Dalam dunia medis di kenal obat yang namanya fenobarbital. Fenobarbital golongan obat apa dan seperti apa khasiatnya? Jadi, Fenobarbital adalah obat antiepilepsi yang banyak digunakan dalam pengobatan kejang bagi para penderita epilepsy atau ayan.
Sifat Farmakologi Fenobarbital
Fenobarbital adalah prototipe kelompok barbiturat yang memiliki aktivitas antiepilepsi spesifik. Seperti semua barbiturat, fenobarbital secara kimiawi adalah diamida siklik beranggota enam, yang berasal dari struktur asam barbiturat (malonilurea). Nama sistematisnya adalah 5-etil-5-fenil-2,4,6-(1H,3H,5H)pirimidin trion. Fenobarbital adalah asam lemah, dengan Pka=7.3. Gugus fenil pada posisi 5 memberikan fenobarbital aktivitas antiepilepsi spesifik.
Fenobarbital terbukti manjur untuk obat antilepsi, durasi efek yang lama, toksisitas rendah, dan biaya rendah. Seperti barbiturat lainnya, fenobarbital pun memiliki efek samping berupa depresi sistem saraf pusat. Fenobarbital diserap oleh tubuh dengan baik bila diberikan secara oral, dan dalam bentuk garam natrium pun akan lebih cepat dan sempurna diserap daripada dalam bentuk asam bebas. Efeknya dimulai dalam 1 hingga 2 jam dan bertahan selama 10 hingga 12 jam. Fenobarbital kemudian beredar secara luas dalam cairan dan jaringan, mencapai konsentrasi tinggi di otak, hati, dan ginjal. Dengan pemberian berulang pada orang dewasa, konsentrasi plasma rata-rata 10 g/ml dicapai dan 5 sampai 7 g/ml pada anak-anak.
Mengenal Epilepsi
Epilepsi adalah penyakit yang mempengaruhi sistem saraf pusat yang manifestasi klinisnya biasanya adalah serangan epilepsi. Itu adalah akibat dari pelepasan listrik abnormal neuron di korteks serebral. Sekitar 70% dari gejala epilepsi dapat dikendalikan dengan baik dengan obat antiepilepsi yang salah satunya adalah Fenobarbital. Penyakit ini mempengaruhi individu dari segala usia, meskipun kejadian lebih tinggi biasanya pada bayi dan pada orang tua. Diperkirakan itu mempengaruhi sekitar 1 dari 100 orang.
Pengobatan farmakologis epilepsi dapat berlangsung selama beberapa tahun dan mungkin memerlukan penyesuaian sampai manfaat terapeutik maksimum dicapai dengan efek samping yang minimal. Untuk alasan ini, maka pengobatan harus diawasi oleh dokter spesialis.
Apa saja gejala epilepsi? Epilepsi biasanya bermanifestasi dengan serangan kejang spontan. Gejala kliniknya sangat bervariasi, dari kehilangan kesadaran dengan kejang (yang paling umum dan berbahaya), hingga gejala motorik, sensorik, visual atau psikologis tanpa perubahan tingkat kesadaran. Durasi kejangnya antara 1-5 menit.
Faktor yang paling menentukan untuk prognosis dan pengendalian epilepsi adalah penyebab yang menimbulkannya. Tiga kelompok besar dari penyebab epilepsi adalah:
- Penyebab genetik juga disebut “idiopatik”. Epilepsi jenis ini dihasilkan oleh perubahan genetik dan biasanya ada anggota keluarga lain yang terpengaruh.
- Penyebab struktural. Epilepsi muncul sebagai konsekuensi dari lesi yang diidentifikasi di otak: trauma, stroke dan lesi vaskular lainnya, tumor, infeksi, peradangan, malformasi kongenital korteks serebral, penyakit neurodegeneratif, dll.
- Penyebab yang tidak diketahui. Dalam kasus ini, penyebab epilepsi tidak ditentukan, biasanya lesi struktural mikroskopis.
Beberapa penyebab sangat penting pada usia tertentu :
- Epilepsi genetik biasanya muncul pada bayi dan anak-anak.
- Trauma sebagian besar mempengaruhi orang dewasa muda terkena epilepsi.
- Tumor otak dapat bermanifestasi sebagai epilepsi pada semua usia, terutama pada orang dewasa antara 40-50 tahun.
- Penyakit pembuluh darah otak dan penyakit neurodegeneratif sering menjadi penyebab epilepsi pada orang tua.
Ada banyak obat antiepilepsi yang efektif, Fenobarbital adalah yang populer. Pilihannya tergantung pada jenis epilepsi dan keseimbangan antara kemanjuran maksimum dan efek samping minimum. Perawatan pada penderita epilepsi harus dikontrol secara berkala. Durasinya akan tergantung pada berbagai faktor yang dapat menurunkan atau meningkatkan risiko kekambuhan saat obat tak lagi diberikan.
Perkembangan teknik bedah pun telah membuka kemungkinan penyembuhan baru untuk beberapa kasus epilepsi yang tidak merespon pemberian obat antiepilepsi dengan baik. Pembedahan dipertimbangkan ketika epilepsi tidak merespon pengobatan farmakologis. Ini terjadi pada sekitar 30% orang dengan epilepsi, di mana 5-10% kemungkinan akan menjalani operasi.
Publikasi: Ashefa Griya Pusaka