tentang betapa seriusnya masalah penyalahgunaan sabu dan dampaknya terhadap masyarakat.
Penanganan Pertama Penderita Overdosis Sabu
Jika dugaan overdosis sabu terjadi, langkah pertama yang harus diambil adalah menghubungi nomor darurat setempat atau 911. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan sebelum bantuan medis tiba antara lain:
- Pastikan Kepala Tidur Ke Samping: Hal ini dapat membantu mencegah muntah dan tersedak.
- Jangan Menahan Kejang: Jika terjadi kejang, biarkan tubuh bergerak sesuai keinginan. Aman untuk menyingkirkan benda-benda di sekitar yang dapat membahayakan selama kejang.
- Panggil Bantuan Medis: Panggilan segera untuk bantuan medis sangat penting, dan memberikan informasi yang akurat tentang apa yang telah dikonsumsi bisa membantu petugas gawat darurat merespons dengan lebih efektif.
Meskipun tidak ada obat penawar khusus untuk overdosis sabu, perawatan suportif dapat membantu meminimalkan dampak dan mempercepat pemulihan. Beberapa bentuk perawatan yang berguna bagi pecandu sabu biasanya melibatkan:
- Obat Penstabil Jantung: Untuk menormalkan irama jantung yang tidak normal.
- Benzodiazepine: Digunakan untuk mengendalikan kejang.
- Antipsikotik: Suntikan agen antipsikotik mungkin diperlukan untuk mengurangi kegelisahan yang parah.
- Obat Penurun Tekanan Darah: Diberikan untuk mengatasi tekanan darah tinggi.
- Cairan dan Elektrolit: Penting untuk menstabilkan tubuh dan mengurangi risiko kerusakan ginjal.
Berapa Lama Waktu Rehabilitasi Sabu?
Kecanduan sabu merupakan kondisi serius yang membutuhkan perhatian khusus dan langkah-langkah penyembuhan yang tepat. Proses rehabilitasi adalah perjalanan yang dapat mengubah hidup, dan lamanya waktu rehabilitasi meth dapat bervariasi tergantung pada sejumlah faktor.
Proses rehabilitasi pecandu sabu biasanya dimulai dengan langkah pertama yang kritis, yaitu detoksifikasi. Detoksifikasi melibatkan upaya untuk menghilangkan zat beracun dari tubuh, dan dalam konteks kecanduan sabu, ini berfokus pada mengatasi gejala penarikan diri dan keinginan untuk menggunakan kembali. Detoksifikasi dapat dilakukan dengan bantuan obat-obatan dan pendekatan perawatan holistik di pusat rehabilitasi.
Bagi sebagian besar individu, proses detoksifikasi membutuhkan waktu sekitar 7 hingga 10 hari. Namun, durasi ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan secara keseluruhan dan tingkat keparahan kecanduan. Individu yang telah lama mengonsumsi sabu mungkin memerlukan periode detoksifikasi yang lebih panjang.
Setelah detoksifikasi, langkah selanjutnya adalah memasuki tahap perawatan di rumah. Ini adalah waktu di mana tubuh dan pikiran mulai pulih sementara individu belajar untuk mengatasi hidup tanpa ketergantungan pada sabu. Terapi menjadi komponen kunci dalam fase ini, membantu individu membangun kembali kehidupan yang sehat dan merdeka dari kecanduan.
Bagi mereka yang terjerat kecanduan sabu, rehabilitasi adalah kunci penyelamatan hidup. Penggunaan meth dapat merusak organ tubuh, menyebabkan penurunan fungsi kognitif, dan meningkatkan risiko kematian mendadak akibat overdosis. Dengan ketergantungan yang kuat, investasi yang serius dalam pengobatan sangat penting untuk memberikan alat yang dibutuhkan individu untuk melepaskan diri dari kecanduan dan membangun kembali kehidupan yang sehat.
Selain risiko kesehatan fisik, penggunaan sabu juga dapat merusak hubungan interpersonal, menyebabkan penyakit fisik, dan merugikan kesehatan umum seseorang. Melalui pengobatan, individu memiliki peluang untuk mengatasi tantangan ini dan secara bertahap memulihkan kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Rehabilitasi kecanduan sabu bukan hanya tentang menghentikan penggunaan obat, tetapi juga tentang membangun kembali hidup yang sehat dan berarti. Proses ini memerlukan waktu, usaha, dan dukungan yang berkelanjutan. Kunci utama adalah berinvestasi dalam diri sendiri dan menjalani perawatan dengan tekad untuk mencapai pemulihan yang optimal. Dengan bantuan profesional dan dukungan yang tepat, seseorang dapat membangun kembali hidup tanpa ketergantungan pada sabu dan meraih kesehatan perilaku yang lebih baik.
Overdosis sabu dapat menjadi situasi yang sangat serius dan mengancam jiwa. Oleh karena itu, pencegahan dan edukasi mengenai bahaya penyalahgunaan sabu sangat penting. Mengenali gejala overdosis dan segera mencari bantuan medis dapat membuat perbedaan antara hidup dan mati.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka