Gangguan kecemasan (juga disebut neurosis) adalah salah satu penyakit mental yang sangat umum. Neurosis ditandai dengan adanya kecemasan yang berlebihan, tidak menyenangkan, dan berulang. Penyakit kecemasan berlebihan ini berbeda dengan psikosis, tidak ada gangguan pada kepribadian dan gangguan persepsi realitas.
Kecemasan Adalah Reaksi Normal
Baik kecemasan maupun stres adalah emosi alami manusia. Ini adalah mekanisme pertahanan dan adaptasi penting yang membantu kita dalam situasi tertentu (misalnya menghadapi ujian, presentasi, dan semacamnya) untuk berkonsentrasi dan memberikan kinerja maksimal.
Kecemasan sampai batas tertentu merupakan reaksi normal organisme terhadap stres, yang memiliki fungsi adaptif dan memobilisasi energi. Namun, itu tidak boleh melebihi batas yang dapat ditoleransi yaitu berlangsung terlalu lama, sering terjadi, dalam intensitas yang terlalu besar dan tidak memadai.
Kita berbicara tentang gangguan kecemasan ketika mekanisme pertahanan tersebut melebihi kerangka fisiologis yaitu menjadi patologis. Dalam hal ini, kecemasan secara subjektif dirasakan sebagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, sering disertai dengan gejala (berkeringat, aritmia jantung, perasaan sesak dan kaku, dan perasaan ingin pingsan. Menurut teori perilaku, salah mempelajari mekanisme koping stres akan menyebabkan gangguan kecemasan.
Gejala Gangguan Kecemasan Berlebihan
Kecemasan sebagai gejala adalah perasaan subjektif yang dirasakan tidak menyenangkan, terkait dengan perasaan takut, khawatir, dan terancam, yang tidak terkait dengan alasan tertentu. Gejala umum penyakit kecemasan berlebihan meliputi:
- Kecemasan, ketakutan, kekhawatiran
- Depresi
- Fobia
- Obsesi
- Kurang konsentrasi, lekas marah, amnesia
- Gangguan tidur, kelelahan
- Depersonalisasi
- Gejala jantung: palpitasi, takikardia, nyeri dada
- Masalah pernapasan: sesak napas, asma
- Gejala gastrointestinal: kehilangan nafsu makan, mual, muntah, diare
- Nyeri psikogenik
- Gejala neurologis: pusing, ketegangan otot, kehilangan fungsi sensorik, gangguan menelan
- Gejala hot flushes, berkeringat
- Ketidakefisienan
- Menyakiti diri sendiri, kecenderungan bunuh diri
Fobia misalnya, adalah jenis penyakit kecemasan berlebihan yang ditandai dengan ketakutan yang tidak terkendali dan tidak memadai terhadap objek atau situasi tertentu. Pasien memiliki wawasan tentang penyakitnya, dia sepenuhnya menyadari rasa takut yang tidak masuk akal, tetapi dia tidak dapat menekannya dengan keinginannya sendiri. Kita tahu banyak jenis fobia yang berbeda, yang diberi nama sesuai dengan objek yang menjadi sumber ketakutan yang tidak wajar.
Gangguan obsesif kompulsif (OCD) adalah contoh lain penyakit kecemasan berlebihan. Ini ditandai dengan apa yang disebut pikiran mengganggu (sendiri, tidak diinginkan, pikiran berulang, obsesi) dan/atau tindakan berulang kompulsif (kompulsi). Misalnya setelah meninggalkan rumah, seseorang mulai bertanya-tanya apakah dia benar-benar mengunci, mematikan, atau mematikan kompor gas. Dia merasakan ketegangan, kecemasan, kekhawatiran bahwa seseorang akan merampoknya bahwa karena tidak mematikan kompor gas maka akan meledak. Dia harus kembali dan memeriksa semuanya. Setelah memeriksa (melakukan kompulsi, ritual), kecemasan menghilang. Penderita meninggalkan rumah lagi dan semuanya berulang. Misalnya, sebelum dia berangkat kerja, dia harus kembali 17 kali untuk memeriksa pintu yang terkunci.
Terapi Penyakit Kecemasan Berlebihan
Perawatan pilihan pertama saat ini adalah terapi perilaku kognitif. Pasien dihadapkan pada situasi yang menyebabkan dia mengembangkan kecemasan dan kemudian dicegah untuk melakukan ritual/kompulsi. Terapi harus “disesuaikan” dengan pasien, dari yang lebih sederhana ke yang lebih kompleks.
Komponen lain dari perawatan mungkin juga berupa farmakoterapi dengan pemberian obat antidepresan. Langkah-langkah seperti relaksasi dan aktivitas fisik tertentu pun sangat bermanfaat untuk menyembuhkan perasaan kecemasan berlebihan.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka